Pekan Raya Sulsel 2023
Viral Barang Hilang di Pekan Raya Sulsel Berujung Damai, Panitia Ganti Rugi Rp10 Juta
Project Manager PRS Herman akhirnya kembali bertemu Ernani Ibrahim sebagai Owner Maskerade.
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kasus kehilangan barang dagangan di Pekan Raya Sulsel (PRS) berujung damai.
Project Manager PRS Herman akhirnya kembali bertemu Ernani Ibrahim sebagai Owner Maskerade.
Negosiasi penyelesaian masalah pun dilakukan keduanya di Wisma Negara, Kawasan CPI, Minggu (3/9/2023).
Kedua pihak sepakat berdamai dengan perjanjian pihak penyelenggara membayar ganti rugi sebesar 50 persen.
Diketahui, Ernani Ibrahim mengaku total kerugian yang dialaminya senilai Rp 20 Juta.
"Kami sudah ketemu korban, alhamdulillah kami dapat kesepakatan bahwa kami mengganti sebesar 50 persen," ujar Herman.
"Ini itikad baik. Kami sudah trasfer sebesar Rp 10 Juta dengan dua kali pengiriman," sambungnya.
Sementara itu, Ernani Ibrahim juga mengaku bersepakat dengan solusi tersebut.
Meskipun total kerugian hilangnya barang dagangan belum tertutupi, Ernani Ibrahim tetap mengapresiasi itikad penyelenggara.
"Saya terima dengan kesepakatannya meskipun saya masih mengalami kerugian, ini merupakan tanggung jawab besar menurut saya," jelas Ernani Ibrahim.
"Semuanya clear," tegasnya.
Kronologi Kehilangan
Project Manager PRS Herman ada prosedur yang tidak diikuti oleh Ernani Ibrahim selaku owner Maskerade.
Saat proses loading barang Minggu (27/8/2023), Herman mengaku prosedur soal surat inventaris dan pertemuan langsung dengan panitia tidak terlaksana.
"Kejadiannya itu Jam 11 dia titip barang. SOP kita ada surat inventaris barang dan harus melalui prosedur face to face," kata Herman kepada Tribun-Timur.com, Minggu (3/9/2023) Siang.
"Tapi nyatanya di lapangan yang disampaikan anggota tidak ada pertemuan antara korban ini. Jadi barang dititip saat orang masih loading disimpan di Stand baru di foto dari jauh dan kirim panitia," sambungnya.
Setelah itu, Herman mengaku barang tersebut disimpan di stand milik UMKM Ernani.
"Jadi ini panitia masih sibuk bolak-balik. Besoknya barang hilang. Dia melapor, beberapa hari datang ketemu saya. karena saya juga sibuk urus ini PRS," kata Herman.
Di hari Senin (28/8/2023) koper tersebut sudah tidak terlihat di stand milik Ernani.
Hal ini lah yang diprotes Ernani ketika tiba di stand jualan miliknya.
Ernani pun menaksir kerugian akibat hilangnya barang tersebut sebesar Rp 20 juta.
Herman mengaku kerugian senilai 20 Juta yang diklaim Ernani sulit digantikan sepenuhnya.
Pasalnya, ada prosedur SOP yang menurutnya tidak terlaksana di lapangan.
"Saya bilang kalau dilaporkan pimpinan, ini tidak disetujui karena tidak sesuai SOP tapi karena saya bertanggung jawab acara ini atas nama perusahaan saya kasih ki 2,5 juta dari pribadi. Dia terima. Akhirnya pulang, dan malamnya dia bilang mau usut," kata Herman.
Herman mengaku sudah mengimbau pelaku UMKM untuk tidak meninggalkan barang sebelum mendapat surat inventaris.
Imbauan ini menurutnya disampaikan saat meeting bersama pelaku UMKM.
"Kalaupun panitia tidak berikan (surat), waktu meeting saya sudah sampaikan barang jangan ditinggal kalau belum ada ceklis," sambungnya.
Sementara itu, Owner Maskerade Ernani Ibrahim berkeluh kesah soal barangnya yang hilang sesaat sebelum pembukaan PRS.
Ernina Ibrahim mengaku satu buah koper berisi dagangannya raib saat proses loading barang pada Minggu(27/9/2023).
"Kan acaranya tanggal 28 Agustus. Jadi tanggal 27 Agustus malam saya loading barang. Saat itu saya tanya ada surat terima barang atau tidak, panitia jawab tidak ada. Katanya amanji, ada panitia. Makanya saya pulanglah," kata Ernani kepada Tribun-Timur.com, Minggu (3/9/2023).
Ernani meninggalkan barang dagangannya tepat di stand jualan miliknya di PRS 2023.
Keesokan harinya Senin (28/9/2023),Ernani kembali ke venue untuk mulai berdagang di hari pertama PRS.
Alangkah kagetnya, Ernani melihat barangnya tidak ada dilokasi.
"Tanggal 28 sore saya datang. Tidak ada barangku. Waktu saya melapor mereka saling tuduh. Lalu saya hubungi Herman, korlap katanya sudah lapor polisi tapi sampai hari Jumat (1/9/2023) tidak ada kejelasan," kata Ernina.
Saat itu, Ernani masih melanjutkan berdagang dengan produk sekitar 30 pcs yang dibawa langsung dari rumahnya.
Dirinya berdagang sembari menunggu kepastian kopernya yang dicari oleh panitia.
"Hari pertama ada saya bawa barang 30 pcs dari rumah. Jadi ini saya jualan sambil tunggu dicari barangku. Tapi sampai malam tidak ada koperku didapat," jelas Ernani.
Ernani menyebut barang dagangannya yang hilang ditaksir senilai 20 Juta rupiah.
"Kerugian saya itu 20 juta. Dari pembukuan ku saya bawa list barang memang. Data memang saya bawa untuk loading," lanjutnya.
Imbas kehilangan barang, Ernani mengaku tidak berjualan lagi di PRS hingga hari terakhir.
Meski begitu, kedua pihak telah bersepakat untuk menyelesaikan masalah ini.
Pihak penyelenggara memberikan uang ganti rugi sebesar Rp 10 Juta atau 50 persen dari total kerugian.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.