Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bincang Circular Economy Ancora Foundation: Sampah Makassar Bisa Hasilkan Rp22,5 Juta per Hari

Executive Director of Ancora Foundation Ahmad Zakky Habibie, mengatakan isu terkait sampah jadi isu besar. 

Penulis: Rudi Salam | Editor: Saldy Irawan
DOK PRIBADI
Bincang Circular Economy Berani Mengubah di Bikin-bikin Creative Hub Nipah Park Makassar, Kamis (9/11/2023). Kegiatan ini menghadirkan narasumber Executive Director of Ancora Foundation Ahmad Zakky Habibie, Kepala Pusat Studi Perubahan Iklim LPPM Universitas Hasanuddin Ir Rijal M Idrus, dan Dosen Teknik Lingkungan Nurul Masyiah Rani Harusi. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Potensi ekonomi dari sampah jika dikelola dengan baik akan menghasilkan nilai ekonomi yang besar.

Hal ini yang mendorong Ancora Foundation menggelar Bincang Circular Economy Berani Mengubah di Bikin-bikin Creative Hub Nipah Park Makassar, Kamis (9/11/2023).

Kegiatan ini menghadirkan narasumber Executive Director of Ancora Foundation Ahmad Zakky Habibie, Kepala Pusat Studi Perubahan Iklim LPPM Universitas Hasanuddin Ir Rijal M Idrus, dan Dosen Teknik Lingkungan Nurul Masyiah Rani Harusi.

Diskusi bersama media di Makassar tersebut membahas seputar permasalahan sampah di Kota Makassar.

Executive Director of Ancora Foundation Ahmad Zakky Habibie, mengatakan isu terkait sampah jadi isu besar. 

Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2022 menyebut sampah di Indonesia yang tidak terkelola 37 persen atau 13,45 juta ton.

Dari data tersebut, kata Zakky, jika sampah dikelola dengan baik akan meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tahun 2023 sebesar Rp593 triliun sampai Rp638 triliun.

“Ini jika dikelola dengan penerapan circular economy,” kata Zakky dalam pemaparannya.

Zakky menekankan, circular economy adalah konsep melihat nilai ekonomis.

“Ini lebih perilaku dilakukan, ada dampak ekonomi yang luar biasa,” sebutnya.

Kendati demikian, menurutnya diperlukan edukasi publik tentang pengelolaan sampah.

Termasuk dalam rekomendasi aksi untuk mencapi penurunan sampah plastik di laut.

Dosen Teknik Lingkungan Nurul Masyiah Rani Harusi memaparkan, Kota Makassar memproduksi 1.023,71 ton sampah per harinya.

Rinciannya sampah plastik sebanyak 21,51 persen atau 220 ton per hari dan kemasan botol plastik bekas pakai di TPA sebanyak 7 persen atau 15 ton per hari.

“Jika dikelola dengan banyak akan menghasilkan nilai uang Rp22,5 juta per hari. Jadi ada Rp22,5 juta yang dibuang per hari. Potensinya di Makassar seperti itu,” papar Nurul.

Ia menambahkan, dibutuhkan edukasi agar mengubah cara berpikir masyarakat untuk mengelola sampah dengan baik.

“Mungkin paradigma berpikir masyarakat yang perlu diubah. Kita harus tingkatkan edukasi,” tambah Nurul.

Pengelolaan Masih Kurang

Kepala Pusat Studi Perubahan Iklim LPPM Universitas Hasanuddin Ir Rijal M Idrus menyebut, di Sulsel secara umum, pengelolaan sampah masih kurang dilakukan. 

Dari penelitian, kata Rijal, sebagian besar desa di Sulsel memiliki penduduk yang dominan masih membuang sampah bukan di tempat sampah, lalu diangkut. 

“Hanya di wilayah perkotaan yang menunjukkan potret tempat pembuangan sampah yang lebih baik,” sebutnya.

Menurutnya, minimnya ketersediaan sarana dan prasarana persampahan serta kebiasaan masyarakat diduga menjadi penyebab masih buruknya kualitas tempat pembuangan sampah di Sulsel.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved