Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Harga Gas Elpiji di Indonesia Tidak Realistis? Pakar Bandingkan Harga Gas Elpiji di Malaysia

Pakar Kebijakan Publik Bambang Haryo Soekartono menilai harga gas Elpiji di Indonesia sangat tidak realistis di bawah kelola manajemen Pertamina.

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Sakinah Sudin
Pertamina
Ilustrasi gas elpiji. 

Alhasil, semua penyuplai BBM yang ada di negara tersebut seperti Shell dan Petron juga menjual gas kepada masyarakat publik dengan harga yang sama seperti yang berlaku di perusahaan negara Petronas.

Padahal, kata BHS, Malaysia sendiri mengimpor gas elpiji dari negara yang sama dengan Indonesia yaitu dari USA, Arab, Qatar, Anggola, Kuwait dan Singapura.

Di Malaysia tabung elpiji 16kg hanya digunakan oleh UMKM /usaha mikro makanan di kedai-kedai kecil di pasar tradisional termasuk pedagang kaki lima yang ada di Malaysia.

"Sedangkan untuk semua pemukiman rakyat di Malaysia sampai ke pelosok sudah teraliri dengan jaringan gas 100 persen dengan harga yang jauh lebih murah dari penggunaan elpiji. Bahkan mendekati gratis hanya membayar service charge saja dengan penggunaan gas yang tidak dibatasi," jelasnya.

Beda dengan di Indonesia yang hampir 100 persen pemukiman masih belum difasilitasi jaringan gas.

Hal tersebut membuat masyarakat Indonesia harus menggunakan tabung elpiji untuk kebutuhan rumah tangganya.

BHS mengungkapkan, Jjringan gas yang sudah dibangun oleh era Hindia Belanda masuk ke sebagian besar perumahan- perumahan di kota kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Medan sudah tidak difungsikan.

Bahkan jaringan gas saat ini di Indonesia baru menjangkau tidak lebih dari 1 persen jumlah rumah penduduk di Indonesia.

Padahal Indonesia bisa dikatakan penghasil gas terbesar di Asia.

China, Jepang, Korea, Singapura pun memasok gas dari Indonesia.

"Ini yang sangat Ironis manajemen pertamina dan PGN di bawah kementerian BUMN dan ESDM termasuk bisa dikatakan gagal dalam menyediakan jaringan gas ke perumahan-perumahan dan industri di Indonesia yang tentu berdampak sangat besar terhadap ekonomi di Indonesia," lata BHS.

"Dan lebih menyedihkan lagi keberadaan tabung elpiji 3kg yang harganya sudah seperti tidak subsidi lagi itupun sulit didapat di daerah daerah sehingga tentu akan berdampak terhadap ekonomi yang sangat besar dan sangat merugikan masyarakat," imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved