Headline Tribun Timur
7 Hari, 2.200 Warga Palopo Kena ISPA
Memakai masker saat beraktivitas di luar ruangan agar terhindar dari partikel debu yang bisa menginfeksi saluran pernapasan.
TRIBUN-TIMUR.COM, PALOPO - Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menyerang 2.200 warga Kota Palopo, Sulawesi Selatan, dalam 7 hari atau sejak 1 hingga 7 September 2023.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Palopo, Irsan, mengatakan musim kemarau dibarengi fenomena El Nino tahun ini menyebabkan jumlah penderita ISPA di Bumi Sawrigading terus mengalami kenaikan.
Dia merinci, pada Juli 2023, ISPA menyerang 1.942 orang.
Bulan Agustus sebanyak 2.000 orang. Dan dalam 7 hari di bulan September ini, tercatat 2.200 warga Palopo menderita ISPA.
"Semenjak kemarau, keluhan warga karena ISPA terus meningkat. Bulan September ini saja sudah 2.200 warga terserang ISPA," jelasnya, Jumat (8/9/2023).
"Pemicunya karena cuaca panas," ujarnya.
Irsan mengimbau warga memakai masker saat beraktivitas di luar ruangan agar terhindar dari partikel debu yang bisa menginfeksi saluran pernapasan.
"Kami anjurkan untuk menggunakan masker apabila berada di tempat keramaian atau di luar rumah. Karena kalau panas itu tentu kering, jangan sampai virus masuk pernafasan dan menginfeksi kita," tutupnya.
Kasus se-Sulsel
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Kabid P2P) Dinas Kesehatan Sulsel, Yusri, mengakui terjadi peningkatan laporan penderita ISPA di seluruh Sulawesi Selatan.
Namun, katanya, ISPA lazim menyerang saat musim kemarau.
“Memang kalau situasi seperti ini (kemarau) sudah lazim," katanya.
Baca juga: Langkah Penting Penanganan ISPA, Masa Inkubasi Lebih Singkat Hanya 3 Hari
Data yang dihimpun Dinkes Sulsel dari 24 kabupaten dan kota, angka pengidap ISPA fluktuatif dalam 5 bulan terakhir.
Yusri merinci, pada bulan Maret angka pengidap ISPA di Sulsel mencapai 39.387 orang.
Kemudian April sempat turun menjadi 38.507 orang. Di bulan Mei, pengidap ISPA meningkat drastis menjadi 43.695 kasus.
Bulan Juni kembali turun menjadi 33.684 kasus.
Namun di bulan Juli, angka pengidap ISPA kembali meningkat mencapai 40.045 kasus.
“Untuk bulan Agustus, Dinkes Sulsel masih menghimpun data yang valid,” ujarnya.
Yusri menjelaskan beberapa faktor membuat seorang teridentifikasi ISPA.
Baca juga: Waspada ISPA Kenali Gejalanya, Anak-anak Rentan Terkena Infeksi Ada 11.585 Kasus di Sulsel
Termasuk cuaca panas yang sedang melanda Sulsel.
"Diagnosa ISPA itu bervariasi. Ada karena sinus, faring, laring hingga influenza. Itu biasa karena faktor cuaca atau alergi debu sehingga itu yang bisa menyebabkan tingginya angka ISPA," sambungnya.
Untuk rentang usia pengidap ISPA di bulan Juli 2023, terbanyak dialami warga berusia 9-60 tahun. Jumlahnya 18.679 orang.
Angka tertinggi berasal dari Luwu Timur dengan 2.104 kasus.
Kemudian, rentang usia 0-5 tahun ada 11.585 kasus.
Balita di Makassar terbanyak mengidap ISPA di bulan Juli dengan angka 1.542 kasus.
Rentang usia 5-9 tahun, ada 5.796 warga Sulsel teridentifikasi ISPA.
Lutim kembali menjadi daerah tertinggi di usia ini, dengan 782 kasus.
Terakhir, rentang usia 60 tahun ke atas sebanyak 3.985 kasus. Makassar menjadi terbanyak dengan 414 kasus.
Yusri menjelaskan, ada beberapa ciri-ciri mengarah ke ISPA.
"Gejala yang lazim seperti batuk, demam, nyeri kepala, hidung tersumbat, dan nyeri telan," katanya.
Penyakit ISPA, kata Yusri, dipengaruhi oleh imunitas tubuh.
Semakin bagus imunitas tubuh, maka kemungkinan terkena ke ISPA makin kecil.
Adanya penyakit bawaan perlu lebih diwaspadai karena lebih rentan untuk di diagnosa ke ISPA.
"Sebenarnya dari dulu, proses itu impactnya saluran pernapasan akut biasanya tiba-tiba atau adanya penyakit penyerta seperti alergi," jelasnya.
Baca juga: Waspada Penyakit ISPA Selama Kemarau! Ada 40 Ribu Kasus di Sulsel Selama Juli 2023
"Jadi itu variabel tergantung imunitas tubuh," lanjutnya.
Di musim kemarau, lanjutnya, sebaiknya hindari minuman dingin usai beraktivitas di bawah terik matahari. Karena Efeknya bisa menyebabkan nyeri telan.
"Kondisi sekarang kalau habis panas-panasan kemudian tiba-tiba minum es, nah bisa berdampak pada nyeri telan hingga ke ISPA," ujar Yusri.
"Jadi diagnosis itu tergantung variabel imunitas, tidak terlepas dari itu. Faktor cuaca memang juga berdampak dari ISPA," tutupnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.