Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Traktor Bantuan Kementan untuk Petani Palopo Dijual ke Luwu Timur

Penyidik Polres Palopo tengah mendalami kasus dugaan penjualan alat dan mesin pertanian atau Alsintan bantuan kelompok tani dari Kementan.

|
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Abdul Azis Alimuddin
dok pribadi/
Mesin traktor milik petani Desa Cilellang, Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan dicuri maling, Sabtu (26/11/2022) malam. 

TRIBUN-TIMUR.COM, PALOPO - Penyidik Polres Palopo tengah mendalami kasus dugaan penjualan Alat dan mesin pertanian atau Alsintan bantuan kelompok tani dari Kementan.

Bantuan berupa traktor roda empat atau johndeere yang diberikan kepada salah satu kelompok tani di Palopo diduga telah dijual ke warga Kabupaten Luwu Timur.

Kasat Reskrim Polres Palopo, Iptu Alvin Aji Kurniawan mengatakan sudah menerima laporan terkait hal itu.

“Sudah ada laporan masuk dan kami sudah melakukan penyelidikan,” kata Alvin, Rabu (13/9/2023).

Alvin menyebut, pihaknya bahkan telah memeriksa tiga orang saksi.

“Sudah tiga orang yang diperiksa sebagai saksi,” katanya.

Sementara ketua kelompok tani penerima bantuan, diduga telah dijual belum diambil keterangannya.

Lantaran sang ketua sedang berada di luar daerah.

“Kalau ketua kelompok tani yang menerima bantuan alsintan itu belum kita ambil keterangannya, sebab yang bersangkutan lagi berada di luar daerah,” katanya

Bantuan alsintan dari Kementan yang diberikan ke salah satu kelompok tani di Palopo diduga telah dijual.

Itu diketahui dari seorang warga Luwu Timur yang membeli alsintan.

Warga tersebut meminta uangnya kembali setelah mengetahui jika alsintan yang dia beli merupakan bantuan pemerintah.

Kementerian Pertanian Gandeng UGM

Kementan menggandeng UGM terkait pengujian Alsintan untuk menggairahkan kemajuan mekanisasi pertanian produk dalam negeri, karya anak bangsa.

Kerjasama ditandai dengan Penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Pengujian Alat dan Mesin Pertanian dalam rangka Mendukung Sertifikasi Produk.

Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Alsintan Direktorat Jenderal PSP Muhammad Hatta dan Dekan Fakultas Teknik Pertanian UGM Eni Harmayani.

Muhammad Hatta menjelaskan langkah menggandeng lembaga akademik dalam pengujian Alsintan baru pertama kali dilakukan.

Pasalnya, antrean produk yang ingin menyertifikasi produk sudah sangat banyak dan butuh percepatan agar serapan belanja Alsintan bisa memenuhi target.

"Pada saat ini dengan banyaknya permohonan sertifikasi alsintan prapanen maupun pascapanen dan sangat terbatasnya laboratorium pengujian alsintan di Indonesia, kami sangat mengapresiasi Fakultas Tekonologi Pertanian-UGM yang telah mempunyai laboratorium pengujian alsintan dan telah terakreditasi KAN bersedia bekerjasama," ujar Hatta.

Dikatakannya, Kementan tetap berpihak kepada produk Alsintan yang menggunakan komponen dalam negeri, didisain dan dirakit sendiri oleh UMKM.

Hal ini sesuai aturan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan UU Nomor 22 Tahun 2019 Tentang Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan, khususnya beleid terkait kewajiban menggunakan produk dalam negeri yang memiliki Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT SNI) betul-betul ditegakkan.

"Harapan kami dengan adanya kerjasama dengan laboratorium pengujian Fakultas Teknologi Pertanian - UGM maka proses sertifikasi dapat berjalan dengan lancar dan cepat dalam memberikan pelayanan sertifikasi alsintan sehingga produk alat dan mesin pertanian yang beredar di Indonesia terjamin mutu nya sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI)," terang Hatta.

Hatta menambahkan langkah ini juga dalam rangka menyukseskan program Taksi Alsintan dimana percepatan sertifikasi bertujuan untuk memperbanyak produk Alsintan beredar di masyarakat. Sehingga masyarakat atau petani makin banyak pilihan dalam membeli Alsintan.

"Karena untuk KUR Alsintan, petani dibebaskan memilih produk yang diinginkan. Namun untuk menjaga kualitas produk, Kementan juga tetap memperhatikan kompetensi lembaga yang mengujinya," ungkapnya.

"Kami menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Civitas Fakultas Teknologi Pertanian - UGM yang sudah menyambut dan berkenan bekerjasama dengan Kementerian Pertanian khususnya LS Pro Alsintan Direktorat Alat dan Mesin Pertanian dalam hal Nota Kesepahaman tentang Pengujian Alat dan Mesin Pertanian dalam rangka Mendukung Sertifikasi Produk," pinta Hatta.

Dekan Fakultas Teknik Pertanian UGM, Eni Harmayani menyambut baik niatan Kementan dan siap mendukung sepenuhnya.

Karena selama ini, FTP UGM juga kerap melakukan pengujian pada Alsintan yang diproduksi perusahaan-perusahaan dalam negeri.

"Pada dasarnya silakan bersinergi seluas-luasnya dengan kami. Apalagi di sini juga memiliki laboratorium dan alat uji yang memenuhi standar. Hanya saja karena ini untuk sertifikasi, mungkin akan diperlukan untuk dibuatkan regulasi-regulasi baru sesuai kebutuhan," ujar Eni.

