Berpotensi Tambah PAD Luwu, Harga Sarang Burung Walet Tembus Belasan Juta per Kilogram
Untuk pajak dari bisnis sarang walet berkisar 10 persen dari penghasilan yang didapatkan dari omset penjualan pengusaha walet di Luwu.
Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Bisnis sarang walet rupanya menggiurkan.
Sebagian warga di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan pun ikut membangun rumah walet.
Bangunan-bangunan rumah walet yang menjulang mudah sekali ditemukan di jalan.
Kepala Dinas Badan Pengelolah Keuangan Daerah atau BPKD Muhammad Rudi mengaku bisnis sarang walet memiliki potensi untuk sumbangsih bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Luwu.
"Iya, bisnis sarang walet ini sebenarnya potensi untuk menambah PAD. Walau kecil, tetapi potensinya ada," jelasnya, Rabu (5/7/2023).
Nilai pajak dari bisnis sarang walet diambil dengan metode assesment.
"Dibutuhkan kejujuran dari pemilik sarang walet, karena prinsip pajak menggunakan assesment," ujarnya.
Dirinya menambahkan, untuk pajak dari bisnis sarang walet berkisar 10 persen dari penghasilan yang didapatkan dari omset penjualan.
"Berkisar 10 persen dari omset penjualan mereka," pungkasnya.
Dari data yang ia peroleh, realisasi PAD dari bisnis sarang walet di tahun 2022 hanya Rp2,7 juta.
Dengan pagu yang ditetapkan sebanyak Rp35 juta.
PAD Luwu mengalami kenaikan dalam dua tahun belakangan ini.
PAD Luwu yang dulu berkisar Rp115 miliar kini naik Rp145 miliar.
Baca juga: Belum Capai Target Rp162 Miliar, Sarang Burung Walet Jadi Sasaran Bapenda Maros
Baca juga: Bupati Luwu Minta Pajak Sarang Burung Walet Ditingkatkan
"Rata-rata kita naik terus setiap tahunnya. pendapatan daerah kita juga yang dulu hanya Rp115 miliar sekarang sudah bisa sampai Rp145 miliar. Ini PAD murni, artinya pada situasi ada pandemi sampai hari ini akhir masa jabatan beliau pendapatan kita naik," ujarnya.
Harga Sarang Burung Walet
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.