Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Citizen Reporter

Kolaborasi KKN Nusantara, PP IMDI Ngaji Moderasi Bersama Masyarakat Tator

Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Darud Da'wah wal Irsyad (PP IMDI) Hery Syahrullah membawakan pengajian dalam kegiatan Ngaji Moderasi.

Penulis: CitizenReporter | Editor: Sudirman
citizen reporter
kegiatan Ngaji Moderasi bersama masyarakat Rano, Kabupaten Tana Toraja, Minggu (6/8/2023). 

Faizal Basira

Wakil Bendahara PP IMDI

Melaporkan dari Tana Toraja

Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Darud Da'wah wal Irsyad (PP IMDI) Hery Syahrullah membawakan pengajian dalam kegiatan Ngaji Moderasi bersama masyarakat Rano, Kabupaten Tana Toraja, Minggu (6/8/2023).

Kegiatan yang diinisiasi oleh Posko 15 KKN Nusantara tersebut mengangkat tema "Memperkuat Keimanan, Merawat Kemanusiaan".

Dalam ulasannya, Hery menegaskan bahwa salah satu hal yang perlu menjadi perhatian oleh setiap orang yang menjalankan syariat agama adalah pengamalan tujuan dari ibadah.

Menurutnya, sebagian di antara penganut agama banyak yang berhasil menjalankan ritualitas ibadahnya, namun minim dalam menghidupkan spirit dari ibadahnya.

Ada yang salat siang dan malam, namun di lain waktu juga aktif mencaci-maki dan merawat dendam.

Ada yang bersedekah hampir tiap pekan, namun di lain waktu gemar menyombongkan kekayaan.

Ada yang puasa setiap senin dan kamis, namun di lain waktu gencar melontarkan ungkapan sinis dan sadis.

"Dengan kondisi keberagamaan semacam ini, kita sebagai penganut agama mesti memperbanyak muhasabah. Atau kalau perlu membuat sebuah gebrakan," kata Hery.

Ia menjelaskan, salah satu gebrakan yang bisa dilakukan adalah merutinkan agenda pengajian yang membahas relasi antara agama dan isu-isu sosial kemasyarakatan.

Tentunya dengan menghadirkan kiai atau ustad yang jelas sanad keilmuannya.

Oknum-oknum ustad yang kerap berdakwah bermodal kebohongan dan gemar menumpahkan kebencian mesti ditutup rapat-rapat ruangnya.

Jangan sampai, doktrin mereka masuk menggerogoti dan mencekoki jamaah dengan pemahaman yang salah.

Dari agenda pengajian ini, masyarakat mesti terus-menerus diperkenalkan bahwa puncak dari agama adalah pengamalan nilai.

Sebab, segala nilai yang terkandung dari setiap ibadah, selalu berbanding lurus dengan nuansa kemanusiaan.

Salat yang mencegah perbuatan keji dan mungkar, sedekah yang memantik kepedulian dan mengubur kesombongan, serta puasa yang menstimulus ketaqwaan dan kepekaan.

Melalui itu, kesadaran sosial masyarakat akan tumbuh dengan sendirinya.

Sehingga, ibadahnya pun tidak sekadar menjelma menjadi agenda pengguguran kewajiban semata.

"Jika hal ini tuntas dilakukan, maka penganut agama akan terjauhkan dari segala hal yang berbau kebencian. Termasuk di dalamnya adalah ujaran kebohongan dan kebencian, yang sering kali datang menghantui kehidupan keberagamaan," jelas Hery.

Ia menambahkan, ibadah diperintahkan untuk menyinergikan antara hukum dan hikmah.

Dalam hal ini, menjalankan perintah hukum secara legalitas dalam ibadah dengan tujuan untuk mencapai hikmah kemaslahatan.

Tidak ada hikmah dalam sebuah hukum ibadah yang mengantarkan pada kekerasan, penindasan, maupun ketidakadilan.

Semua bergerak menuju kemaslahatan dan sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan.

"Mari sama-sama kita kampanyekan bahwa Islam adalah agama yang lekat dengan kemanusiaan," pungkas Hery.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved