Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Ronce Mutiara Anregurutta Mangkoso Prof Faried

Benarlah kata Montesque, berikan saya Cinta, Sahabat dan Buku, dunia ini akan saya kuasai.

Editor: Sudirman
Ist
Bachtiar Adnan Kusuma, Penerima Penghargaan Tertinggi Nugra Jasadharma Pustaloka Perpustakaan Nasional RI 

Ia dikenal sebagai pendidik, pendakwah, sosiawan, sekaligus pelopor zakat berkemajuan.

Kedua, Gurutta Faried pelopor literasi baca dan menulis di Sulawesi Selatan.

Jauh sebelum bangsa Indonesia mempopulerkan enam dasar literasi seperti yang digariskan UNESCO dan diabadikan dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Ekosistem Perbukuan Nasional.

Gurutta Faried telah mempopulerkan dan mengamalkannya enam dasar literasi yaitu literasi baca dan tulis dan literasi Agama, Budaya dan Kewargaan sejak bertahun-tahun lalu.

Dengan ketekunan dan disiplinnya yang tinggi membaca buku, memudahkan Gurutta Faried menulis sejumlah buku dan kitab baik dalam bahasa lokal maupun Arab.

Penulis dalam berbagai kesempatan melakukan wawancara dan menulis tentang peran dan kiprah sekalgus sejarah berdirinya Ponpes DDI Mangkoso.

Bagi penulis Gurutta Faried adalah ulama dan pendidik yang memahami dan mengetahui betul pentingnya jurnalisme dalam memajukan sebuah dakwah.

Bagi penulis, Gurutta Faried Wadjedy adalah seorang narasumber yang menarik dan terbuka kepada media massa.

Ketiga, Gurutta Faried adalah ulama berjiwa seni, Ia juga suka melawak dan membuat orang-orang sekitarnya bisa tertawa.

Bagi Gurutta Faried, dakwah membutuhkan kemampuan seni terutama untuk menyampaikan dakwah kepada masyarakat, diperlukan keseriusan dan kesejukan plus sekali-sekali humoris.

Keempat, sebagai Pelopor Literasi Agama yang terus menerus menyebarkan ajaran-ajaran agama Islam, sejuk, santun, enggan menyerang kelompok tertentu, apalagi menyalahkan, ia mengutamakan prinsip-prinsip kearifan dalam menyampaikan dakwah yang memiliki energi berkelimpahan.

Dalam sepanjang perjalanan hidupnya, Gurutta telah mewakafkan pikiran, tenaga, waktu dan hartanya untuk kemajuan pembangunan agama di Sulawesi Selatan maupun di Indonesa.

Sebagai tokoh ulama kharismatik, Gurutta telah hidup di tiga zaman perjuangan. Yaitu, zaman pemberontakan PKI, zaman Orde Baru, zaman Orde Reformasi dan zaman literasi digital.

Menariknya, karena apa yang diperjuangkan Gurutta yaitu Dakwah, Pendidikan, Agama dan Kebudayaan berproses secara terus menerus, tidak pernah berhenti sepanjang masa.

Kelima, Mewariskan peradaban dengan membenarkan Teori Keberlanjutan(Sustainable).

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved