Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Makassar Leadership Summit 2023

Yunus Trionggo Sebut Banyak Perusahaan Dunia Tidak Miliki Keterampilan Beradaptasi

Yunus Trionggo tampil pada segmen ketiga dengan tema pembahasan 'Driving Leadership Essence: Learning is A Never-Ending Process'.

|
Penulis: Rudi Salam | Editor: Hasriyani Latif
DOK TRIBUN TIMUR
Ketua Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) Yunus Trionggo, saat menjadi pembicara Makassar Leadership Summit 2023 resmi dimulai di Sandeq Ballroom Hotel Claro Makassar, Jl AP Pettarani, Senin (27/11/2023). Ia tampil pada segmen ketiga dengan tema pembahasan 'Driving Leadership Essence: Learning is A Never-Ending Process'. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Lebih dari separuh perusahaan di dunia tanpa disadari sudah tidak relevan.

Sayangnya, tidak lebih dari sepertiga perusahaan di dunia, tidak memiliki kemampuan berinovasi.

Demikian penekanan Ketua Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) Yunus Trionggo, saat menjadi pembicara Makassar Leadership Summit 2023 resmi dimulai di Sandeq Ballroom Hotel Claro Makassar, Jl AP Pettarani, Senin (27/11/2023).

Ia tampil pada segmen ketiga dengan tema pembahasan 'Driving Leadership Essence: Learning is A Never-Ending Process'.

Yunus menyebut, 90 persen CEO menyadari bahwa perubahan terjadi di depan mata mereka.

Sementara 70 persen perusahaan dunia tidak memiliki keterampilan dalam beradaptasi.

Baca juga: Tantangan Pemimpinan Era Digital: Kiat Sukses dari Andi Lukman dalam Makassar Leadership Summit 2023

“Pada saat Artificial Intelligence (AI) mengitasi kehidupan sehari-hari, maka investasi membuat AI itu menjadi nol, karena Artificial Intelligence itu ada dimana-mana,” sebut Yunus.

HR & GA Director PT Bridgestone tersebut mengatakan, pada lima tahun terakhir, perkembangan teknologi 10 kali lipat lebih cepat.

Jika perkembangan teknologi itu tidak bisa diikuti, kata Yunus, maka akan menjadi makhluk yang tidak relevan lagi.

“Jika tidak bisa mengikuti, akan menjadi tidak revelan lagi, menjadi makhluk yang aneh sendiri,” katanya.

Yunus menyebut, pada tahun 2020 tercatat 5,1 juta pekerjaan disrupsi.

Baca juga: BREAKING NEWS: Makassar Leadership Summit 2023 Dibuka, Hadirkan Lebih 20 Pembicara

“Jangan-jangan pekerja kita ada dalam 5,1 juta tersebut,” ujarnya.

Ia menambahkan, dari data yang ada pada tahun 2009 ada beberapa perusahaan yang menguasai pasar.

Seperti Exxon Mobil, Petrochina, Walmart, ICBC, dan China Mobile.

Kemudian pada 2019, data tersebut berubah, dikuasai Microsoft, disusul Apple, Amazon, Alphabet, dan Facebook.

“Pada saya cek perusahaan tersebut masih mendominasi hingga tahun 2023,” tambahnya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved