Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ulik Kekayaan Legislator Sulsel

Caleg DPRD Sulsel: Ada Tawaran Rp 500 Ribu Per Suara

Menurut pengamat politik dari Unhas Adi Suryadi Culla, wajar jika para miliuner berlatar belakang pengusaha menjadi legislator, terlepas dari apa pun

|
Penulis: Edi Sumardi | Editor: Edi Sumardi
TRIBUN TIMUR/SALDY IRAWAN
Baliho caleg DPRD Sulsel dan DPRD Makassar terpampang di kawasan Nipa Nipa, Kecamatan Manggala, Makassar, Sulsel. 

Pada malam Tahun Baru, dirinya disodori 4 proposal permohonan bantuan dana pesta malam Tahun Baru dari calon pemilih di Kecamatan Makassar, Kecamatan Rappocini, Kecamatan Tamalate, dan Kecamatan Tallo.

Cara calon pemilih meminta uang tak bisa dihindari, sebab, dikatakan Askar, mereka berprinsip, kalau bukan sekarang mendapatkan uangnya, kapan lagi.

“Prinsipnya pemilih ada 3. Ini (kampanye) 1 kali dalam 5 tahun, siang malam kita kerja bantu mereka (caleg). Belum tentu datang lagi kalau sudah terpilih,” kata dia menyebutkan.

Askar mengenang punya pengalaman pahit ketika menjadi caleg DPRD Makassar dari Partai Perindo dapil 2 pada Pemilu 2019.

“Saya sudah kasih uang Rp 18 juta, dijanji 112 suara, tapi malah hanya dapat 17 suara,” katanya.

Ketua Bappilu DPD Partai Demokrat Sulsel, Andi Januar Jaury Dharwis juga mengaku pemilih kian pragmatis.

Kondisi itu didukung dengan adanya caleg berkantong tebal dan hanya mengandalkan kekuatan uang agar terpilih.

“Sekarang ada model ambil KTP, KK, lalu tukar dengan uang. Sekarang  ada istilah panjar, mereka mau ukur komitmen caleg. Panjar 1, panjar 2,” kata anggota DPRD Sulsel dari Partai Demokrat dapil Makassar A tersebut, Sabtu (6/1/2024).

Model politik uang seperti itu dilakukan tim pemenangan dengan mendatangi rumah calon pemilih (door to door).

Saat bertarung di Pemilu 2029, Januar mengaku menghabiskan biaya kampanye Rp 350 juta.

Rachmatika mengakui, politik uang tak bisa dianggap tak ada.

“Praktik money politic tidak bisa dianggap tidak ada, tapi itu relatif tiap orang. Tidak semua orang duduk di DPRD karena menghabiskan biaya kampanye miliaran,” ujarnya.

Legislator DPRD Sulsel dari PKS dapil Makassar A, Sri Rahmi mengakui menghabiskan Rp 600 juta pada Pemilu 2019.

Saat diwawancarai pada Jumat (12/1/2024), Rahmi sedang kampanye di Kelurahan Tabaringan, Kecamatan Ujungtanah, Makassar, untuk pencalonannya sebagai anggota DPR RI dari dapil Sulsel 1.

Anggota DPRD Sulsel dan Caleg DPR RI, Sri Rahmi saat kampanye di Kelurahan Tabaringan, Kecamatan Ujungtanah, Makassar, Sulsel, Jumat (12/1/2024).
Anggota DPRD Sulsel dan Caleg DPR RI, Sri Rahmi saat kampanye di Kelurahan Tabaringan, Kecamatan Ujungtanah, Makassar, Sulsel, Jumat (12/1/2024). (TRIBUN TIMUR/EDI SUMARDI)

Kata dia, kini caleg tak bisa semau-maunya memainkan politik uang karena pemilih semakin cerdas.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved