Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Limbah Kima

Bau Busuk Limbah Perusahaan Kima Makassar Dibuang ke Saluran Air, Warga Muntah dan Tak Bisa Tidur

Puluhan tahun warga Kapasa Raya terganggu dengan bau menyengat hasil pembuangan limbah ke saluran air.

Editor: Ansar
Tribun-Timur.com
Warga RT 02 RW 07, Bontoloe, Kelurahan Kapasa Raya, Kecamatan Tamalanrea, Makassar mengeluhkan bau busuk limbah pabrik Kawasan Industri Makassar (Kima). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Warga RT 02 RW 07, Bontoloe, Kelurahan Kapasa Raya, Kecamatan Tamalanrea, Makassar mengeluhkan bau busuk limbah pabrik Kawasan Industri Makassar (Kima).

Puluhan tahun warga Kapasa Raya terganggu dengan bau menyengat hasil pembuangan limbah ke saluran air.

Kesehatan warga terganggu. Sejumlah warga sudah muntah-muntah hingga tak bisa tidur akibat bau busuk.

Setiap hari, saluran air yang membentang dari utara ke selatan dialiri limbah busuk berwarna hitam.

Warga sudah beberapa kali mengeluhkan hal tersebut ke pemerintah setempat, namun tak ada solusi.

Hal itu disampaikan seorang warga, Nasir kepada Tribun-timur.com, Rabu (16/11/2023).

Limbah Kima
Warga RT 02 RW 07, Bontoloe, Kelurahan Kapasa Raya, Kecamatan Tamalanrea, Makassar mengeluhkan bau busuk limbah pabrik Kawasan Industri Makassar (Kima).

"Warga di sini sudah sering mengadu ke pemerintah setempat, tapi tidak pernah ada tindak lanjut," kata Nasir.

Warga sudah mendatangi ketua RT. Mereka kemudian mengadu ke Lurah Kapasa, Abu Bakar dan Lurah Daya, Nur Alam.

Kedua Lurah tersebut malah saling lempar tanggungjawab.

Padahal kedua Lurah itu harus bertanggungjawab atas masalah yang dialami warganya.

"Inikan limbah, ada pembuangan dari Daya. Ada juga dari Kapasa, harusnya dua Lurah ini kasi solusi, tapi tidak ada, nihil," kata Nasir.

Menurutnya, pemerintah terkesan tak peduli dengan kesehatan warga Kapasa Raya.

Tak ada perhatian pemerintah maupun pihak perusahaan, khususnya PT Wahyu.

"Itu kalau sore Pak, air limbah masih rendah. Kalau malam, sudah mencapai tengah saluran. Setinggi pusar orang dewasa," kata dia.

"Semakin malam, bau limbah semakin busuk. Banyak kotoran yang mengapung," kata dia.

Sementara Ketua RT, Adam Cahyadi mengaku sudah menerima aduan warga.

Ia juga sudah hubungi Lurah, namun tak ada hasil.

Lurah bahkan arahkan warga bertemu langsung dengan PT Wahyu, perusahaan yang mengelola cumi-cumi, gurita, udang hingga ikan.

"Kalau bukan Pak Lurah atau Ibu Lurah yang tengahi siapa lagi?. DLH juga tak pernah hadir," kata dia.

Adam bersama warga kini meminta kepada Pemkot Makassar untuk menindak tegas perusahaan yang buang sembarangan limbah pabriknya.

Seharusnya, perusahaan di Kima mengola limbah hingga tak berbau menyengat sebelum dibuang ke saluran air.

"Itu limbah ikan dan sejenisnya, langsung dibuang ke saluran air. Tak ada pengolahan. Makanya hitam dan bau," kata dia.

Adam menjelaskan saluran air Kima tembus dengan Sungai Tallo.

"Ini air, dibuang ke Lakkang (kampung Rudianto Lallo anggota DPRD Makassar). Tapi tidak pernah ji juga protes," kata dia.

Selain warga, bau limbah juga menggangu aktivitas belajar mengajar di tiga sekolah, yakni TK, SD dan SMK Pertiwi Nusantara Makassar.

Bau limbah Kima juga menggangu aktivitas belajar mengajar
Bau limbah Kima juga menggangu aktivitas belajar mengajar di tiga sekolah, yakni TK, SD dan SMK Pertiwi Nusantara Makassar.

"Kasian anak sekolah yang terganggu dengan bau busuk. Ini setiap hari kami rasakan. Sampai ada yang muntah-muntah dan tak bisa tidur," kata dia.

Adam ibaratkan, bau limbah yang dihirup warga setiap hari, bak kotoran kucing yang dibakar.

"Mungkin seperti tahi kucing yang dibakar. Begitu baunya itu limbah," kata dia.

Hingga berita ini diturunkan, penulis masih berusaha mengkonfirmasi Lurah Kapasa, Lurah Daya dan PT Wahyu. (*)

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved