Monitoring Dinas Pertanian Luwu Timur: Petani Kakao Cocok Pakai NPK Pelangi
Sejumlah petani di Kabupaten Luwu Timur, Sulsel cocok menggunakan pupuk NPK Pelangi.
Penulis: Ivan Ismar | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUNLUTIM.COM, TOMONI - Sejumlah petani di Kabupaten Luwu Timur, Sulsel cocok menggunakan pupuk NPK Pelangi.
Itu diutarakan Kabid Perkebunan Dinas Pertanian Luwu Timur, Muhtar kepada Tribun Timur, Rabu (3/1/2024).
"Hasil monitoring di lapangan, petani mengaku NPK Pelangi ini bagus untuk tanaman kakaonya," kata Muhtar.
Muhtar menambahkan, petani yang lahan kakaonya di tanah lembab, mengkombinasikan NPK pelangi dengan pupuk lain.
"Pada 2021 pupuk ini masuk, kami uji coba di lahan kakao milik petani, tahun depannya (2022) kami cek, petani bilang hasilnya bagus," imbuh Muhtar.
Adapun lahan kakao di Kabupaten Luwu Timur berjuluk Bumi Batara Guru seluas 12.008 hektare.
"Secara data statistik untuk saat ini, luas lahan kakao di Luwu Timur 12.008 hektare," ujar Muhtar.
Kabid Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas Pertanian Luwu Timur, I Ketut Pasek, mengatakan lokasi pupuk subsidi khusus NPK pelangi tahun 2023 sebesar, 4.158.917 kilogram atau 4,158,9 ton.
Sementara Alokasi pupuk subsidi tahun 2024 khusus pupuk NPK Pelangi sebesar 812 564 kilogram atau 812,56 ton.
"Alokasi tahun ini berkurang, alokasi itu dikasih tahun ini oleh kementrian, hampir semua kabupaten di Sulsel," kata I Ketut Pasek.
Namun kata Ketut, berdasarkan hasil monitoring di lapangan, petani mengatakan pupuk NPK Pelangi bagus.
Dikutip dari situs resmi Pupuk Kaltim, pupuk NPK produksi Pupuk Kaltim terdiri dari dua jenis yaitu NPK Blending dan NPK Fusion.
NPK dibuat dalam berbagai komposisi, sesuai kebutuhan tanaman dan jenis tanah.
Jenis pupuk ini mengandung tiga unsur hara makro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.
Bahan baku NPK berupa urea, DAP (Diammonium phosphate)/RP (Rock phosphate), KCl (Kalium klorida), dan bahan-bahan lain berupa mikronutrien berkualitas tinggi.
Pupuk Kaltim memiliki dua pabrik NPK dengan dua teknologi pengolahan.
Pabrik NPK Blending memiliki kapasitas produksi sebesar 100.000 ton/tahun.
Sementara itu, pabrik NPK Fusion berkapasitas 200.000 ton/tahun.
Sehingga total kapasitas produksi NPK sebesar 300.000 ton/tahun.
Pupuk NPK non subsidi dipasarkan dengan merek dagang NPK Pelangi.
Pada akhir 2020, kemasan NPK Pelangi mengalami perubahan dari segi visual, sesuai dengan gambar karung di samping, dan mempunyai variasi kemasan 2 kg, 5 kg, 10 kg, 20 kg dan 50 kg.
NPK Pelangi terdiri dari dua jenis, yaitu NPK Blending dan NPK Fusion.
NPK Pelangi jenis blending diproduksi dengan proses mechanical blending, dan berasal dari bahan baku berkualitas tinggi.
Yaitu urea granul, DAP (Diammonium Phospate) dan KCL Flake, serta filler berupa Mg dan Ca sehingga butirannya berwarna warni.
Sedangkan NPK Pelangi jenis Fusion diproduksi melalui proses steam granulation sehingga memiliki butiran pupuk homogen yang mengandung unsur N, P dan K dalam satu butirannya.
Keunggulan NPK Pelangi adalah dapat diformulasikan dengan sangat fleksibel sesuai kebutuhan pelanggan, serta terbukti dapat meningkatkan hasil panen.
NPK Khusus, NPK subsidi juga dipasarkan dengan merek NPK Pelangi, dikhususkan untuk komoditas tanaman kakao.
Yang mana, disalurkan di Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah, dengan kemasan 50 kg. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.