Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mertua Parangi Menantu

Malu Lihat Menantu Jadi Pengangguran, Mertua di Makassar Murka Lalu Tebas Suami Putrinya

Setelah berhenti bekerja di tempat kerjanya, Asri Munandar malah terlibat cekcok dengan sang mertua, Inzan Gunawan (42).

Editor: Ansar
Kolase Tribun-timur.com
Mertua yang lagi mabuk minuman keras, tak terima jika menantunya jadi pengangguran. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Seorang mertua di Makassar tega parangi menantunya yang baru dipecat dari pekerjaannya.

Mertua murka lantaran malu melihat menantunya yang tak berkerja alias pengangguran.

Korban adalah Asri Munandar (24), warga Jl Mallengkeri 3, Kecamatan Tamalate, Makassar.

Setelah berhenti bekerja di tempat kerjanya, Asri Munandar malah terlibat cekcok dengan sang mertua, Inzan Gunawan (42).

Korban diparangi mertua yang mabuk minuman keras.

Kasi Humas Polrestabes Makassar Kompol Lando KS yang dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian itu.

Lando menjelaskan, kejadian tersebut berawal saat Inzan tiba di rumah dalam kondisi mabuk, Kamis malam.

Saat tiba, Inzan langsung mencari Sakinah putrinya yang merupakan istri dari Asri.

"Terus pelaku (Inzan) bertanya, 'Kenapa tidak ada motornya suamimu?' Kemudian Sakina menjawab, 'berhenti mi kerja," ucap Lando menirukan percakapan Inzan dan putrinya.

Mendengar jawaban Sakina bahwa sang suami tidak lagi bekerja, Inzan gusar.

Inzan lantas ke rumahnya mengambil sebilah parang sambil berucap, "tidak kerja dan tidak bisa kasih makan".

"Kemudian korban (Asri) mengatakan "kenapaki pak siapa kita singgung". Pelaku (Inzan) langsung menebas korban," bebernya.

Sementara itu Kapolsek Tamalate AKP Aris Sumarsono mengatakan, akibat penganiayaan sang mertua itu, Arsi mengalami luka cukup parah.

"Iya, sampai jarinya putus satu," kata AKP Aris Sumarsono.

Lebih lanjut dijelaskan, pemicu keributan itu, kata dia, akibat Inzan dalam kondisi mabuk.

"Pelaku ini mabuk, terus minta makan dan terlibat cekcok sehingga terjadi penganiayaan itu," tuturnya.

Kini Inzan telah diamankan di Mapolsek Tamalate untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Menantu pengangguran aniaya mertua

Meninggalnya Suryono (68) yang mengalami luka akibat dianiaya di RT 05/06, Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, terungkap sudah kronologis kejadiannya. 

Seperti diketahui Suryono (68) akhirnya tewas setelah menjalani perawatan selama tiga minggu di rumah kontrakannya di Pedongkelan, Jakarta Barat, akibat dianiaya menantunya.

Tewasnya Suryono ini tentu membuat geger warga sekitar, bahkan Hasibuan (45) tetangga sekaligus kerabat korban pun cukup kaget mengenai kabar tersebut.

Hasibuan mengaku jika penganiayaan itu terjadi usai Andi (30) mendatangi mertuanya pada Rabu (7/7) lalu.

"Saya kurang tahu persis bagaimana kejadiannya, karena itu kan kejadian terjadi pada malam hari. Cuma memang sempat terdengar percekcokan antara keduanya," kata Hasibuan ditemui, Rabu (4/8/2021).

Dikatakan Hasibuan, percekcokan tersebut terjadi usai korban menegur Andi karena sudah lama menganggur.

Apalagi pelaku juga memiliki seorang istri, namun teguran itu membuat Andi tersinggung, hingga membuat dirinya marah.

Sekitar pukul 02.00 pada saat kejadian, Andi pun mendatang mertuanya itu.

Di saat itu, Andi melakukan penganiayaan kepada Suryono hingga menyebabkan korban berdarah.

Hanya saja, Hasibuan tak menyebutkan apakah luka yang dialami Suryono akibat benda tumpul yang dibawa oleh Andi untuk melakukan penganiayaan.

"Karena ditegur aja jadi karena nganggur itu kan namanya orang tua nasihatin anak wajarlah, cuma dia ya mungkin ga terima jadi itu aja sih persoalannya," katanya.

Pasca penganiayaan itu, Suryono langsung di bawa oleh keluarganya dan tetangga sekitar ke Rumah Sakit Hermina.

Sementara Andi justru kabur setelah menganiaya mertuanya itu.

Meski sempat di larikan ke Rumah Sakit, Suryono akhirnya kembali di bawa pulang untuk menjalani rawat jalan, hal ini karena Rumah Sakit penuh pasien Covid-19.

"Jadi sempat di bawa ke rumah sakit. Karena penuh kan, diputuskan keluarga untuk rawat jalan. Akhirnya rawat jalan hampir 3 minggu.

Korban mengalami beberapa luka di area kepala, muka sama pelipis, 19 jahitan totalnya," ujarnya.

Setelah menjalani perawatan di rumah, Suryono pun dikabarkan meninggal dunia pada (27/7) beberapa minggu lalu.

Meski begitu Hasibuan tetangga korban sempat membuat laporan ke Polsek Cengkareng terkait peristiwa penganiayaan tersebut. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved