Cek Fakta
Cek Fakta: Viral Video Solo Rusuh karena Demo Agar Gibran Rakabuming Lengser
Viral di grup WhatsApp video unjuk rasa disertai aksi pembakaran di Solo, Jawa Tengah. "Bakar, bakar, bakar," demikian terdengar
TRIBUN-TIMUR.COM - Viral di grup WhatsApp video unjuk rasa disertai aksi pembakaran di Solo, Jawa Tengah.
"Bakar, bakar, bakar," demikian terdengar teriakan seruan dalam video pendek berdurasi 16 detik itu.
Dalam video, tertera tulisan "Demo di solo Heh gibran keluar kau jokowi benalu di negeri ini pasung gibran dan ci**cang jokowi penghancur demokrasi."
Kemudian, keterangan video di percakapan WhatsApp, "Solo mulai rusuh infox" dan "Kondisi kota Solo hari ini mencekam dan rusuh menentang dan menyuruh GIbran turun alias lengser jadi wali kota solo".
Betulkah Solo rusuh?
Tidak, itu merupakan misinformasi.
Ternyata video tersebut merupakan video unjuk rasa mahasiswa di depan Balai Kota Solo, di Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (8/2/2024) lalu.
Pengunjuk rasa berasal dari sejumlah organisasi, yakni GMNI, KAMMI, FMN, HMI dan sejumlah organisasi yang masuk dalam Cipayung Plus.
Mereka berunjuk rasa di Plaza Balai Kota Solo dan dimulai sekitar pukul 14:30 WIB.
Dalam aksi ini, sejumlah orang sempat orasi di hadapan massa.
Tidak hanya itu saja, aksi membakar ban juga sempat dilakukan oleh massa.
Ini merupakan aksi lanjutan mahasiswa dalam 3 hari yang dilakukan di depan Balai Kota Solo.
Menurut koordinator aksi mahasiswa kali ini, Fierdha Abdullah Ali, unjuk rasa tersebut sebuah gimik dukungan untuk Gibran.
Alasannya, isi dari tuntutan tersebut seharusnya ditujukan pada seseorang yang telah menduduki jabatan tertentu.
"Jadi tidak masuk di akal, ketika ada yang demonstrasi, lalu ada penandatanganan fakta integritas yang sejatinya isi dari tuntutan itu adalah visi-misi Paslon yang diusung dan ada kesepakatan untuk mendukung juga," katanya saat diwawancarai pada sela-sela aksi.
Aksi sejumlah mahasiswa beberapa waktu lalu dinilai Ali akan merusak gerakan mahasiswa.
Sehingga aksi kali ini adalah untuk menjawab fenomena itu.
"Kami mahasiswa Solo Raya tidak terkotakan oleh salah satu Paslon. Mahasiswa Solo Raya tetap independen. Kepentingan mahasiswa adalah untuk mengawal demokrasi Indonesia, bejalan dengan damai, seperti yang diharapkan sehingga menghasilkan pemerintahan yang bersih," kata Ketua HMI Sukoharjo itu.
Hal senada diungkapkan Ketua GMNI Solo, Dian yang mengungkapkan bahwa massa yang bergerak kali ini berdasarkan kesadaran dan bukan bayaran.
"Ini memang aksi yang tergerak dan sadar. Saya raya ini tidak ada bayaran dan tandingan," katanya.
Aksi tersebut diakhiri dengan pembacaan pernyataan sikap dari peserta unjuk rasa.
Sebelum membubarkan diri, Fierdha membacakan petisi yang menyinggung terkait aksi mahasiswa yang sempat diadakan di lokasi yang sama beberapa hari sebelumnya.
"Ini bukan aksi pesanan karena yang hadir bisa jadi singa-singa podium. Betul nggak kawan-kawan? Makanya sore hari ini kita menegaskan bahwa Mahasiswa di seluruh wilayah Solo Raya tidak terkotakkan terhadap salah satu Paslon. Mahasiswa tetap independen," ujar Fierdha di hadapan massa aksi.
Tak hanya itu saja, massa juga mengaku prihatin dengan kondisi demokrasi saat ini yang disebut mengalami kemunduran.
Mereka juga sempat menyinggung terkait permasalahan yang sempat menyeret sejumlah pejabat negara seperti Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) dan Ketua KPU RI.
Lebih lanjut massa juga menyoroti terkait masifnya pembagian bansos yang dilakukan Presiden Jokowi baru-baru ini.
"Saya akan membacakan pernyataan sikap. Aliansi saudara solidaritas perlawanan rakyat Solo Raya. Kembalikan demokrasi untuk rakyat. Aliansi solidaritas perlawanan untuk rakyat Solo Raya, akhir-akhir ini terjadi krisis nilai-nilai etika dalam demokrasi yang diakibatkan oleh kesewenang-wenangan dan ketidakadilan yang dilakukan oleh penguasa negara, dalam hal ini Presiden Jokowi," tegasnya mengatakan.
Berikut tuntutan aksi massa pada saat itu.
1. Mendesak dan menuntut Gibran Rakabuming Raka untuk segera menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang masih terjadi di wilayah serta menjamin kebebasan demokrasi
2. Kecewa dan prihatin pada kondisi demokrasi saat ini yang tidak dapat menjunjung tinggi etika dan prinsip hukum yang didasarkan pada Pancasila dan UUD 1945
3. Mendesak rezim Jokowi beserta semua pejabat pemerintahan untuk mengakhiri penyelewengan kekuasaan demi kepentingan politik praktis.
4. Mengecam segala bentuk praktik-praktik diberlakukannya sistem politik dinasti yang didasarkan atas nama keberlangsungan sebuah negara. Kepentingan keluarga di atas nama kan kepentingan negara
5. Menyerukan kepada pasangan seluruh Capres-Cawapres untuk berkomitmen dengan memperjuangkan pendidikan dan perjuangkan demokrasi, menghentikan segala bentuk kebijakan liberalisasi, komersialisasi dan privatisasi pendidikan.
Sumber berita Tribun Solo dengan topik: Mahasiswa Demo di Solo.(*)
Cek Fakta: Kecepatan Nozzle Pompa Bensin SPBU Pertamina Kurangi Takaran |
![]() |
---|
Cek Fakta: Netanyahu Ancam Hancurkan Indonesia Setelah Iran, Video Sudah Beredar |
![]() |
---|
Cek Fakta: PBNU Terima Aliran Dana Tambang Raja Ampat PT Gag Nikel Lewat Gus Fahrur |
![]() |
---|
Cek Fakta: Kuota Haji Indonesia 2026 Dikurangi 50 Persen |
![]() |
---|
Kejagung Bantah Jaksa Agung ST Burhanuddin Diganti, Kapuspenkum: Masih Berkantor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.