Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Video Viral Pengantin Wanita Bugis Ngamuk Usai Mappasikarawa, Budayawan Bulukumba: Jangan Heran

Mappasikarawa adalah budaya suku Bugis-Makassar yang dilakukan oleh pihak pria untuk wanita.

|
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Ansar
Kolase Tribun-timur.com
Prosesi Mappasikarawa pada pesta pernikahan Bugis Sinjai. 

Namun tak semua prosesi pesta pernikahan berjalan baik sesuai dengan harapan.

Kadang melahirkan malapetaka. Hingga menimbulkan ketersinggungan antara mempelai laki-laki ataupun pihak mempelai perempuan.

Baru-baru ini beredar video prosesi Mappasikarawa antara mempelai laki-laki dan perempuan.

Dalam prosesi itu terjadi ketersinggungan terhadap mempelai perempuan saat berlomba berdiri. 

Budayawan sekaligus tokoh agama di Kabupaten Bulukumba, Andi Satria menyampaikan, setiap bagian dari prosesi budaya pernikahan harus dijalankan dengan penuh kehati-hatian dan santun. 

Sebab setiap bagian dari prosesi itu memiliki simbol makna yang memiliki tujuan mulia dalam mengarungi rumah tangga yang rukun dan bahagia di masa mendatang.

"Karena itu dalam Mappasikarawa atau Mappasiluka tak perlu berlomba berdiri. Sebagai istri (pengantin perempuan) harus memberi kesempatan suami (pengantin laki-laki) berdiri duluan," kata Satria, Senin (17/7/2023).

Maknanya adalah karena suamilah sebagai pengendali rumah tangga, tak boleh seorang istri sebagai pemimpin rumah tangga. 

Suamilah yang bertanggungjawab seluruh rumah tangga, baik nafkah maupun nafkah batin istri. 

"Inilah yang keliru dalam budaya kita. Karena seringkali pemandu pengantin memperlombakan pengantin laki-laki dan perempuan berdiri usai Mappasikarawa. Sehingga jangan heran jika ada istri-istri yang mengatur suami dalam rumah tangga sekarang.

Sebab menikah sebelumnya pengantin perempuan yang pertama berdiri, atau kadang kala pengantin laki-laki dicurangi saat akan berdiri oleh pengantin perempuan," kata Satria yang juga muballigh di Butta Panrita Lopi itu.

Atas sejumlah insiden terjadi saat Mappasikarawa atau Mappasiluka di pesta pernikahan Bugis-Makassar, Andi Satria mengajak para Indo Botting (Pemandu Pengantin) untuk memahami makna simbol budaya. 

Sekadar diketahui Mappasikarawa atau Mappasiluka, prosesi setelah akad nikah dilaksanakan, maka akan dilanjutkan dengan upacara mappasiluka atau mappasikarawa

Pada acara ini mempelai pria akan dipertemukan dengan pengantin perempuan.

Pengantin laki-laki diantar oleh tetua menuju kamar pengantin. 

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved