Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Virus Nipah

Virus Nipah di India Bisa Sebabkan Kematian, Kenali Ciri-cirinya

Lagi-lagi dunia digemparkan dengan hadirnya Virus Nipah India hingga menyebabkan kematian dua warganya. 

Tribun Network
Ilustrasi Virus Nipah - Lagi ramai di media sosial bahwa India diserang Virus Nipah. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Lagi-lagi dunia digemparkan dengan hadirnya Virus Nipah India hingga menyebabkan kematian dua warganya. 

Data yang beredar per 15 September 2023, sebanyak 800 warga India bahkan dalam pengawasan ketat terkait Virus Nipah ini.

Dikutip dari Reuters pada tanggal 12 September 2023, pejabat dari Institut Virologi Nasional India menyatakan, satu orang meninggal akibat virus di September 2023.

DSementara satu orang lainnya meninggal pada akhir Agustus 2023 lalu. 

Virus Nipah ini dikenal telah mewabah di Kerala India sebanyak empat kali sejak tahun 2018.

Wabah ini menelan cukup banyak korban jiwa. 

Baca juga: Virus Nipah Landa India, Kenali Gejala dan Proses Penularan Virus Nipah

Lantas seperti apa ciri-ciri Virus Nipah ini?

Virus Nipah memiliki masa inkubasi sekitar 4-14 hari.

Ini artinya, seseorang dapat mengalami gejala infeksi Virus Nipah setelah virus tersebut masuk ke tubuhnya dalam kurun waktu tersebut.

Infeksi Virus Nipah dapat menimbulkan gejala ringan yang mirip dengan gejala flu, tetapi bisa juga menimbulkan gejala berat yang berisiko menyebabkan kematian.

Tanda dan gejala infeksi Virus Nipah termasuk demam, sakit kepala, batuk, sakit tenggorokan, nyeri otot, sesak napas, dan muntah.

Pada kasus yang lebih parah, infeksi ini dapat menyebabkan peradangan pada otak (ensefalitis) dengan gejala seperti mengantuk berlebihan, kesulitan berkonsentrasi, disorientasi, dan gangguan kesadaran.

Gejala Virus Nipah

Melansir laman WHO, infeksi virus Nipah pada manusia berkisar dari infeksi tanpa gejala hingga infeksi saluran pernafasan akut (ringan, berat), dan pembengkakan otak (ensefalitis) yang fatal.

Orang yang terinfeksi awalnya mengalami gejala termasuk demam, sakit kepala, mialgia (nyeri otot), muntah, dan sakit tenggorokan.

Gejala ini juga dapat diikuti dengan pusing, mengantuk, perubahan kesadaran, dan tanda-tanda neurologis yang mengindikasikan ensefalitis akut.

Beberapa orang juga dapat mengalami pneumonia atipikal dan masalah pernafasan yang parah, termasuk gangguan pernafasan akut.

Ensefalitis dan kejang bisa saja terjadi pada kasus yang parah, berkembang menjadi koma dalam waktu 24 hingga 48 jam.

Masa inkubasi (interval dari infeksi hingga timbulnya gejala) diyakini berkisar antara 4 hingga 14 hari.

Cara Penularan Virus Nipah

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), virus Nipah (NiV) merupakan virus zoonosis (yang ditularkan dari hewan ke manusia) dan juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung antar manusia.

Orang yang terinfeksi akan merasakan infeksi tanpa gejala (subklinis) hingga penyakit pernapasan akut dan ensefalitis yang fatal.

Virus Nipah dapat menular ke manusia dari:

1. Kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi, seperti kelelawar atau babi, atau cairan tubuhnya (seperti darah, urin, atau air liur).

2. Mengonsumsi produk makanan yang telah terkontaminasi oleh cairan tubuh hewan yang terinfeksi (seperti getah palem atau buah yang terkontaminasi oleh kelelawar yang terinfeksi).

3. Kontak dekat dengan orang yang terinfeksi atau cairan tubuhnya (termasuk tetesan hidung atau saluran pernapasan, urin, atau darah).

WHO juga menjelaskan, selama wabah pertama yang diketahui terjadi di Malaysia, yang juga melanda Singapura, sebagian besar penularan pada manusia disebabkan oleh kontak langsung dengan babi yang sakit atau jaringan tubuh mereka yang terkontaminasi.

Penularan diperkirakan terjadi melalui paparan cairan babi yang tidak terlindungi, atau kontak tanpa pelindung dengan jaringan hewan yang sakit.

Dalam wabah berikutnya di Bangladesh dan India, kemungkinan besar sumber infeksi berasal dari konsumsi buah-buahan atau produk buah-buahan (seperti jus kurma mentah) yang terkontaminasi urin atau air liur kelelawar buah yang terinfeksi.

Namun, saat ini belum ada penelitian mengenai persistensi virus dalam cairan tubuh atau lingkungan termasuk buah-buahan.

Selama wabah berikutnya di Bangladesh dan India, virus Nipah menyebar langsung dari manusia ke manusia melalui kontak dekat dengan sekret dan ekskresi manusia.

Di Siliguri, India pada tahun 2001, penularan virus juga dilaporkan terjadi di lingkungan layanan kesehatan, dimana 75 persen kasus terjadi di antara staf rumah sakit atau pengunjung.

Kemudian, dari tahun 2001 hingga 2008, sekitar setengah dari kasus yang dilaporkan di Bangladesh disebabkan oleh penularan dari manusia ke manusia melalui pemberian perawatan kepada pasien yang terinfeksi.

Cara Mencegah Penularan Virus Nipah

Dengan tidak adanya vaksin, satu-satunya cara untuk mengurangi atau mencegah infeksi pada manusia adalah dengan meningkatkan kesadaran akan faktor risiko dan mendidik masyarakat tentang tindakan yang dapat mereka ambil untuk mengurangi paparan terhadap virus Nipah.

Berikut beberapa cara untuk mencegah penularan virus Nipah, dikutip dari kemkes.go.id:

1. Hindari kontak dengan kelelawar atau hewan ternak yang berisiko tertular Virus Nipah.
Jika perlu, Anda bisa memasang jaring di sekitar rumah untuk mencegah kelelawar masuk ke dalam rumah.

2. Cuci bersih sayur dan buah sebelum dikonsumsi serta hindari konsumsi buah atau sayuran yang kotor dan tampak sudah tergigit oleh binatang.

3. Gunakan alat pelindung diri, seperti sarung tangan, sepatu boots, dan pelindung wajah, saat membersihkan kotoran atau urine hewan.

4. Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah berinteraksi dengan hewan atau orang yang sedang sakit, terutama yang memiliki gejala infeksi Virus Nipah.

5. Hindari konsumsi daging kelelawar atau daging hewan ternak yang dimasak kurang matang.

6. Hindari makan atau minum produk yang dapat terkontaminasi oleh kelelawar, seperti getah kurma mentah, buah mentah, atau buah yang terdapat di tanah.

Meski belum ada laporan kasus infeksi virus Nipah di Indonesia, Anda tetap perlu waspada karena virus ini mudah menular dari hewan atau orang yang terinfeksi. 

Virus Nipah Potensi Masuk ke Indonesia

Dikutip dari Tribunews, Ahli Kesehatan Masyarakat sekaligus Epidemiolog Dicky Budiman mengatakan, keberadaan virus Nipah di India berpotensi juga masuk ke Indonesia.

"Indonesia potensinya ada. Namun ini tentu dalam konteks Indonesia cukup sulit. Karena kemampuan deteksi kita masih cukup lemah," ungkap Dicky kepada Tribunnews.com, Senin (18/9/2023).

Menurut Dicky, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan oleh pemerintah seperti penguatan di pintu masuk negara seperti bandara hingga pelabuhan.

Selain itu, perlu adanya pengawasan jika orang yang datang menunjukkan gejala tertentu.

"Misalnya, perlu ada sensor khusus atau klarifikasi pada orang yang menunjukkan tanda sakit atau demam. Kemudian (diperhatikan) dia dari negara yang ada wabah apa. Jadi ini selalu harus di update. Dalam hal ini pintu masuk," jelas Dicky.

Untuk itu, penting bagi masyarakat agar mengenali bagaimana cara penularan dan gejala virus Nipah. (*)

 

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved