Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dampak El Nino Mulai Dirasakan Warga, Ada 3.728 Sawah di Pinrang Alami Kekeringan

Bupati Pinrang Andi Irwan Hamid meminta seluruh camat, kepala dinas mengedukasi masyarakat terkait dampak El Nino.

Penulis: Nining Angraeni | Editor: Ari Maryadi
Istimewa
Penampakan sawah kekeringan di Dusun Linoe, Desa Mangki, Kecamatan Cempa, Kabupaten Pinrang. 

TRIBUN-TIMUR.COM, PINRANG - Bupati Pinrang Andi Irwan Hamid meminta seluruh camat, kepala dinas hingga seluruh sektor yang terlibat agar mengedukasi masyarakat terkait dampak El Nino

Hal itu dikatakan Irwan Hamid saat rapat koordinasi lintas sektor di ruang pola kantor Bupati Pinrang, Kamis (24/8/2023). 

Rapat terbatas itu dihadiri seluruh camat, kapolsek, danramil, BPP dan POPT. 

Diketahui, saat ini dampak El Nino mulai dirasakan masyarakat. 

Pasalnya, sebanyak 3.728 hektare sawah di Kabupaten Pinrang terdampak kekeringan. 

"Berkurangnya debit air untuk irigasi tentu menjadi salah satu masalah tersendiri bagi para petani. Hal ini membuat lahan pertanian warga kekeringan karena kurangnya pasokan air irigasi," katanya. 

Dia pun meminta kepada seluruh pihak terkait agar dapat bekerja secara maksimal. 

"Turun langsung untuk melihat kendala mereka di lapangan. Berikan edukasi kepada masyarakat terkait hal ini sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kemudian segera berikan bantuan yang diperlukan masyarakat," tuturnya. 

Sementara itu, Kadis Pertanian Pinrang Andi Tjalo Kerrang mengatakan dari data April-Agustus 2023 ini, kami mencatat ada sekitar 3.728,98 hektare sawah yang mengalami kekeringan di Kabupaten Pinrang

Dikatakan, sawah yang mengalami kekeringan ini tersebar di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Pinrang.

Yakni Kecamatan Patampanua, Duampanua, Lembang dan Cempa.

Dia merincikan, di Kecamatan Patampanua ada 2.024 hektare sawah yang kekeringan.

Meliputi Desa Sipatuo, Padang Loang, Malimpung, Mattiro Ade, Kelurahan Tonyamang, Teppo, Maccirinna, Benteng.

"Khusus Padang Loang dan Sipatuo sudah tidak ada lagi sumber air, Sementara Malimpung masih ada cekdam yang bisa dipompa," sebutnya.

Di Kecamatan Duampanua ada sekitar 1.095 hektare sawah yang kekeringan.

Meliputi Desa Buttu Sawe, Bungi, Barugae, Katomporang, Kaballangang, Massewae, Kaliang, Kelurahan Data, Kelurahan Bittoeng, Kelurahan Lampa, Pekkabata, dan Tatae.

Upaya yang dilakukan petani yakni pompanisasi yang dekat dengan sumber air.

Kecamatan Lembang kekeringan sawahnya seluas 500 hektare.

Meliputi Kelurahan Tadokkong, Desa Sabbang Paru, Binanga Karaeng, Benteng Paremba.

Petani melakukan pergiliran pembagian air yang masih bisa dijangkau air irigasi serta pompanisasi lokasi yang dekat dengan sumber air/sungai dan pompanisasi air tanah.

Adapun di Kecamatan Cempa, luas kekeringan 109 hektare sawah. Meliputi Desa Mangki, Sikkuale, dan Kelurahan Cempa.

"Dalam mengantisipasi hal tersebut, petani melakukan pompanisasi yang dekat dengan sumber air," ujarnya.

Sementara itu ada 210 hektare sawah yang terancam kekeringan di Kecamatan Batulappa dan di Kelurahan Mamminasae, Kecamatan Paleteang.

Ada pula petani di kecamatan lain yang beberapa kelompok taninya tidak turun sawah dikarenakan  rehabilitasi saluran irigasi di wilayahnya.

Yakni Kecamatan Watang Sawitto, Mattiro Bulu, dan Lanrisang,

"Ada beberapa kecamatan yang sementara rehabilitasi saluran irigasi. Sudah jauh-jauh hari kami sampaikan ke kelompok tani terkait rehabilitasi ini. Sehingga mereka sepakat untuk tidak turun sawah selama pengerjaan tersebut," ujarnya.

Sementara itu, salah satu petani asal Dusun Linoe, Desa Mangki, Kecamatan Cempa, Kabupaten Pinrang, Ismail mengatakan tanaman padi petani setempat mengalami kekeringan karena tidak kebagian air melalui saluran irigasi.

"Memang ada air, tapi airnya tidak sampai ke sawah kami. Kalau begini terus, kami bisa gagal panen," katanya.

Dikatakan, para petani setiap malamnya melakukan pompanisasi untuk menghindari gagal panen.

"Tiap malam kami lakukan pompanisasi. Pulang dari sawah itu biasa pukul 01.00 malam," tuturnya.

Dia juga mengaku, kalau PSDA Pinrang sudah mengetahui kondisi sawah di Dusun Linoe. Namun, belum ada tindak lanjut.

"Sudah turun langsung. Tapi, katanya airnya terbatas karena katanya debit air di Bendungan Benteng sudah menurun," ujarnya.

Adapun Camat Cempa Kamaruddin mengatakan kalau pemerintah telah melakukan upaya terkait kekeringan ini. 

Termasuk kepala desa sudah membantu petani dengan membelikan pompa 8 inci. 

"Begitu juga Bapak bupati melalui Dinas Tanaman Pangan dan Gortikultura telah membantu pompa 8 inci. Serra IP3OPT Tiroang juga telah membantu mereka pompa sebagai upaya penyelamatan tanaman padi," kata Kamaruddin. 

Terkait pola pengaturan air irigasi, kata Kamaruddin, pihaknya akan menghubungi UPT Pengairan yang ada di wilayah Patampanua. 

Dia menuturkan, memang saat ini warganya merasakan dampak El Nino

"7 musim tanam terlewatkan dengan kebutuhan air irigasi lebih dari cukup karena terbantu oleh musim kemarau basah artinya selalu ada hujan. Namun, musim tanam ini betul-betul sangat krisis air oleh dampak El Nino," imbuhnya. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved