Opini
Hierarki Perempuan dan Laki-Laki dalam Dualitas Ketuhanan
Satu sudut pandang melihat Tuhan dengan sifat-sifat maskulin, sementara dari kaca mata lain Tuhan bersifat feminin.
Tema ini juga dijumpai dalam Filsafat Kuno Yunani yang melihat alam sebagai dualitas kembar.
Menurut mereka alam tersusun dari dua hal yang saling bertentangan seperti, siang-malam, baik-buruk, matahari-bulan, lelaki-perempuan dan seterusnya.
Laki-laki, siang, matahari adalah elemen positif sementara perempuan, malam, bulan berelemen negatif. Salah satu dari aspek kembar ini akan mendominasi yang lemah.
Laki-laki dianggap lebih kuat dan cakap, maka ia mampu menguasai perempuan.
Pada dasarnya laki-laki dan perempuan adalah makhluk yang sama di mata Tuhan.
Perempuan dan laki-laki sama-sama diberikan potensi dari Tuhan di mana potensi itu akan lebih sempurna jika keduanya saling melengkapi. Ketidakadilan yang diperoleh perempuan di seluruh dunia diakibatkan oleh konstruksi budaya patriarki yang didukung oleh kekeliruan dalam menafsirkan pesan Tuhan.
Bias-bias gender yang terjadi bisa muncul karena terpaku pada pandangan lama yang kemudian mengabaikan hak-hak perempuan.
Terlalu fokus pada rasionalitas dalam membaca ayat-ayat gender hingga tak merujuk pada ajaran agama juga tidak diperkenankan.
Mungkin saja hal itu akan mengubah perempuan menjadi man-clone (duplikat laki-laki) yang mengabaikan sifat-sifat femininnya. Wallahu A’lam bi Asshwwab.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.