Harga Kedelai Melampung Tinggi, Pedagang Tempe di Bulukumba Terancam Gulung Tikar
Pengrajin tempe tahu di Kabupaten Bulukumba terancam gulung tikar karena harga kacang kedelai melampung tinggi
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Ari Maryadi
TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Pengrajin tempe tahu di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan mengeluh.
Mereka mengaku terancam gulung tikar dari usaha tersebut.
Sebab harga kedelai sebagai bahan baku utama dari tempe tahu tersebut sangat mahal.
Herawati seorang pengusaha tempe tahu di Jl Sungai Parman, Kecamatan Ujung Bulu mengaku jika mereka harus membeli mahal kedelai.
Para pengusaha tahu tempe di Bulukumba harus membeli kedelai Rp 650 hingga Rp 670 ribu per isi 50 kilogram.
Biasanya hanya membeli Rp 300 ribu isi 50 kilogram.
"Kami pengusaha tahu tempe terancam gulung tikar jika harga kedelai terus mahal," kata Herawati, Selasa (7/11/2023).
Ia hanya memperoleh untung Rp 200 ribu dari ukuran 50 kilogram tersebut.
"Sangat tipis keuntungannya, dimana lagi biaya lainnya seperti biaya transpor dan bahan kayu bakar harus kami beli," katanya.
Ia berharap agar pemerintah dapat memberi subsidi harga kedelai itu.
Pengusaha merasakan untung yang baik saat di musim covid 19 lalu. Permintaan tinggi sementara harga kedelai tetap bisa dijangkau.
Oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyatakan bahwa kenaikan harga kedelai dalam negeri dipengaruhi oleh fluktuasi harga kedelai global dan nilai tukar rupiah.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi kepada wartawan di Jakarta bahwa dua faktor tersebut berpengaruh lantaran pemenuhan kebutuhan kedelai Indonesia masih sangat bergantung dari impor.
Kebutuhan kedelai dalam negeri tercatat mencapai 3 juta ton.
Arief mengatakan, adanya rekomendasi teknis dari Kementerian teknis bertujuan agar kementerian tersebut dapat mengatur berapa banyak kedelai yang harus diimpor dan berapa banyak yang dikembangkan untuk kemudian ditanam di Indonesia.
Jika melihat pada tahun-tahun sebelumnya, Indonesia melakukan impor sebanyak 5,17 juta ton kedelai pada 2018.
Jumlahnya naik menjadi 5,34 juta ton pada 2019 dan turun menjadi 3,59 juta ton pada 2020. (*)
Bupati Bulukumba Andi Utta Ingatkan Pramuka Hadapi Ancaman Digitalisasi |
![]() |
---|
9 Ponpes Bulukumba Dorong Santri Melek Teknologi dan Spirit Kebangsaan |
![]() |
---|
Beras Naik, Kapolres Bulukumba Ikut Jualan di Pasar Murah |
![]() |
---|
1,7 Ton Beras Ludes di Pasar Murah Polres Bulukumba |
![]() |
---|
Wabup Bulukumba: Banyak Siswa Tak Tahu Siapa Menteri Pendidikan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.