Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mantan Rektor UMI Meninggal

Kenang Mokhtar Noorjaya, Prof Zakir: Sosok Orang Tua Penyelamat Saya saat di UMI

Pria kelahiran Bone 77 tahun silam itu, meninggalkan seorang istri Prof Dr Masrurah Mokhtar yang kini menjabat Ketua Yayasan Wakaf UMI.

|
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Saldy Irawan
DOK PRIBADI
Saat Prof Zakir Sabara mendorong kursi roda yang ditumpangi Dr (HC) Mokhtar Noorjaya, beberapa tahun lalu.   

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - "Beliau (Mokhtar Noorjaya) sosok orang tua saya, orang yang mempertahankan saya saat ingin dipecat sebagai mahasiswa UMI," kata Guru Besar Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Muslim Indonesia (UMI), Prof Dr Zakir Sabara HW saat mengenang sosok Dr (HC) Mokhtar Noorjaya.

Mokhtar Noorjaya adalah Mantan Ketua Yayasan Wakaf UMI dan Mantan Rektor UMI yang meninggal dunia di RS Ibnu Sina, Jl Urip Sumoharjo Makassar, Rabu (29/11/2023) pagi.

Jenazahnya dikebumikan di TPU Panaikang, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, sore tadi.

Mokhtar Noorjaya yang lahir 14 Agustus 1946, wafat di usia 77 tahun.

Pria kelahiran Bone 77 tahun silam itu, meninggalkan seorang istri Prof Dr Masrurah Mokhtar yang kini menjabat Ketua Yayasan Wakaf UMI.

Mokhtar Noorjaya juga meninggalkan empat anak dan 13 cucu.

Bagi Prof Zakir, Mokhtar Noorjaya bukan hanya sosok orangtua bagi dirinya.

Lebih dari itu. Sosok Mokhtar Noorjaya, kata dia adalah orang yang sangat berjasa atas kemajuan UMI saat ini.

"Lebih dari separuh hidup beliau, sejak menjadi mahasiswa di UMI sampai akhir hayatnya didedikasikan untuk UMI dan Ummat dengan berbagai amanah yang telah di emban di kampus UMI," kata Prof Zakir Sabara.

"Beliau melewati semua kondisi pasang surut perkembangan dan dinamika yang terjadi di UMI sampai saat ini dan mampu menjadi pengayom dan pelindung untuk semua," ujarnya lagi.

Bahkan tidak jarang kata Prof Zakir, Mokhtar Noorjaya mengabaikan kondisi kesehatan dan kepentingan keluarganya demi UMI.

"Karena segala pikiran tenaga dan seluruh energinya tercurah sangat luar biasa untuk membangun dan mengembangkan UMI serta peradaban ummat," ucap Prof Zakir.

"Beliau adalah guru, orang tua, panutan dan teladan bagi kami semua," sebutnya.

Dari sekian dedikasi itu, ada hal yang paling tidak dapat dilupakan Prof Zakir atas sosok Mokhtar Noorjaya.

Yaitu saat dirinya nyaris di drop out atau dipecat sebagai mahasiswa oleh Mokhtar Noorjaya saat menjadi dosen di era Orde Baru.

Saat itu, Zaki Sabara adalah satu dari sekian mahasiswa UMI yang getol turun ke jalan berunjukrasa atau melakukan aksi demontrasi.

Oleh pemerintahan Orde Baru, aksi unjuk rasa mahasiswa UMI saat itu dianggap menjadi gangguan stabilitas keamanan.

"Beliau pernah hampir memecat saya saat menjadi mahasiswa karena tekanan penguasa masa orde baru, tapi beliau teguh tidak melakukan itu," kenang Zakir.

"Bahkan beliau pula salah satu yang mendorong saya menjadi dosen hingga memotivasi dan memberi ruang yang sangat leluasa kepada saya untuk berkarya dan mengabdi di UMI sampai menjadi guru besar," sebutnya.

Dan saat Zakir Sabara dilantik menjadi wakil dekan 3 FTI-FIK UMI tahun 2009 lalu, Mokhtar Noorjaya masih mengingat momen tersebut.

"Beliau menyampaikan itu, bahwa yg dilantik hari ini adalah mantan mahasiswa yang dulu hampir saya pecat menjadi mahasiswa," tuturnya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved