Prof Wardihan Sinrang Sakit Jantung Sebelum Meninggal, Kenali Gejala Serangan Jantung dan Cara Cegah
Guru Besar Fakultas Kedokteran Unhas Prof Dr dr Wardihan Sinrang wafat pada Minggu (2/7/2023) malam.
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Ansar
Kegemukan atau obesitas berkaitan dengan tekanan darah tinggi, diabetes, kadar trigliserida dan kolesterol LDL yang tinggi.
Semua faktor tersebut dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Sindrom metabolik. Kondisi ini terjadi karena kombinasi dari obesitas sentral, tekanan darah tinggi, dan kolesterol “baik” HDL rendah, trigliserida tinggi, dan gula darah tinggi.
Orang yang memiliki sindrom metabolik, memiliki risiko 2 kali lebih mungkin terkena penyakit jantung dibandingkan orang yang sehat.
Riwayat keluarga.
Jika kamu memiliki saudara kandung, orang tua, atau kakek-nenek, yang mengalami serangan jantung, kamu pun mungkin berisiko tinggi.
Kurang berolahraga. Jarang melakukan aktivitas fisik juga berkaitan dengan risiko tinggi serangan jantung.
Nyatanya, olahraga teratur dapat meningkatkan kesehatan jantung.
Pola makan yang tidak sehat. Mengonsumsi makanan yang mengandung banyak gula, lemak hewani, lemak trans, dan garam dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Stres.
Gangguan stres emosional, seperti marah berlebihan, dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Penggunaan obat-obatan terlarang.
Perlu diketahui, kokain dan amfetamin adalah stimulan, yang dapat memicu kejang arteri koroner sehingga menyebabkan serangan jantung.
Riwayat preeklamsia.
Kondisi ini dapat menyebabkan tekanan darah tinggi selama kehamilan. Selain itu juga meningkatkan risiko penyakit jantung seumur hidup.
Kondisi autoimun. Memiliki kondisi seperti rheumatoid arthritis atau lupus dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Gejala Serangan Jantung
Gejala serangan jantung bisa berbeda-beda pada setiap orang, bahkan pada setiap serangan.
Ada orang yang mengalami gejala ringan, ada juga yang mengalami gejala parah.
Bahkan ada juga yang tidak mengalami gejala sama sekali.
Namun, gejala umum serangan jantung dapat berupa:
Nyeri dada yang terasa ditekan, dan sesak.
Rasa nyeri atau tidak nyaman yang menjalar ke bahu, lengan, punggung, leher, rahang, gigi, atau kadang perut bagian atas.
Keringat dingin.
Kelelahan.
Mulas atau gangguan pencernaan.
Sakit kepala ringan atau pusing secara tiba-tiba.
Mual.
Sesak napas.
Pada wanita, gejalanya mungkin bersifat atipikal, seperti nyeri singkat atau tajam yang terasa di leher, lengan, atau punggung.
Terkadang, gejala awal dari serangan jantung adalah serangan jantung mendadak.
Diagnosis Serangan Jantung
Serangan jantung seringkali terdiagnosa dalam keadaan darurat.
Diagnosa serangan jantung dapat berupa pemeriksaan tekanan darah, denyut nadi, dan suhu.
Namun, beberapa tes juga perlu dilakukan untuk melihat bagaimana jantung berdetak dan memeriksa kesehatan jantung secara keseluruhan.
Tes untuk mendiagnosa serangan jantung di antaranya:
Elektrokardiogram (EKG).
Tes pertama untuk mendiagnosis serangan jantung yaitu dengan merekam sinyal-sinyal listrik dengan elektrokardiogram.
Seperangkat alat dipasang di dada, lengan, dan kaki.
Sinyal akan direkam sebagai gelombang yang ditampilkan di monitor atau dicetak di atas kertas. Tes ini juga dapat menunjukkan apakah kamu sedang atau pernah mengalami serangan jantung.
Tes darah.
Serangan jantung dapat menyebabkan protein jantung perlahan bocor ke dalam darah setelah kerusakan jantung.
Maka itu, tes darah dapat dilakukan untuk memeriksa keberadaan protein tersebut.
Rontgen dada.
Tes ini dapat menunjukkan kondisi dan ukuran jantung serta paru-paru.
Ekokardiogram.
Gelombang suara (ultrasound) dapat menunjukkan bagaimana darah bergerak melalui jantung dan katup jantung.
Ekokardiogram juga dapat membantu mengidentifikasi apakah area jantung telah rusak.
Kateterisasi koroner (angiogram).
Tes ini dilakukan dengan menggunakan selang panjang dan tipis (kateter) yang dimasukkan ke dalam arteri.
Biasanya di arteri kaki, dan diarahkan ke jantung.
Zat pewarna juga dimasukkan agar mengalir melalui kateter, untuk membantu melihat arteri lebih jelas pada gambar yang dibuat selama tes.
CT scan atau MRI jantung.
Melalui tes ini, akan tampak bagaimana gambar jantung dan dada.
CT scan jantung menggunakan sinar-X. Sedangkan tes MRI jantung digunakan menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk membuat gambar jantung.
Pengobatan Serangan Jantung
Pengobatan serangan jantung dilakukan dengan tujuan memulihkan aliran darah ke otot jantung yang terkena, sesegera mungkin.
Perawatan dapat dilakukan dalam berbagai cara, mulai dari pengobatan hingga pembedahan.
1. Pemberian oksigen tambahan
Orang yang mengalami serangan jantung seringkali kesulitan bernapas, karena kadar oksigen darah sangat rendah.
Kondisi tersebut dapat diatasi dengan menghirup oksigen tambahan di rumah sakit.
Pengobatan ini dapat membantu meningkatkan kadar oksigen dalam darah dan mengurangi ketegangan pada jantung.
2. Obat-obatan
Beberapa obat yang mungkin diresepkan dokter yaitu:
Obat anti pembekuan. Seperti aspirin atau obat pengencer darah.
Nitrogliserin. Obat ini dapat meredakan nyeri dada dan menyebabkan pembuluh darah melebar, sehingga darah dapat mengalir dengan lebih mudah.
Obat trombolitik (penghilang gumpalan darah). Dokter akan merekomendasikan obat ini hanya dalam 12 jam pertama, setelah serangan jantung.
Obat anti-aritmia. Serangan jantung sering kali menyebabkan malfungsi pada ritme detak jantung normal, yang disebut aritmia. Kondisi ini dapat mengancam jiwa, tapi dapat dicegah dengan obat ini.
Obat nyeri. Obat nyeri yang umum diberikan untuk mengatasi serangan jantung adalah morfin. Penggunaan obat ini dapat meringankan nyeri dada.
3. Pembedahan
Jika kamu pernah mengalami serangan jantung, arteri yang tersumbat dapat dipulihkan melalui pembedahan. (*)
Shift Malam Terus-menerus pada Buruh Bisa Tingkatkan Risiko Serangan Jantung |
![]() |
---|
Penyebab Nurhasan Eks Cabup Maros Meninggal, Sempat Joging Lanjut Main Tenis Tetiba Ambruk |
![]() |
---|
Catat! Ini Penyebab Serangan Jantung yang Harus Kamu Ketahui Menurut IDI Bekasi |
![]() |
---|
Serangan Jantung, Saktiar Sempat Dirujuk ke Ibnu Sina Makassar Namun Tak Tertolong |
![]() |
---|
Profil Mayjen TNI Harfendi, Eks Pangdam IX/Udayana Meninggal Dunia Akibat Serangan Jantung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.