Ketua RW Protes Pengerjaan Paving Block di Daya, Material Pecah Bak Barang Bekas
Masalah pengerjaan jalan tersebut muncul setelah pembuatan drainase di kawasan padat penduduk juga diprotes warga.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pengerjaan paving block di RW 8, RT 01 Kelurahan Daya, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar diprotes oleh warga.
Pasalnya, material yang digunakan oleh pekerja terkesan barang bekas.
Paving yang terpasang dicurigai sudah digunakan di tempat lain.
Masalah pengerjaan jalan tersebut muncul setelah pembuatan drainase di kawasan padat penduduk juga diprotes warga.
Ketua RW 08, Rahim mengatakan, paving yang dipasang di kampungnya sudah retak.
"Banyaknya paving yang retak-retak. Sepertinya sisa-sisa proyek di tempat lain, baru dialihkan di wilayaku," kata Rahim, Selasa (26/12/2023).
"Makanya banyak paving-nya yang rusak," lanjut dia.
Rahim bahkan meminta pekerja untuk membongkar paving yang sudah terpasang.
Selain retak, pengerjaan jalan juga tak dilengkapi dengan papan proyek.
"Saya suruh pekerjanya untuk bongkar. Itu percuma dipasang kalau banyak yang retak-retak. Mana lagi papan proyeknya tidak terpasang," kata dia.
Warga menyebut, proyek di Kelurahaaya terkesan amburadul, khusus di lorong Arul RW 08 RT 01 titiknya tidak jelas.
"Sudah beberapa titik yang dikerja di wilayaku, tidak ada konformasi dari saya selaku ketua RW," kata dia.
Rahim curiga kontraktor dan pengawas kerjasama untuk mendapatkan keuntungan lebih.
"Barusanya ada paving tidak bagus dilihat, banyak yang retak-retaknya," kata dia.
Ia meminta Danny Pomanto juga turut mengawasi proyek lorong.
Sebelumnya, proyek drainase di kawasan padat penduduk Kelurahan Daya juga menuai protes warga.
Drainase sepanjang ratusan meter tersebut melintas di pekarangan rumah warga di Lorong Bersinar RW 04 RT 01.
Bahkan hanya berjarak 25 senti dari tiang rumah panggung milik warga.

Warga heran, sejak drainase dengan kedalaman satu meter tersebut dibangun, tak ada tanda pemberitahuan yang dipasang pihak Kelurahan atau dari pihak ketiga.
"Seperti warga yang kerjakan drainase itu. Tidak ada papan proyek. Padahal proyek kelurahan," kata seorang warga, Nasir.
Meski hanya ratusan meter, pekerja wajib memasang papan informasi.
Warga berhak mengetahui jumlah anggaran, supaya diawasi dengan ketat.
"Jangan sampai realisasi di lapangan tidak sesuai dengan pagu anggaran," kata dia.
Nasir sebagai warga senang dibuatkan saluran air. Namun ia tak yakin, saluran akan berfungsi dengan maksimal.
"Tidak tahu siapa yang awasi itu pekerjaan," kata dia.
Pekerja mengecor dinding drainse saat masih terisi air.
Pekerja hanya melapisi triplek saat membuat cor dinding.
Ia meminta kepada pihak kelurahan supaya mengerjakan drainase tersebut sesuai aturan.
"Kalau dicor ada airnya, saya tidak yakin itu akan tahan lama," ujarnya.
Reaksi Lurah Daya
Lurah Daya, Nur Alam langsung perintahkan kontraktor untuk pasang papan proyek di lokasi drainase.
Namun di lokasi paving block belum ditemukan papan proyek.
"Nanti saya minta pekerjanya pasang papan bicara (drainase)," kata Nur Alam saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu.
Saat dimintai tanggapannya, Nur Alam mengaku suaminya juga berkerja di salah satu perusahaan swasta terbesar di Makassar.
Bahkan, ia juga mengaku memiliki rumah di markas tentara yang ada di Maros.
Makassar Siap Kawal Program Makan Bergizi Gratis |
![]() |
---|
SAKSI KATA: Pengakuan Dosen UNM Dr QDB Soal Dugaan Pelecehan 'Sakit Hati Saya Sudah Terakumulasi' |
![]() |
---|
Daftar Lengkap Kelas Modifikasi di Honda Modif Contest 2025 Makassar |
![]() |
---|
Jaringan Mitra Halal yang Berkelanjutan |
![]() |
---|
Nama Muh Ilham Disebut dalam Pledoi Annar, Bantah Terlibat Permintaan Uang Rp5 Milliar ke Terdakwa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.