Sebelumnya, Direktur Jenderal PSP Ali Jamil mengatakan kebijakan Kementan untuk membeli alsintan lokal ini mulai berlaku sejak 2019.

Ini berlaku sejak pemerintah bersama DPR mengesahkan Undang–Undang Nomor 22 Tahun 2019 Tentang Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan.

"Dimana ada kewajiban menggunakan produk dalam negeri yang memiliki SPPT SNI menyusul Perpres yang diterbitkan Presiden Jokowi tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pada 2021 lalu. Semua sudah pakai e-katalog, jadi melihat TKDN-nya," jelasnya.

Ali Jamil optimis alsintan karya anak bangsa akan mampu bersaing dengan alsintan asing.

Apalagi ada dukungan dari pemerintah untuk riset dan kepastian jaminan pembelian dari pemerintah.

"Karena untuk berinvestasi dalam alsintan ini dibutuhkan dukungan pendanaan yang sangat besar. Kita akan upayakan belanja pemerintah untuk UMKM terus ditingkatkan," terangnya.

Selain memenuhi kebutuhan dalam negeri, Ali Jami menegaskan produk lokal juga sudah melalukan ekspor ke berbagai negara seperti Filipina, Vietnam dan Pakistan.

"Sehingga dibutuhkan dukungan Kementan untuk pengembangan Alsintan dalam negeri," pungkasnya.

Untuk informasi, LSPro Alsintan adalah lembaga sertifikasi produk yang terakreditasi KAN (Komite Akreditasi Nasional) sejak 20 April 2010, dan saat ini merupakan satu-satunya lembaga sertifikasi produk di bidang alsintan dengan 36 ruang lingkup baik prapanen maupun pascapanen.

LS-Pro dengan ruang lingkup alat dan mesin pertanian, sebagai lembaga non struktural di lingkungan Kementerian Pertanian yang berkedudukan di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, mempunyai tugas melaksanakan sertifikasi dan menerbitkan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT SNI) produk bidang pertanian, berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 54/Permentan/PP.140/11/2016.

Oleh karena itu LS Pro Alsintan bermaksud menjalin kerjasama pengujian alat dan mesin pertanian sebanyak 32 ruang lingkup dalam mendukung kegiatan sertifikasi yang dilaksanakan oleh LSPro Alsintan.

Dapat Asuransi dan Alsintan

Kementan terus melakukan sosialisasi untuk memperkenalkan berbagai program untuk mencegah dan mengatasi potensi gagal panen yang dihadapi petani di Indonesia dalam menghadapi fenomena El Nino.

Upaya untuk pencegahan terhadap gagal panen tersebut dirasakan manfaatnya oleh para petani.

Seperti yang diceritakan oleh Abdul Latif Daeng Tojeng, dari Kelompok Tani Likurita, Desa Beroanging, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto.

Ia mendapatkan bantuan Alat Mesin Pertanian (alsintan) dan mengikuti program Asuransi Pertanian.

"Selama ini dapat bantuan hand tractor. Ada juga sumur bor tapi untuk pemukiman, pernah juga untuk pertanian mengikuti asuransi," katanya, Senin (11/9/2023).

Menurut Abdul Latif, fenomena El Nino memang sangat berdampak bagi para petani, dan beberapa petani di daerahnya sudah mengalami kekeringan.

Tentu saja, kata dia, hal ini sangat mengkhawatirkan bagi dirinya dan petani lain yang satu wilayah dengannya.

"Betul sekali, sebagian (terdampak El Nino). Sekarang ini sudah mulai gagal panen karena air yang tidak ada. Jadi sekarang yang dibutuhkan ini di petani itu adalah pompa air dan sumur bor," ungkap Abdul.

Meski demikian, pihaknya berterima kasih kepada Kementan yang telah memberikan bantuan dan program.

Lihaknya berharap agar Kementan lebih gencar untuk bersama-sama petani dalam mengawal fenomena El Nino.

"Bantuan selama ini sangat bermanfaat dan kami sangat berterima kasih kepada kementerian pertanian," kata Abdul Latif.

Sementara di tempat lain, kondisi yang tidak jauh berbeda dirasakan oleh Hasan, dari Kelompok Tani Subur yang berada di Kelurahan Empoang, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto.

Ia mengatakan bahwa fenomena El Nino memiliki ancaman nyata yang harus mereka hadapi.

"Berdampak ini kemarau panjang. Susah sekali air di sini. Ada yang gagal panen (petani) jagung," jata Hasan.

Bantuan pemerintah seperti alsintan pun dirasakan juga oleh Hasan beserta petani lainnya.

Meski baru hand tractor, pihaknya sangat berterimakasih kepada pemerintah khususnya Kementerian Pertanian yang telah memberikan bantuan bagi para petani.

"Kalau hand traktor sangat bermanfaat, selama ini untuk kami kelompok tani (Tani Subur) sangat membantu teman-teman," tutur Hasan.

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Ali Jamil mengatakan, pihak Kementan akan terus mendorong melakukan percepatan tanam menggunakan alsintan.

Seperti traktor roda empat dan traktor roda dua dalam pencegahan dampak El Nino.

"Pada 2023, Direktorat Jenderal (Ditjen) PSP juga menyiapkan alokasi bantuan alsintan, seperti 800 unit traktor roda empat, 4.745 unit traktor roda dua, 1.900 unit pompa air untuk seluruh indonesia," jelasnya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved