Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Aliansi Buruh Mahasiswa Maros Unjuk Rasa di Kantor Kereta Api, Benarkah Gegara Gaji Pegawai Nunggak?

Mulai dari pencopotan Kepala Balai Kereta Api Sulsel, pembayaran hak kekurangan upah pekerja dan angkat pekerja menjadi karyawan tetap.

Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM / NURUL
Puluhan Aliansi Buruh Mahasiswa Maros (DPC KSPSI Maros dan PP HPPMI Maros) menggelar unjuk rasa di Balai Pengelola Kereta Api (BPKA) Sulsel, Rabu, (10/1/2024). 

TRIBUNMAROS.COM, MAROS - Puluhan Aliansi Buruh Mahasiswa Maros (DPC KSPSI Maros dan PP HPPMI Maros) menggelar unjuk rasa di Balai Pengelola Kereta Api (BPKA) Sulsel, Rabu, (10/1/2024).

Sekretaris DPT Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Kabupaten Maros, Sadikin Sahir mengatakan ada enam yang mereka tuntut.

Mulai dari pencopotan Kepala Balai Kereta Api Sulsel, pembayaran hak kekurangan upah pekerja dan angkat pekerja menjadi karyawan tetap.

“Kemudian bayarkan upah pekerja periode November-Desember 2023, transparansi keuangan dan perekrutan pekerja, serta bayarkan jaminan sosial pekerja,” katanya.

Ia mengatakan upah pekerja jauh dibawah upah minimum provinsi.

“Ini adalah pelanggaran berat terhadap undang-undang ketenagakerjaan,” ujarnya.

Informasi yang didapatkan pihaknya, sudah dua bulan terakhir pekerja belum mendapat upah dari pihak pengusaha.

“Jika ini benar, maka kami berpendapat jelas ini merupakan perbudayaan gaya baru yang terjadi dilingkup rumah dari pemerintah khsusunya kementrian perhubungan,” imbuhnya.

Tak hanya itu, Sadikin juga menyebut jaminan sosial kesehatan maupun ketenagakerjaan para pekerja belum dibayarkan beberapa bulan terkahir.

“Makanya kami menduga adanya indikasi korupsi dan penyalagunaan anggaran negara yanh diperuntukkan kepada para pekerja,” tutupnya.

Sementara itu Kepala BPKA Sulsel, Fathir R Siregar mengatakan demonstrasi ini bukan dilakukan oleh pekerjanya.

“Kami dari balai bingung, yang mereka wakili ini sebenarnya siapa,” tuturnya.

Sebab kata dia 460 karyawan yang telah dipihak ketigakan tidak merasa keberatan.

Ia mengakui karyawan mereka memang membuat petisi ke Balai terkait pemotongan gaji.

“Kemudian kami coba fasilitasi ke vendor yang sebelumnya, dan ternyata banyak gaji karyawan yang dipotong,” ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved