Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Nur Hidayah Guru Besar UIN

Cerita Perjalanan Karier dan Pentingnya Jadi Guru Besar bagi Prof Nur Hidayah

Perjalanan panjang selama 10 tahun menuju guru besar memberikan Nur Hidayah banyak pelajaran dan pengalaman berharga.

TRIBUN-TIMUR.COM/SAYYID ZULFADLI
Pengukuhan Nur Hidayah sebagai Guru Besar dalam bidang Manajemen Ilmu Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Alauddin Makassar, Rabu (8/11/2023). Nur Hidayah dikukuhkan Rektor Prof Hamdan Juhannis. 

Pada Dies Natalis ke-48 UIN Alauddin Makassar pada 12 November 2013 menjadi sejarah baru bagi Yaya sebagai seorang dosen perempuan yang baru saja menyelesaikan pendidikan doktor menyampaikan orasi ilmiah di hadapan ratusan orang yang memenuhi Auditorium.

Tak ada orang yang mengetahui ketika itu, betapa kencang degupan jantung Yaya saat menuju podium untuk menyampaikan orasi ilmiahnya. 

"Tapi ada satu tatapan mata yang teduh dan penuh semangat dari seorang perempuan di bawah sana yang yaitu 'Ibu' tersenyum penuh doa mengirim isyarat 'lakukan yang terbaik kamu bisa'. Tatapan itu menjadi spirit kuat yang memicu kepercayaan dirinya saat menyampaikan orasi ilmiah," katanya.

Di akhir orasinya, ia membacakan puisi yang berjudul 'Tafakkur dalam Asa Peradaban' yang merupakan karya yang lahir dari perenungan mendalam di setiap malam saat gelisah dan tak tahu apa yang harus dia tulis memenuhi ruang-ruang pikir yang liar.

Baca juga: Profil Prof Nur Hidayah, Usia 42 Tahun Jadi Guru Besar Pertama FKIK UIN Alauddin Makassar

Ada perasaan gembira bercampur haru dalam diri Yaya ketika gemuruh tepukan tangan dan ucapan selamat datang dari seluruh undangan. 

Hal ini menjadi hadiah dan semangat yang luar biasa baginya, dan itulah awal dia mulai selalu mengucap doa dalam hati. 

“Semoga saya masih diberi kesempatan berdiri berorasi ilmiah di podium seperti ini, kelak saat dikukuhkan menjadi guru besar," katanya.

Perjalanan panjang selama 10 tahun menuju guru besar memberikan Yaya banyak pelajaran dan pengalaman berharga yang membentuk dirinya menjadi lebih produktif, kreatif, dan inovatif.

Melihat berbagai peluang untuk bisa merobohkan narasi kuat 'Bisakah saya menjadi profesor?' menjadi 'Profesor InsyaAllah bisa!' 

Untuk menjawab tantangan ini Yaya mengatakan dibutuhkan kecakapan hidup dan menyadari dirinya berpotensi.

‘’Kita butuh kecakapan hidup dan menyadari bahwa setiap kita punya potensi untuk maju, mengasah kompetensi, kemampuan beradaptasi, dan meyakini bahwa setiap usaha dan doa pasti akan membuahkan hasil meskipun tak tahu kapan waktu yang tepat diberikan Allah SWT kepada kita. Jangan lelah berusaha dan berdoa untuk setiap niat baik untuk manusia dan kemanusiaan," jelasnya.

Tahun 2023 adalah tahun yang paling istimewa bagi Yaya. 

Ia dianugerahi nikmat menjalankan ibadah haji, dan sekaligus mendapatkan SK Guru besar pertama di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar di bidang Manajemen Keperawatan.

Nikmat ini menjadi jawaban konkret atas segala usaha, kerja keras, dan doa yang telah dia tunaikan selama ini. 

"Tentu saja saya sangat bersyukur karenanya. Semoga capaian ini menjadi berkah untuk sesama dan pengembangan ilmu pengetahuan," ucapnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved