Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kemarau Panjang Makassar

VIRAL! Tak Ada Hujan hingga Oktober 2023, Kemenkes Imbau Warga Makassar Waspada 6 Penyakit Ini

Masyarakaat Sulawesi Selatan (Sulsel) diimbau menghemat air bersih dan mewaspadai semua bentuk bencana dampak kemarau.

Editor: Saldy Irawan
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Ilustrasi. Warga Makassar main di kawasan patung kerbau di depan pelataran toraja anjungan pantai losari, Makassar 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar memprediksi kemarau panjang diiringi fenomena El Nino akan berlangsung hingga Oktober 2023.

Masyarakaat Sulawesi Selatan (Sulsel) diimbau menghemat air bersih dan mewaspadai semua bentuk bencana dampak kemarau.

"Sekarang kemarau dan El Nino, sehingga Sulsel cukup kering. Kami imbau masyarakat lebih bijak memanfaatkan sumber air," ujar Prakirawan BMKG IV Makassar, Sultan Zakaria, Jumat (25/8/2023) kemarin.

Dia juga mengimbau agar tidak sering keluar rumah mengingat cuaca panas yang bisa berdampak pada kesehatan.

Kondisi cuaca panas ekstrim yang saat ini melanda beberapa daerah di Indonesia, telah memberikan dampak serius terhadap ketersediaan pasokan air serta meningkatnya risiko munculnya berbagai penyakit penyerta yang umumnya terjadi selama musim kemarau.

Dikutip dari website Kemenkes.go.id, fenomena ini disebabkan oleh menurunnya pasokan air bersih akibat cuaca yang ekstrem, seiring dengan tercemarnya sumber air oleh bakteri E. coli.

Kurangnya pasokan air yang mencukupi dapat mengakibatkan berkembangnya virus dan bakteri dalam jumlah besar di dalam air yang masih tersedia.

Tak hanya itu, saat kondisi kemarau diiringi oleh tingkat kelembaban udara yang rendah, hal ini turut meningkatkan risiko munculnya sejumlah penyakit penyerta yang perlu kita waspadai bersama. Berikut beberapa di antaranya:

Diare: Penyakit ini sering kali berkembang akibat konsumsi air yang terkontaminasi oleh mikroorganisme patogen.

Muntaber: Kondisi cuaca yang panas dapat memicu pertumbuhan mikroorganisme penyebab muntaber pada makanan yang tercemar.

Influenza: Penyakit pernapasan ini bisa semakin meluas di musim kemarau karena rendahnya kelembaban udara.

Batuk/Pilek: Kelembaban udara yang rendah membuat saluran pernapasan lebih rentan terhadap infeksi virus penyebab batuk dan pilek.

Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA): Penyakit ini juga dapat menjadi lebih umum terjadi selama musim kemarau karena kekeringan udara.

Penyakit Mata: Mata yang kering dan iritasi mata lebih mudah muncul akibat udara yang kering.

Untuk menghadapi situasi ini, sangat penting untuk mengambil tindakan preventif. Mencukupi kebutuhan cairan tubuh, menggunakan masker, serta menjaga asupan vitamin adalah langkah-langkah yang perlu diambil sedini mungkin untuk menghindari risiko penyakit di atas.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved