Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Kontestasi Politik dan Keterlibatan Pemuda

Sehingga, pemuda saat ini adalah bagian dari penentu kemajuan dan keberhasilan demokrasi, baik ditingkat daerah maupun nasional.

Editor: Sudirman
Ist
Muhammad Tariq, Penulis Buku “Lintas Analisis Kritis”. Pegiat Literasi dan Pemerhati Sosial 

Oleh: Muhammad Tariq

Penulis Buku “Lintas Analisis Kritis”. Pegiat Literasi dan Pemerhati Sosial

Pemuda atau generasi milenial saat ini menjadi topik perbincangan yang cukup hangat di berbagai kalangan terutama dalam perannya di dunia politik.

Memperhatikan hal tersebut, posisi pemuda saat ini menjadi bagian utama yang akan menentukan kondisi kehidupan berpolitik yang beradab di masa kini dan masa yang akan datang.

Sehingga, pemuda saat ini adalah bagian dari penentu kemajuan dan keberhasilan demokrasi, baik ditingkat daerah maupun nasional.

Berbicara politik tentunya sangat menarik pada kalanagan pemuda, bahkan di ruang publik maupun di warung kopi sekalipun, tak ragu dipenuhi pembahasan mengenai hal tersebut.

Namun, tidak semua kalangan setuju bahwa politik itu sesuatu yang menarik, justru masing-masing orang memiliki pandangan dan minat yang berbeda.

Kenapa demikian, sebagian orang masih setuju dan berpandangan politik itu bukan sesuatu yang dapat mewujudkan kebahagiaan yang sama.

Justru sebagian orang berpendapat bahwa politik itu hanya sebuah alat kotor, bahkan tak jarang masyarakat cenderung anti dengan berbagai persoalan politik karena politik itu identik dengan kelicikan.

Selama ini stigma mengenai politik sering dicitrakan sesuatu yang buruk, kotor dan penuh intrik.

Contohnya saja untuk mewujudkan hajat seseorang ataupun kelompok dalam mencapai tujuan yang dikehendaki, sering kali segala upaya dilakukan, bahkan bertentangan dengan norma dan nilai yang berlaku di masyarakat.

Akan tetapi, politik itu sebenarnya bukanlah sesuatu yang buruk, bahwa dalam kegiatan kita sehari-hari pun itu adalah aktifitas politik.

Karena, politik itu adalah usaha untuk mencapai kehidupan yang baik.

Jikalau masih banyak paradigma sebagian orang yang menyatakan bahwa politik itu buruk, penulis khawatir hal tersebut akan melebar dan membingkai pemikiran sebagian kalangan lain khususnya kalangan pemuda.

Sehingga, perlu kita memberi pemahaman bahwa peran pemuda dalam kontestasi politik kontemporer sangat diperhitungkan sebagai bagian penentu kemajuan dan keberhasilan demokrasi.

Pada saat ini, Indonesia sedang menghadapi era bonus demografi yang dimana penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar dibanding usia non-produktif (65 tahun keatas) dengan proporsi lebih dari 60 persen dari total penduduk Indonesia.

Momentum tersebut tentu harus dihadapi dengan perencanaan yang matang. Melimpahnya SDM yang produktif tidak akan bisa produktif apabila tidak adanya fasilitas yang sesuai dengan keterampilan dan bidang yang dikuasai.

Maka dalam menghadapi tahun politik saat ini, pemerintah perlu menyadari bahwa pentingnya peran pemuda dalam pelaksanaan kontestasi politik merupakan bagian dalam upaya mempersiapkan kualitas SDM yang mempuni.

Posisi generasi milinial saat ini memang sangat diperhitungkan pada tahun politik kali ini.

Hal ini menunjukkan bahwa generasi milenial sangat dibutuhkan dalam kemajuan dan perkembangan kebijakan-kebijakan strategis yang bermanfaat bagi lingkungannya.

Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada tahun 2018 lalu, jumlah pemilih muda generasi milenial mencapai 70-80 juta jiwa dari total 193 juta pemilih se-Indonesia.

Artinya, hampir 40 persen pemilih milenial memiliki pengaruh yang besar terhadap hasil pemilu dan dalam menentukan pemimpin untuk masa mendatang.

Belakangan ini, kita juga melihat beberapa partai politik yang melakukan kampanye dengan semboyan “Politik Anak Muda”.

Inisiatif untuk menyusun strategi kampanye berbasis keterlibatan anak muda merupakan salah satu langkah efektif bagi partai meraup suara mayoritas yang saat ini dimiliki anak-anak muda.

Hal ini tentu didasarkan pada kesempatan strategis bagi para organisasi-organisasi politik untuk melalui berbagai percepatan dalam memberikan ruang bagi anak muda untuk terjun ke dalam dunia politik praktis.

Maka dari itu, agar pemuda mampu beradaptasi memberikan dampak positif sebagai arti kehadiran mereka dalam proses kontestasi politik mendatang dibutuhkan adanya bekal pengetahuan sebagai modal mereka dalam bersaing secara ideal dan konsisten.

Pemuda sebagai bonus demografii harus dimaknai sebagai kesempatan bagi Indonesia untuk melalukan berbagai percepatan pembangunan dengan dukungan sumber daya manusia SDM produktif yang melimpah.

Apalagi ini berkaitan dengan agenda besar pembangunan berkelanjutan meneuju Indonesia emas di tahun 2045.

Gejolak keterlibatan pemuda dalam kontestasi politik nasional bisa dimaknai sebagai dampak baik dan buruk.

Salah satu dampak buruk akibat dari keterlibatan anak muda sebagai partisipasi politik adalah ketidakingintahuan (apatisme) mereka terhadap proses politik yang terjadi saat ini.

Banyak pemilih muda mengabaikan seluruh pelaksanaan politik yang diakibatkan dari tindakan penyelewengan tugas oleh para perumus kebijakan.

Inilah yang harus menjadi perhatian utama terkhusus bagi pemerintah dan partai politik untuk dapat menumbuhkan kembali kepercayaan pemuda untuk berpartisipasi ke dalam dunia politik. Wallahu a’lam bishawab.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved