Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilpres 2024

Serangan Balik TKN Prabowo-Gibran ke Tom Lembong 'Langgar Etika'

Serangan balik TKN Prabowo-Gibran kepada Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong anggota Timnas AMIN.

Editor: Ari Maryadi
Tribunnews
Wakil Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo Gibran, Budiman Sudjatmiko. 

TRIBUN-TIMUR.COM -- Serangan balik TKN Prabowo-Gibran kepada Thomas Trikasih Lembong alias Tom Lembong anggota Timnas AMIN.

Tom Lembong adalah mantan menteri era Jokowi-JK.

Jabatannya saat itu Menteri Perdagangan periode 12 Agustus 2015 sampai 27 Juli 2016 dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal periode 27 Juli 2016 – 23 Oktober 2019.

Di Pilpres 2024 ini, Tom Lembong berada di barisan pasangan calon nomor urut satu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Tom Lembong dipercaya sebagai co-capten Timnas AMIN.

Tom Lembong viral dan jadi perbincangan setelah mengungkap ke publik perannya pernah membantu Presiden Jokowi, ayah cawapres nomor urut dua Gibran Rakabuming Raka.

Wakil Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo Gibran, Budiman Sudjatmiko menanggapi pernyataan Tom Lembong yang menyebut 7 tahun membuat contekan untuk Presiden Joko Widodo untuk menanggapi Cawapres Gibran Rakabuming Raka.

Menurut Budiman, pernyataan Tom Lembong tersebut adalah sebuah pelanggaran etika profesional sebagai seorang mantan menteri.

“Pak Tom Lembong yang dulu sebagai pembantu presiden yang memberikan masukan kepada Pak Jokowi ini tidak layak diumumkan kepada publik. Apalagi menyebut kata ayahnya mas Gibran, melanggar etika profesional. Padahal Paslon satu seringkali bicara tentang etika,” tegas Budiman Sudjatmiko kepada wartawan, dikutip dari Tribunnews.com Senin (22/1/24).

Budiman menjelaskan, tugas seorang menteri sebagai pembantu presiden memang memberikan masukan kepada presiden sesuai keahliannya.

“Presiden memang tidak akan menguasai semua hal secara detail, itulah tugas pembantu seorang menteri. Untuk itu dia dipercaya dan mendapatkan fasilitas dari negara. Toh, keputusan terakhir tetap diambil oleh Presiden,” jelasnya.

Hal ini, menurut Budiman, tidak bisa dibandingkan dengan contekan yang dibacakan Cawapres Muhaimin saat debat.

“Dalam konteks Cak Imin, beliau hanya membacakan. Lagi pula, jika sudah diberikan masukan kenapa Cak Imin juga tidak bisa memahami pertanyaan Mas Gibran. Masih tidak nyambung,” ucapnya.

“Kalau Cak Imin memang tak setuju dengan Tom Lembong yang memberi contekan itu justru tak apa-apa, tapi ini tak paham tentang LFP yang sering disampaikan Pak Tom Lembong, bahwa katanya mobil listrik tak lagi butuh nikel,” lanjut Budiman.

Budiman Sudjatmiko juga menyebut, tidak etisnya Tom Lembong tersebut akan membuat semua pihak tidak nyaman.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved