Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pelecehan Seksual

Oknum ASN Pemprov Sulsel Spesialis Peremas Payudara Terancam Sanksi, Nasibnya di Tangan BKD

Hal tersebut terbongkar usai korban melaporkan pelecehan yang dilakukan pimpinannya saat sedang bertugas.  

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Saldy Irawan
TribunStyle.com
Ilustrasi ASN 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Oknum ASN Pemprov Sulsel  bertugas di salah satu SMK Negeri di Makassar berbuat tak senonoh. 

Hal tersebut terbongkar usai korban melaporkan pelecehan yang dilakukan pimpinannya saat sedang bertugas.  

Atasan berstatus ASN itu berinisial BH.

Sementara, korban sebut saja Bunga (nama samaran) merupakan warga Kecamatan Rappocini, Kota Makassar.

Baca juga: Kronologi Pemuda 24 Tahun Tenggelam di Sungai Seddo Soppeng

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sulsel Sukarniaty Kondolele mengaku masih belum menerima laporan tersebut.

"Hingga saat ini kami belum mendapatkan penyampaian resmi dari Perangkat Daerah terkait dalam hal ini Dinas Pendidikan mengenai kasus ini," kata Sukarniaty Kondolele, Kamis (13/7/2023)

Pengusutan kasus ini pun menurutnya perlu dilakukang.

Jika terbukti, pelaku akan menghadapi hukuman disiplin

Baca juga: Prabowo Subianto Cium Anak Kecil dan Foto Bersama Warga Usai Hadiri Rakernas Apeksi Makassar

"Kalau memang ASN ini terbukti melakukan tindakan pelecehan, maka akan dipastikan akan diberikan hukuman disiplin sesuai dengan ketentuan PP 94 Tahun 2021 tentang Disiplin PNS," lanjutnya.

Awalnya, kata dia, dugaan pelecehan terjadi saat Bunga hendak membawakan dokumen ke terduga pelaku BH di ruangannya.

Namun, BH tidak berada di dalam ruangannya dan Bunga pun bertanya ke teman lainnya.

"Korban mau bawa itu dokumen dia tanya temannya, bilang kemana ini yang bersangkutan (terduga pelaku) karena tidak ada di ruangannya," kata YH dikonfirmasi tribun, Rabu (12/7/2023) siang.

Kata suami korban, BH (terduga pelaku) menyuruh Mawar untuk menyimpan dokumen di meja.

"Pas korban menuju ke meja, ini (Pelaku) mengikuti dari belakang, terus masuk ke ruang rapat. Nah, di ruang rapat itu tidak ada CCTV," ujar YH 

"Yang bersangkutan mencoba untuk mencium korban tapi dia dorong itu pundaknya. Yang bersangkutan bilang tidak adaji CCTV, bilang begitu," sambungnya.

Bunga yang merasa janggal dengan perilaku BH, pun keluar dari ruangan 

Aksi bejat ini tak sekali dilakukan. Kejadian kedua lanjut YH dialami istrinya Bunga pada tanggal 13 Juni.

Saat itu, kata dia, YH menjelaskan ada kegiatan di sekolah itu.

Korban kembali disuruh untuk membawakan transfer kepada yang bersangkutan, BH.

"Ditemui lagi di ruang Ikatan Alumni, kemudian sudah tanda tangan, korban bergegas pergi, dia (BH) ikut dari belakang, ditarik lagi tangannya ke ruang rapat yang tidak ada CCTV," sebutnya.

 Disitu, kata YH, pelaku meremas bokong dan payudara. Pelaku bilang lagi tidak adaji CCTV disini, tidak adaji orang.

Saat ini, laporan telah dibuat korban di pihak kepolisian.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved