Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Kesal Harga Cabai Tembus Rp 90 Ribu per Kg di Bone
Pj Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin kesal harga cabai di Kabupaten Bone, melambung tinggi.
Penulis: Ahmad Ghiffary | Editor: Sakinah Sudin
TRIBUN-TIMUR.COM, BONE - Pj Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Bahtiar Baharuddin kesal harga cabai di Kabupaten Bone, melambung tinggi.
Pekan lalu, harga cabai masih di kisaran Rp 55 ribu per kg.
Namun pada Minggu (26/11/2023), harga cabai tembus Rp 90 ribu per kg.
Pj Gubernur Sulsel Bahtiar mendapati harga cabai Rp 90 ribu per kg saat memantau harga bahan pokok di pasar pagi Jl Andalas, Kota Watampone, Bone, Minggu.
Bahtiar turun ke pasar dengan berpakaian olahraga didampingi Pj Bupati Bone Andi Islamuddin.
Dalam kunjungannya itu, Bahtiar mengungkapkan kekesalannya.

"Satu komoditi yang benar-benar harus ekstra itu (cabai), harga cabai di Bone (pekan lalu) masih Rp55 ribu, tadi sudah Rp90 ribu," kata dia.
"Sudah samami di Pasar Daya (Makassar). Masa na kalah maki benda-benda kecil itu," lanjutnya.
Bahtiar pun mengungkapkan Gerakan Menanam Cabai harus makin gencar.
Selain harga cabai, Bahtiar juga memantau harga ayam dan cabai.
Usai memantau harga pasar, Bahtiar melanjutkan agendanya di Lapangan Merdeka.
Salah satu agendanya yakni menyerahkan bantuan bibit cabai secara simbolis kepada Pemkab Bone dan masyarakat.
Upaya Kementan
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) bersama para petani champion di sejumlah daerah terus melakukan pendistribusian cabai ke sejumlah wilayah yang mengalami fluktuasi harga.
Langkah ini dilakukan untuk memperkuat stabilisasi dan ketersediaan pasokan cabai di masyarakat.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan pasokan dan ketersediaan cabai dalam kondisi aman.
Namun demikian, kata dia, pemerintah tetap bergerak dengan membagikan bibit cabai gratis untuk masyarakat Indonesia agar bisa ditanam di pekarangan rumah.
Menurut Amran, langkah ini perlu dilakukan untuk menjaga situasi harga cabai yang fluktuasi.
"Ya kita harapkan ada pembagian bibit. Pak Dirjen Hortikultura menggalakkan tanam cabai 5-10 pot di rumah bisa mencukupi keluarganya," kata Amran, kemarin Kamis (16/11/2023).
Mengenai hal ini, Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto mengatakan bahwa kenaikan harga yang terjadi saat ini disebabkan karena cuaca ekstrem atau musim kering el nino yang berlangsung lama sejak awal tahun 2023.
Akibatnya, petani tak bisa menanam karena kekurangan air. Untungnya, kata Prihasto, saat ini musim hujan sudah tiba yang berlangsung sejak awal bulan lalu.
"Situasi panen bulan lalu kurang maksimal dan banyak terserang penyakit. Sementara pertanaman di bulan Februari-April telah memasuki masa habis panen. Untung lah saat itu memasuki musim penghujan," katanya.
Prihasto mengatakan, cuaca ekstrem atau musim kering memiliki dampak besar terhadap dinamika harga cabai di tingkat grosir. Harga cabai rawit misalnya berkisar di Rp 55.000 hingga 70.000 per kilogram.
Sedangkan untuk cabai keriting berada di kisaran Rp 50.000 hingga 60.000 per kilogram dan cabai TW di kisaran Rp 40.000 hingga 50.000 per kilogram.
Meski demikian, Prihasto memastikan pemerintah melalui kementan terus menjaga stabilitas agar harga cabai yang dinikmati petani tidak dimanfaatkan para cukong dan pedagang nakal sehingga membuat harga cabai di konsumen melonjak tinggi. Kebijakan tersebut diantaranya tetap menjaga pasokan dari para petani Champion Cabai.
"Champion ini adalah mitra strategis Pemerintah dalam menjaga stabilisasi ketersediaan pasokan, baik lokal maupun nasional. Kurang lebih selama dua pekan ini, sejak 31 Oktober 2023, Champion Cabai telah menambah pasokan cabai ke wilayah Jakarta dan sekitarnya dengan cukup besar," katanya.
Prihasto menambahkan, para petani yang tergabung dalam Champion Cabai juga telah menambah pasokan ke Pasar Induk Keramat Jati (PIKJ) sebanyak 28 ton dan dijual dengan harga lebih murah yakni sekitar Rp 5.000 dari rata-rata harga pasar.
"Peran champion yang bekerjasama dengan Guyup Rukun-PIKJ ini terbukti mampu menahan lonjakan harga drastis yang kerap terjadi di PIKJ di bulan-bulan shortage," katanya.
Di samping itu, kementan terus menyediakan sarana penanganan dampak perubahan iklim untuk pertanaman cabai seluas 250 hektare yang dialokasikan di 33 Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) di seluruh Indonesia. Adapun dukungan sarana yang diberikan adalah pemberian pompa air, pipanisasi, embung sederhana, biopori, sumur bor, tandon air, dan teknologi hemat air (irigasi sprinkler, tetes, kabut).
"Ditjen Hortikultura Kementan juga memfasilitasi penanganan dampak perubahan iklis seluas 75 hektare yang dialokasikan di 16 Provinsi, 67 Kabupaten/Kota dalam bentuk sumur dalam," katanya.
Untuk diketahui, Kementan melalui Ditjen Hortikultura terus memberikan dukungan kepada para petani agar berproduksi melalui fasilitasi prasarana seperti smart green house (SGH) untuk budidaya dan nursery untuk pembenihan seedling siap tanam. Kementan juga memberi dukungan pascapanen dalam bentuk bangsal pascapanen, sarana pascapanen dan pengolahan.
"Terakhir, pemerintah terus berupaya mendorong petani di daerah untuk mendaftarkan varietas lokal yang memiliki keunggulan, seperti: tahan organisme pengganggu tanaman (OPT), tahan perubahan iklim dan provitas tinggi," jelasnya. (*)
Bupati Bone Serahkan Bantuan Bibit Sayuran dan 3 Unit Pompa Air ke Batalyon Armed 21/Kawali |
![]() |
---|
Bupati Bone Panen Perdana Padi di Lamuru, Komitmen Perkuat Ketahanan Pangan |
![]() |
---|
Kecelakaan di Poros Bone-Sinjai, Pengendara Motor Tewas Ditabrak dari Belakang |
![]() |
---|
Ratusan Hektare Sawah di Bone Diserang Hama, Produksi Petani Anjlok 30 Persen |
![]() |
---|
Satlantas Polres Bone Kumpulkan 70 Kantong Darah di HUT Lantas ke-70 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.