Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Haji 2023

Kesehatan Haji Siapkan Klinik Pemulihan Heat Stroke di Arafah dan Mina

Kepala Pusat Kesehatan Haji Indonesia Liliek Marhaendro Susilo, menyebut salah satu fasilitasnya adalah klinik pemulihan penderita Heat Stroke.

Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM / THAMZIL THAHIR
Salah satu jemaah haji sementara menjalani perawatan. Kini telah disiapkan sejumlah fasilitas pendukung misi medis di kawasan Arafah, Musdalifah, dan Mina (Armina). 

MADINAH, TRIBUN -- Otoritas kesehatan haji Indonesia di Arab Saudi, Selasa (20/6/2023), atau H-7 puncak ibadah haji, mulai menyiapkan sejumlah fasilitas pendukung misi medis di kawasan Arafah, Musdalifah, dan Mina (Armina).

Kepala Pusat Kesehatan Haji Indonesia Liliek Marhaendro Susilo, menyebut salah satu fasilitasnya adalah klinik pemulihan penderita Heat Stroke di kawasan Armuzna.

Selain klinik heat stroke, KHI juga menyiapkan klinik darurat 20 bed, mobile clinic EMT pos satelite di 10 posko, dan 11 titik pos kesehatan di Muzdalifah.

Heat stroke adalah kondisi suhu tubuh meningkat secara drastis diatas 40 derajat, yang bisa memicu anfal dan kematian.

Suhu tubuh normal manusia 34-36 derajat.

Salah satu pemicu heat stroke adalah cuaca panas ekstrem.

Annawa, situs resmi badan meteorologi dan iklim Arab Saudi, memprediksi suhu periode (27-30 Juni) itu antara 43-46 derajat celcius, dengan kelembapan dibawah 20 persen, dengan UV indeks 12.

Ini adalah rekor temperatur tertinggi di puncak musim panas Jazirah Arab.

Gejala heat stroke lainnya, meliputi kulit memerah, tidak mengeluarkan keringat, pusing dan sakit kepala, mual hingga muntah, jantung berdetak kencang, dan bahkan kejang.

"(musim haji) tahun lalu (2022), saya dirawat 3 hari karena ini, dan itu kita seperti kehilangan ingatan. Mengerikanlah pokoknya," kata Mahmud Syaltut, staf khusus menteri agama kepada jurnalis MCH, di Madinah, pekan lalu.

Dalam keterangan persnya di Arab Saudi, siang tadi, Kepala Pusat Kesehatan Haji Liliek Marhaendro Susilo menegaskan, penyediaan fasilitas kesehatan di periode Masyaair, diikuti deploy petugas di tiap fasilitas medis.

"Di Arafah nanti kita didirikan pos kesehatan di sekitar tendanya jemaah. Ada sekitar 20 bed untuk jemaah yang butuh perawatan lanjutan. Jadi kalau heat stroke itu ada ruang pemulihan. Itu pos kesehatan yang besar," ujarnya, Selasa (20/6/2023).

Selain itu, pihaknya juga akan mendirikan pos-pos kesehatan satelit.

Pos Medis Satelit ini dibangun dan disiagakan di dekat tenda-tenda para jemaah di 70 maktab.

"Ada 5 pos satelit. Sebenarnya dari Pemerintah Saudi juga mendirikan pos kesehatan satelit di sana. Jadi jemaah bisa mengakses fasilitas kesehatan lebih banyak baik dari kita maupun di Saudi," katanya.

Pos kesehatan satelit itu sifatnya pertolongan sementara sebelum dirujuk ke pos kesehatan besar.

Liliek menjelaskan, di pos besar fasilitas kesehatan tersedia fasilitas medik lebih lengkap.

Bahkan untuk perawatan yang lebih intemedite itu masih bisa.

Liliek menambahkan, pihaknya juga membangun 11 titik pos kesehatan di Muzdalifah yang akan ditempatkan.

"Kemudian di titik alur lalu lalang jemaah kita dari tenda ke jamarat juga kita kerahkankan teman-teman dari EMT dan P3JH dan Linjam. Jalur bawah ada 5 titik begitu juga jalur atas 5 titik. Kita juga ada ambulans yang akan stand by, termasuk yang di dekat jamarat," katanya.

Langkah antisipasi ini diambil mengingat pelaksanaan haji tahun ini banyak diikuti jemaah haji lanjut usia (Lansia).

"Lansia memang sangat banyak dan memiliki risiko tinggi (risti) juga sangat banyak sekitar 70-75 persen sehingga kita screening ada 50 jemaah di setiap kloter yang risti yang harus dipantau. Kemudian discreening lagi untuk masuk kategori safari wukuf," katanya.

Liliek juga mengimbau agar jemaah haji khususnya lansia agar menjaga jesehatannya.

"Kita ingatkan jangan lagi banyak aktivitas di luar karena suhu cukup tinggi di Mekkah perlu diwasapadai. Cukup beraktivitas di penginapan saja. Ibadah juga akan ada di hotelnya. Ini kita minta agar di hotel saja.

"Ibadah sunah juga mulai dikurangi. Karena tujuan utamanya adalah untuk haji. Ini yang kita jaga agar pada saat armuzna itu jemaah sehat dan bugar," ucapnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved