Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilpres 2024

Mahfud MD Tak Minta Jemaah Pilih Ganjar saat Hadiri Pengajian Majelis Taklim, Punya Permintaan Lain

Mahfud MD mengingatkan pentingnya memilih pemimpin menggunakan hati nuraninya sesuai dengan kebenaran yang diajarkan agama maupun norma.

Editor: Ansar
Tribunnews.com
Calon Wakil Presiden nomor urut tiga, Mahfud MD bersilaturahmi kepada para ulama dan jemaah Majelis Taklim dan Dzikir Zaadul Muslim di Kecamatan Bojong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (27/01/2024). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Calon Wakil Presiden nomor urut tiga, Mahfud MD tak kampanyekan dirinya bersama Ganjar Pranowo dipilih saat Pilpres 2024 dalam silaturahmi para ulama dan jemaah Majelis Taklim dan Dzikir Zaadul Muslim.

Saat hadiri acara yang digelar di Kecamatan Bojong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (27/01/2024), Mahfud MD sampaikan permintaannya.

Mahfud MD mengingatkan pentingnya memilih pemimpin menggunakan hati nuraninya sesuai dengan kebenaran yang diajarkan agama maupun norma.

“Punya hati, terus tahu salah tapi pura-pura tidak tahu juga. Lalu, bahwa itu jahat (tapi) pura-pura tak tahu. Lalu, tahu itu baik (tapi) pura-pura tak tahu karena suap, karena teror, karena janji, karena kolusi dan sebagainya,” kata Mahfud.

Untuk itu, dia mengimbau masyarakat untuk tidak tergiur dengan janji-janji manis apalagi suap yang ditawarkan pihak tertentu demi memenangkan suara Pemilu 2024.

Menurut ajaran agama yang dia kutip, orang-orang yang tidak mengikuti hati nurani untuk memilih jalan kebaikan itu adalah orang-orang yang tersesat dan akan menimbulkan bencana besar di masa mendatang.

“Punya hati, tapi tidak punya nurani. Lalu, punya hati tapi tidak mau memahami kebenaran. Mereka itu seperti binatang ternak bahkan lebih sesat. Siapa? Mereka punya mata, punya telinga, punya hati tapi tidak melihat kebenaran,” tuturnya.

Oleh karena itu, Mahfud mengajak masyarakat untuk menggunakan hati nurani dalam memilih calon pemimpin, khususnya dalam Pemilihan Presiden 2024 untuk mendapatkan hasil yang diberkahi Allah SWT.

Kedatangan dan pidato Mahfud disambut meriah oleh ribuan jemaah yang memadati lokasi untuk mengikuti acara Peringatan Hari Ulang Tahun ke-18 Assayidah Ummi Hj Barkah Binti A Fusyani.

Bahkan, pidato itu juga mendapatkan apresiasi yang besar dari Pimpinan Pesantren Zaadul Muslim Kecamatan Bojong, Kabupaten Bogor, Habib Alwi bin Abdurrahman Assegaf.

Menurutnya, pemikiran dan pesan yang disampaikan Mahfud sangat menyentuh hati dan memotivasi para jemaahnya untuk menggunakan hak pilihnya sesuai dengan hati nurani dalam Pemilu dan Pilpres 2024 nanti.

Tidak lupa, ribuan jemaah Majelis Taklim tersebut mendoakan pasangan Ganjar-Mahfud agar dapat terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029 selanjutnya.(*)

Mahfud MD ingin pemilih tak ditekan

Menko Polhukam Mahfud MD, menghadiri Halaqoh Kebangsaan di Pondok Pesantren Al Hijaz, Desa Cimahi, Kecamatan Klari, Kawarang, Jawa Barat, Sabtu (27/1/2024).

Dalam orasinya, Mahfud memberikan pemahaman tentang pemilihan umum.

Ia mengatakan setiap rakyat Indonesia yang sudah boleh memilih, diberikan kebebasan memilih siapa saja yang mereka kehendaki.

"Besok 14 Februari 2024 ada pemilu, hadirin sekalian silakan memilih siapa saja yang dianggap baik menurut hadirin sekalian, ini pemilihan, ini hak rakyat untuk memilih sendiri sesuai kehendaknya," kata Mahfud.

Ia menekankan yang paling penting setiap rakyat Indonesia memahami kalau mereka harus memilih pemimpin yang baik.

Mahfud menegaskan tidak boleh ada pihak-pihak yang mengganggu hak rakyat tersebut.

"Pilih, dan tidak boleh ada yang menekan, rakyat harus diberi kebebasan memilih, siapa yang cocok bagi rakyatnya sendiri," ujar Mahfud.

Baca juga: Saat Jokowi Main Bola Pakai Jersey Merah, Jadi Kiper dan Kebobolan 2 Gol

Ia membenarkan saat ini dirinya memang merupakan Calon Wakil Presiden.

Tapi, ia menyampaikan  tidak boleh dan tidak akan berkampanye ketika sedang menjalani tugas sebagai Menko Polhukam.

Bagi Mahfud, rakyat harus menyadari pentingnya memilih pemimpin yang dirasa baik.

Untuk mengetahui siapa sosok yang baik, salah satunya bisa menanyakan langsung kepada kyai-kyai yang dipercaya.

"Yang penitng memilih itu ikhlas, jangan memilih karena duit, memilih karena tekanan pejabat, kepala desa, memilih karena amplop, pilih yang baik, ini negara ni harus baik," kata Mahfud.

Dalam Islam, Mahfud mengingatkan, orang yang memilih tidak sesuai bisikan kalbu atau hati nurani sudah diperingatkan Allah SWT.

Malah, ada ancaman dicampakkan ke neraka karena tidak menuruti hati nurani.

Mereka, lanjut Mahfud, merupakan orang yang memiliki mata tapi pura-pura tidak melihat kemunkaran.

Mereka pura-pura tidak melihat pelanggaran, bahkan mereka menutup mata melihat tindakan korupsi.

"Karena disuap, karena takut tekanan, mereka punya telinga tapi memilih tidak mau mendengarkan yang benar, kata Allah SWT mereka ini seperti binatang, malah lebih sesat lagi dari binatang," ujar Mahfud.

Untuk itu, ia berharap, seluruh rakyat Indonesia bisa memilih pemimpin yang menurut hati nuraninya bagus.

Menurut Mahfud, dia harus menyampaikan ini agar rakyat bisa tercerdaskan dalam memilih.

"Karena sekarang banyak tokoh masyarakat, bahkan mengaku sebagai tokoh agama, tokoh adat, itu kadang kala mengarahkan ke cara-cara sesat, anak buahnya, rakyatnya umatnya, disuruh pilih ini, padahal yang ditawarkann tidak bagus," kata Mahfud.

Mahfud mengingatkan, Allah SWT melarang jangan sampai manusia menjual kebenaran dengan harga murah dan murahan.

Apalagi, cuma karena uang rela menggerakkan orang memilih calon-calon yang tidak baik.

"Sebagai Menko Polhukam, saya bertugas mengatakan, pilihlah sesuai hati nurani dan informasi tentang kebaikan dari setiap calon. Negara ini harus terpelihara jika tidak ingin hancur," ujar Mahfud. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved