Antisipasi Krisis Pangan, Mentan SYL Dorong Pengembangan Budidaya Sorgum di Pangkep
Sorgum merupakan salah satu pangan alternatif bernilai ekonomi tinggi dan tahan dengan kekeringan.
Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Hasriyani Latif
“Khususnya untuk sorgum ini, kami dari kabupaten Pangkep di kecamatan Labakkang ini sementara mengembangkan sorgum bahkan kemarin sudah ada investor di daerah kami bagaimana sorgum ini diekspor ke depannya,” ucapnya.
Yusran menambahkan Kabupaten Pangkep juga berupaya meningkatkan meningkatkan produksi komoditas pangan utama yakni padi dengan penggunaan benih unggul, alat mesin pertanian hingga teknologi pertanian.
Melalui upaya ini, produksi padi di Kabupaten Pangkep mengalami peningkatan.
“Di tahun lalu rata- rata hasil panen di Kabupaten Pangkep mengalami peningkatan, dari 6,5 ton per hektar di tahun sebelumnya dan saat ini sudah 6,8 ton per hektare,” sebutnya.
“Belum terlalu besar dibanding daerah lain namun kami akan terus mau belajar. Insyahallah pertanian kami kedepan bisa semakin meningkat dan petani semakin sejahtera,” tambah Yusran.
Bersamaan, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi mengatakan Pangkep sebagai salah satu kabupaten produsen beras di Sulawesi Selatan turut berkontribusi pada pasokan beras.
Baca juga: Cerita Daeng Awi, Mendulang Rupiah dari Budidaya Ikan Nila
Baca juga: Resmi Ditutup, Kementan Sebut Teknologi dan Inovasi Petani Milenial Jadi Sorotan di PENAS XVI
Pangkep memiliki luas baku sawah 16 ribu hektar dan luas panen 2022 sekitar 26 ribu hektare terus dipacu meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas padi.
“Pengembangan sorgum seperti yang hari ini kita lakukan guna menyukseskan program peningkatan ketahanan pangan nasional melalui pangan lokal. Sorgum sudah dimulai di Sulawesi Selatan, salah satunya di kabupaten Pangkep dan Bulukumba,” bebernya.
Ia melanjutkan, pengembangan sorgum di Kabupaten Bulukumba ditargetkan 500 hektar sedangkan di Kabupaten Pangkep minimal 100 hektare dan bisa menambah lagi.
Produksi pangan terus dipacu dengan pemanfaatan sumberdaya lokal.
"Kita juga mendorong ini dengan penggunaan kompos, pupuk organik, pupuk hayati, pestisida nabati, biosaka yang ramah lingkungan dan efisiensi biaya usaha tani,” tuturnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.