Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kecamatan Tallo Tertinggi Kasus Stunting di Makassar, DPPKB: Banyak yang Buang Air Besar Sembarangan

Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana atau DPPKB Makassar menyebut salah satu faktor maraknya kasus stunting di Kecamatan Tallo.

|
Penulis: Alfian | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM
Plt Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana atau DPPKB Makassar Syahruddin menjelaskan terkait masalah stunting. Kasus stunting terbanyak di Kota Makassar terjadi di Kecamatan Tallo. 

Wali Kota Makassar Danny Pomanto kata Allu menarget Makassar Zero stunting.

Dalduk KB akan memulai perintah tersebut dari kecamatan yang paling sedikit angka stuntingnya.

Dua kecamatan yang ditarget yakni Kecamatan Ujung Pandang terisa tujuh anak yang stunting, dan kecamatan Wajo tersisa 25 anak stunting.

"Tiap pertemuan dengan stakeholder saya selalu katakan bahwa niat pak wali untuk zero stunting bukan muluk-muluk karena kita sudah melakukan penurunan dari tahun ke tahun," ujarnya.

Mengenal Stunting

Menurut WHO (2015), stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar.

Selanjutnya menurut WHO (2020) stunting adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang / tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi irreversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang / kronis yang terjadi dalam 1000 HPK.

Apakah semua balita pendek itu pasti stunting?

Perlu diketahui bahwa tidak semua balita pendek itu stunting, sehingga perlu dibedakan oleh dokter anak, tetapi anak yang stunting pasti pendek.

Dampak masalah stunting di Indonesia :

1.      Dampak kesehatan :

a.      Gagal tumbuh (berat lahir rendah, kecil, pendek, kurus), hambatan perkembangan kognitif dan motoric.

b.      Gangguan metabolik pada saat dewasa → risiko penyakit tidak menular (diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung, dan lain sebagainya).

2.      Dampak ekonomi :

Berpotensi menimbulkan kerugian setiap tahunnya : 2-3 persen GDP.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved