Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ketum HIP-INTIS ke Pemerintah: Pekerjaan Interior dan Fisik di Proyek Konstruksi Berbeda

Ahmad Kautsar mengatakan, selama satu tahun Hip-Intis berdiri, banyak pengusaha interior dan eksterior

Editor: Saldy Irawan
DOK PRIBADI
HIP-INTIS menggelar perayaan Anniversary ke-1 di kawasan wisata Malino, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Sabtu-Minggu, 17-18 Februari 2024. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Himpunan Pengusaha Interior dan Eksterior Indonesia (HIP-INTIS), Ahmad Kautsar bersyukur di usia satu tahun organisasi nasional yang dipimpinnya mengalami perkembangan pesat.

Hal itu disampaikan Ahmad Kautsar saat HIP-INTIS menggelar perayaan Anniversary ke-1 di kawasan wisata Malino, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Sabtu-Minggu, 17-18 Februari 2024.

Ahmad Kautsar mengatakan, selama satu tahun Hip-Intis berdiri, banyak pengusaha interior dan eksterior yang berbondong-bondong masuk di keanggotaan Hip-Intis.

"Alhamdulillah perkembangannya signifikan, yang tadinya ogah-ogah masuk himpunan, setelah melihat begitu solid dan loyalnya pengusaha interior dan eksterior, semua berbondong-bondong masuk Hip-Intis," kata Ahmad Kautsar yang juga merupakan Owner CV. Zamzamy Furniture Indonesia.

Sebagai informasi, saat ini Hip-Intis untuk wilayah Sulawesi beranggotakan sekitar 160 pengusaha. Sementara secara nasional, tercatat hampir sekitar 500 pengusaha interior dan eksterior Se-Indonesia bergabung di organisasi ini.

Ahmad pun menjelaskan sejumlah pra-syarat bagi para pengusaha interior dan eksterior yang ingin bergabung di Hip-Intis. 

"Kita ada beberapa persyaratan, salah satu persyaratannya adalah dia berstatus pengusaha dan memiliki workshop. Di registrasi online, dia harus mendapat 3 rekomendasi dari pengurus resmi Hip Intis. Kemudian dia foto KTP dan workshop-nya. Setelah mendaftar online, nanti ada tim kesekretariatan yang memverifikasi," jelasnya.

"Keanggotan kami ada dari Kalimantan Barat, Papua. Cuma untuk saat ini kita masih memperkuat wilayah Sulawesi dulu," sambungnya.

Lebih lanjut, Ahmad Kautsar membeberkan latar belakang Hip-Intis berdiri dimana organisasi ini diharapkan menjadi wadah silaturahmi antar para pengusaha interior dan eksterior di Indonesia.

"Latar belakang organisasi kita bagaimana pengusaha interior dan eksterior bisa saling bersilaturahmi, yang tadinya rival atau bersaing berubah jadi rekan kerja," terangnya.

Selain itu, kata Ahmad Kautsar, Hip-Intis diharapkan bisa melahirkan pengusaha-pengusaha interior dan eksterior yang benar-benar profesional dalam pekerjaan dan pengelolaan workshop-nya.

"Harapan kita bagaimana himpunan ini bisa melahirkan pengusaha yang profesional, bukan hanya sebagai pengusaha yang dianggap sebagai tukang saja di kalangan kontraktor atau coorporate. Kita ini pengusaha, punya karyawan, administrasi masing-masing, punya desainer, dan punya tim kerja," tuturnya.

Pada kesempatan ini, Ahmad Kautsar juga menyampaikan harapannya kepada pihak pemerintah dimana pihaknya berharap pengusaha interior dan eksterior tidak "dinomorduakan" dalam pekerjaan proyek konstruksi.

Pasalnya, menurut Ahmad, pekerjaan fisik dan interior adalah dua pekerjaan yang sangat berbeda dalam sebuah proyek konstruksi. Oleh karenanya, pekerjaan interior tidak boleh hanya sekedar di-subkon di pekerjaan fisik.

"Sekarang kalau kita berbicara interior, ketika ada proyek pemerintah kita selalu jadi subkon, jadi konstruksi sudah include interiornya. Padahal, itu satuan yang terpisah, pekerjaan fisik dan interior itu beda," tegasnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved