Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

13 Mega Proyek di Sulsel Disajikan di South Sulawesi Investment Forum, Ada Stadion Mattoanging ?

Forum ini digagas Pemprov Sulsel bersama Bank Indonesia dengan tema “Reinforcing The Downstream Industry and Circular Economy”.

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Alfian
ist
Potret Desain Proyek Japparate yang rencananya turut disajikan dalam South Sulawesi Investment Forum. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sulsel masih menjadi sorotan investor dengan beragam sumber daya alam.

Dalam memudahkan proses investasi, Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Asrul Sani menyampaikan dalam waktu dekat ini pihak pemprov sulsel bakal menggelar “South Sulawesi Investment Forum”.

Forum ini digagas Pemprov Sulsel bersama Bank Indonesia dengan tema “Reinforcing The Downstream Industry and Circular Economy”.

Tujuannya, Pemprov Sulsel ingin pengembangan ekonomi berkelanjutan di Sulsel terus berkembang dan merambah lintas sektor.

“Rencananya bersama bank Indonesia bakal melaksanakan, sulsel investment forum, dalam dalam waktu dekat ini” sebutnya saat di konfirmasi, Kamis  (14/9/2023).

Informasi yang dihimpun, SSIF akan berlangsung pada Oktober 2023 mendatang

Terkini, Pemprov Sulsel sudah menggodok pemetaan seluruh peluang investasi di 24 Kab/kota se-sulsel.

Draf ini akan disajikan kepada para investor dalam Sulsel Investment Forum. 

“Kita harus publish seluruh potensi investasi yang kita miliki,” katanya

Investasi berkelanjutan ini bisa menyentuh masyarakat daerah.

Diantaranya persoalan lapangan pekerjaan yang kembali akan terbuka lebih luas.

Beberapa potensi investasi yang bakal disajikan mulai dari Beef Cattle Cultivation di Bone dengan nilai Project Rp 36,37 milliar.

Bantaeng Industrial Area senilai Rp 183 Triliun, Integrated Fish Canning Industri in Fisheries and Marine Area  bernilai Rp 1,051 T di Sinjai serta The Development  of the minapolitan Selayar Area Rp 10,9 Miliar di Selayar.

Lalu ada Japparate Commersial and Touriem center senilai Rp 5,1 Triliun di Kota Makassar, South Coastal Toll road dengan nilai Project 13,2 Triliun dan Seaweed Farming Rp 33, 1 Milliar di Bone.

Ada juga Pare-pare industrial and warehouse Estate Rp 150 milliar, Pasi Gusung Selayar island tourism Zone bernilai Rp 540, 82 milliar, Palm Oil Factory sebesar Rp 132 Miliar.

Serta Yassiberui Shipyard Industry Rp 143 Milliar di Barru dan Wind Power Plant Tolo 2 dengan Nilai Project Rp 1,9 Trilliun di Jeneponto.

Rencananya, seluruh proyek ini akan disajikan dalam Sulsel Investment Forum.

Sementara proyek pembangunan stadion tak dimasukan dalam daftar ini.

Sekedar diketahui Stadion Mattoanging saat ini masih terbengkalai begitupun dengan Stadion Barombong.

Pj Gubernur Sulsel Soal Stadion Mattoanging

Proyek pembangunan Stadion Mattoanging, Makassar, Sulawesi Selatan masih menjadi sorotan masyarakat.

Pasalnya, usai bangunannya dibongkar hingga rata sejak tahun 2020, kini nasibnya masih terkatung-katung.

Apalagi Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman telah mengakhiri masa pengabdiannya.

Masyarakat pun makin khawatir, proyek Stadion Mattoanging tak lagi menjadi prioritas penjabat gubernur baru.

Terbaru, Bahtiar Baharuddin telah resmi jadi Pj Gubernur Sulsel.

Masa pengabdiannya terhitung mulai hari ini sampai akhir tahun 2024 mendatang.

Bahtiar akan menghadapi proses Pemilu, Pilpres, hingga Pilkada.

Saat ditanya soal tindak lanjut proyek pembangunan yang dianggap mangkrak, Bahtiar Baharuddin mengaku bakal dibicarakan.

Lantaran baru menyesuaikan diri sebagai penjabat baru, sehingga Bahtiar masih butuh waktu.

"Nanti kita bicarakan. Jangan langsung gas dulu bos. Kasi napas dulu," ujarnya.

Pemaksimalan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) pun menjadi perhatiannya.

Menurutnya, anggaran yang dikelola pemerintah daerah (pemda) harus pastikan bergerak. 

Apalagi sudah masuk di triwulan ketiga.

"Anggaran ini kan stimulan untuk menggerakkan ekonomi masyarakat. Kita Sulsel kan swastanya tidak terlalu besar. Tidak seperti di Batam waktu saya menjabat Pj Gubernur. Ada ribuan triliun uang beredar di sana," katanya.

Ia menegaskan, ketika daerah swastanya tidak terlalu besar, maka dalam menggerakkan ekonomi adalah APBD. 

"Kalau APBD-nya gak bergerak, gimana bisa menggerakkan ekonomi," tandasnya.(*)

 

 

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved