Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Komunikasi ala Nabi yang Penuh Toleransi

Sirah Nabawiyah bermunculan dengan beragam versi. Ada sirah nabawiyah yang memotret kehidupan Rasulullah dari sudat pandang manajemen.

Editor: Sudirman
Ist
Adi Wijaya, Alumni Magister Ilmu Komunikasi Universitas Hasanuddin 

Komunikator dalam makna sebagai pengirim pesan-pesan dakwah Islam.

Dari sekian banyak komunikator itu, kalangan ulama adalah salah satunya.

Kultur masyarakat Indonesia yang begitu dekat dengan Islam, membuat suara ulama punya daya panggil yang cukup kuat.

Maka peluang ini semoga saja bisa dimanfaatkan untuk mengomunikasikan nilai-nilai Islam, seperti cara Rasulullah.

Menyentuh umat sesuai dengan karakternya. Kalangan ulama terkadang memang harus ikhlas menurunkan standarnya.

Ketika berhadapan dengan umat yang belum tercerdaskan dan belum terbiasa dengan nilai-nilai Islam.

Bersedia menjawab keluhan dan pertanyaan dari umat yang mungkin bagi sang ulama terkesan sangat receh.

Membebani sesuai kapasitasnya, lewat dakwah yang customize, adalah contoh nyata toleransi Rasulullah kepada pengikutnya yang berbhineka.

Kemudian tetap simpatik dengan umat lain yang berseberangan keyakinan.

Soal keimanan kita mungkin berbeda, namun untuk urusan kemanusiaan kita sama. Inilah yang membuat komunikasi dakwah Rasulullah tersebar luas.

Tidak sekadar membangun argumentasi yang kuat tak terbantah, tetapi juga memperhatikan aspek kemanusiaan dalam penyampaian pesan dakwah.

Untuk yang berbeda keyakinan, prinsip utamanya adalah tidak ada paksaan dalam beragama.

Tugas komunikator hanya penyampai pesan. Ikut atau tidak, itu pembahasan hidayah, yang bukan ranahnya manusia.

Komunikasi yang penuh toleransi ini tetap harus dijaga.

Dibuat garis tegas antara toleransi kemanusiaan dan toleransi keimanan.

Komunikator Islam, terutama ulama, harus tampil memberikan “literasi toleransi”.

Bahwa toleransi untuk urusan keimanan adalah membiarkan dan menghormati, bukan turut mengikuti.

Prinsipnya jelas; untukmu agamamu, untukku agamaku.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved