Surat Suara Rusak
Lebih 200 Ribu Surat Suara Pemilu 2024 di Sulsel Rusak
Ada sekitar 200 ribu logistik pemilu dilaporkan tidak layak digunakan. Selain surat suara, beberapa logistik pemilu seperti kotak suara, rusak.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sulawesi Selatan (Sulsel) mengungkap temuan signifikan terkait rusaknya sejumlah logistik pemilu di beberapa daerah.
Komisioner Bawaslu Sulsel, Samsuar Saleh menuturkan bahwa dalam proses pendistribusian logistik pemilu, banyak item logistik mengalami kerusakan, baik surat suara capres-cawapres maupun calon DPD RI Dapil Sulsel.
Selain surat suara, beberapa logistik pemilu seperti kotak suara, dilaporkan rusak selama pendistribusian.
"Kami telah mendapat laporan dari sejumlah Bawaslu Kabupaten/Kota terkait banyaknya surat suara yang rusak dan bahkan ada yang kurang," kata Samsuar Saleh ketika ditemui di Kantor Bawaslu Sulsel, Rabu (10/1/2024).
Kabupaten Pangkep tercatat ada 362 lembar yang rusak, Gowa 104, Jeneponto 161, Takalar 35, Luwu Timur 77, Sinjai 58 surat suara, Bantaeng 964, dan kabupaten lainnya.
Samsuar menjelaskan, 200 ribu lebih surat suara rusak saat percetakan di Makassar.
Hal ini diketahui berdasarkan hasil pengawasan logistik pemilu di 24 kabupaten/kota.
Kendati demikian, Bawaslu Sulsel telah berkoordinasi dengan KPU untuk segera mengganti logistik pemilu yang rusak dan meminimalkan dampaknya terhadap proses pemilihan.
"Hasil temuan surat suara itu banyak rusak saat percetakan di Makassar. Misalnya yang divetak Fajar Grafika 200 ribu. Kurang bagus hasil cetakannya. KPU RI sudah melakukan komunikasi dan akan dicetaknulang," singkatnya.
Sementara itu, anggota KPU Sulsel Divisi Logistik, Marzuki Kadir menyebut, ada 13.096.888 kertas surat suara DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten dan Kota di Sulsel, untuk pemilu 2024 dicetak di Kota Makassar.
Perusahaan yang menangani percetakan tersebut yakni PT Fajar Grafika dan PT Adi Perkasa.
"Jumlah surat suara yang dicetak di Makassar itu, ditangani PT Adi Perkasa berjumlah 7.308.990 lembar, sedangkan PT Fajar Grafika sekitar 5.787.898 lembar," kata Marzuki.
Dia melangatakan, proses percetakan di Makassar khusus untuk DPR RI dan DPRD Provinsi serta Kabupaten dan Kota.
Sedangkan kertas suara untuk DPD RI dan Presiden dicetak di daerah lain, yang dipercayakan oleh KPU RI.
Sementara, sebagian kertas suara telah disalurkan ke 24 kabupaten dan kota.
Dan sebagian masih menunggu jadwal berikutnya untuk tahapan distribusi.
"Jadi, kertas suara dicetak di Makassar itu untuk DPR RI dan Provinsi serta kab/kota. Bahkan sebagain sudah di distribusikan ke daerah. Sedangkan kertas suara DPD RI dan Presiden dicetak di Surabaya," kata Marzuki Kadir.
Lebih lanjut, Marzuki menegaskan bahwa tidak ada perusahaan di Makassar pemenang tender mencetak kertas surat suara.
Hanya saja karena PT. INPERA Pratama Indonesia di Surabaya selaku pemenang tender dikejar deadline sehingga join atau kerjasama B to B.
Di mana dikenal B2B adalah transaksi bisnis yang terjadi antara satu perusahaan ke perusahaan lain.
"Jadi, kami sampaiman bahwa tidak ada perusahaan di Makassar pemenang tender cetak kertas suara, hanya saja perusahaan di Surabaya B to B dengan PT Fajar Grafika dan PT Adi Perkasa untuk percetakan kertas suara dengan jumlah 13.096.888," tuturnya.
Diketahui, PT Fajar Grafika dan PT Adi Perkasa adalah dua industri perusahaan tersebut mencetak 13.096.888 kertas suara wakil rakyat untuk 17 Kabupaten dan Kota se-Sulsel.
Sedangkan 7 daerah lainya tetap dicetak di Surabaya, perusahaan pemenang tender ditunjuk KPU RI.
Perusahaan PT Fajar Grafika mencetak kertas suara di 9 daerah.
Yakni, Kabupaten Luwu Utara, Luwu Timur, Luwu, Tana Toraja, Toraja Utara, Palopo, Barru, Maros, dan Takalar, jumlanya mencapai 5.787.898.
Sedangkan, PT Adi Perkasa memproduksi surat suara di 8 daerah.
Di antaranya, Kabupaten Selayar, Pangkep, Enrekang, Sidrap, Pinrang, Parepare, Bulukmba dan Kota Makassar, total jumlah 7.308.990.
Selanjutnya sisahnya untuk 7 daerah lainya seperti Kabupaten Soppeng, Bone, Jeneponto, Bantaeng, Sinjai, Gowa, Wajo tetap dicetak di Surabaya.
Adapun jumlah mencapai 6.987.849.
Sehingga total kertas suara diproduksi untuk Sulsel 20.084.737.
Diakui, dalam proses percetakan di Makassar, ditemukan ada kerusakan.
Namun, perusahaan akan memperbaiki.
Sedangkan dalam proses percetakan dan distribusi, pihak KPU dibantu oleh keamanan TNI dan Polri serta Bawaslu.
Tujuanya agar menjamin keamanan kertas suara.
"Insyaallah, kami pastikan karena kerja sama B to B ada pengamanan dari polisi dan TNI, Bawaslu dan KPU juga hadir," tutup dia.
Produksi Surat Suara
Berikut produksi surat suara di Makassar:
- PT Fajar Grafika.
1. Luwu Utara 739.155
2. Luwu Timur 673. 958.
3. Luwu 826.625
4. Tana Toraja 608.598
5. Toraja Utara 546.857
6. Palopo 402.805
7. Barru 431.702
8. Maros 855.711
9. Takalar 702.487.
Total: (5.787.898).
- PT Adi Perkasa.
1. Selayar 315.248
2. Pangkep 770.423
3. Enrekang 522.208
4. Sidrap 712.999
5. Pinrang 910.269
6. Parepare 340.045
7. Bulukumba 1.048.343
8. Kota Makassar 2.689.445
Total: (7.308.990).
Jumlah total diproduksi di Makassar: 13.096.888 Kertas Suara.
Dicetak di Surabaya.
1. Soppeng 562.745
2. Bone 1.806.563
3. Jeneponto 910.955
4. Bantaeng 469.738
5. Sinjai 605.407
6. Gowa 1.728.073
7. Wajo 904.368. (*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.