Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Gibran Rakabuming Cawapres

Terungkap Alasan 100 Anak Muda Makassar Dukung Gibran Rakabuming Putra Jokowi Maju Cawapres

Meski belum genap berumur 40 tahun, 100 anak muda di Kota Makassar mendukung Gibran Rakabuming Raka maju calon wakil presiden di Pilpres 2024

Editor: Ari Maryadi
Tribun Solo/Tribun-Timur.com
Kolase Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka dan deklarasi 100 anak muda Makassar. 

Menurut Riyanto, selain pengalaman Gibran memimpin Kota Solo, politisi PDI Perjuangan itu juga dianggap merepresentasi suara kaum millenial.

"Karena dia memiliki pengalaman politik. Mengapa pengalaman politik menjadi barometer? Karena politik merupakan wahana untuk mendapatkan kepentingan kita," ujar Riyanto.

"Sehingga pengalaman Gibran itu bisa membuat kami mendukung beliau sebagai keterwakilan milenial di Indonesia," sambungnya.

Dengan adanya seratusan pemuda millenial yang telah mendeklarasikan diri sebagai Beta Gibran, lanjut Riyanto dukungan ke Gibran dari pemuda Sulsel akan terus bertambah.

"Jadi hari ini kami hadir baru hanya 100 saja. Nanti akan berlipat ganda setelah ini dan kita akan terus memperjuangkan hak generasi kami," jelas Riyanto.

"Jadi kami mengatakan ini adalah perjuangan generasi kami, generasi milenial untuk indonesia," sebutnya lagi.

Terkait dengan sosok calon presiden (Capres) yang akan didampingi Gibran Rakabuming, Riyanto mengatakan tidak mempersoalkan siapapun yang akan Calon Presidennya.

Sebab, sosok Capres yang akan didampingi Gibran kata dia, tentunya sudah menjadi pertimbangan Gibran sepenuhnya.

"Hari ini kita tidak mengatakan siapa presidennya, itu bukan urusan kami. Urusan kami adalah Gibran bisa menjadi Wapres di Pemilu 2024," jelas Riyanto.

Terkait dengan ambang batas usia Cawapres 2024 yang harus berusia 40 tahun yang saat ini masih berpolemik di Mahkamah Konstitusi (MK), pihaknya tetap optimis Gibran menjadi perwakilan gen Z di Pilpres 2024.

"Sejatinya negara ini, hak asasi manusia sudah diatur bahwa setiap warga negara itu berhak dipilih dan dan memilih. Jika ambang batas usia sampai di 40 tahun itu sama halnya tidak mewakili sepenuhnya milenial," ucap dia.

"Perjuangan kita tidak akan putus sampai di situ saja. Indonesia tidak hanya pemilu satu kali saja. Tapi akan berulang kali dan kita akan terus berjuang," tuturnya.(*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved