Opini
Masa Tenang Untuk Kejernihan Memilih
Adanya hari pemilu diharapkan rakyat dapat memurnikan harapannya pada saat mencoblos tanpa ada tekanan batin.
Penulis: CitizenReporter | Editor: Ansar
Akan tetapi, suara terus berkelanjutan atas setiap keputusan.
Dengan hemat penulis dalam realitasnya mengingatkan bahwa mandat rakyat harus dipegang secara utuh.
Untuk itu suara rakyat dari hati mendalam dalam memilih pemimpinnya harus diapresiasi melalui suara kebebasan bukan penindasan.
Tidak perlu memberikan ruang kepada orang yang mengajak untuk mengikuti pilihan yang
tidak sesuai kejernihan hati sendiri.
Mandat Suara
Setiap pilihan punya konsekuensi kedepannya.
Memilih dengan prinsip kemurnian hati tentu diawali dengan cara jitu.
Makna sebuah pilihan atas sentuhan suara hati jauh lebih berkesan daripada atas pilihan tanpa keinginan.
Dalam harapan paling dalam dari rakyat tidak lain mengharapkan pemimpin yang terbaik dan bijaksana.
Yang mampu mengayomi, memberikan regulasi yang berfaedah.
Mensejahterakan alih-alih memperburuk keadaan.
Menjalankan mandate setelah dipilih harus segera diatasi.
Makanya, obsesi terkadang peninggalan di setiap pasca pemilihan karena suaranya tidak mampu merebut kursi.
Tingkat keinginan tinggi untuk dipilih menjadikan kewarasan tidak logis lagi.
Jalan apapun diambil asalkan mendapatkan mandat rakyat.
Hari tenang tetap menjadi sasaran sebagai hari final pemilu nantinya.
Memaksimalkan hari akhir sebelum pemungutan suara kerap menjadi acuan target setiap relawan hingga tim sukses.
Dengan demikian, akhir sebuah harapan masyarakat dalam transisi kepemimpinan agar memberikan peluang yang sebesar-besarnya dalam menentukan pilihannya sendiri tanpa gangguan suara lain.
Semua hati memilih dengan caranya sendiri.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.