Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Haji 2023

Kisah Siti Hajar, Kesembuhan Hanna Jamaah Lansia Asal Bone Sulsel, dan Mukjizat Air Zamzam

Air Zamzam telah melahirkan cerita mengharukan di haji tahun ini yang dialami salah satu jamaah haji bernama Indo Hanna, asal Bone, Sulawesi Selatan.

Editor: Sakinah Sudin
Kolase Tribun Timur/ Thamzil Thahir.
Indo Hanna, kembali bisa melafalkan kata, dan berjalan lagi, setelah tiga hari rutin meminum air Zamzam dari Masjidil Haram, Mekkah Almukkaramah. 

Oleh Khaeroni,

Tim Monev Penyelenggaraan Haji 1444 H

IBADAH haji dan umrah sangat menarik bagi seorang muslim, apalagi bagi yang memiliki istitha’ah untuk berangkat ke tanah suci.

Banyak hikmah yang dapat diambil dari perjalanan ibadah haji dan umrah.

Selain menyempurnakan spiritualitas, seorang muslim dapat memaknai setiap ibadah yang ditunaikan saat di tanah haram.

Terlebih saat menjalankan rukun-rukun haji dan umrah, salah satunya adalah sa’i yang merupakan rukun ketiga setelah ihram dan thawaf.

Sa’i memiliki karakteristik khusus dalam aktivitasnya, sebagaimana kekhasan rukun-rukun haji dan umrah yang lain.

Menurut bahasa, sa’i memiliki arti usaha.

Sedangkan rukun sa’i yang kita kenal adalah berjalan cepat bolak-balik sebanyak 7 kali antara bukit Shafa dan Marwa, dimulai dari bukit Shafa dan terakhir di bukit Marwa. Jarak antara bukit Shafa dan Marwa adalah sejauh sekira 400 meter, jadi total jarak yang ditempuh kurang lebih 3 kilometer jika bolak-balik sebanyak 7 kali.

Tentunya, jamaah haji dan umrah harus mempersiapkan kesehatan jasmani sebelum menjalani rukun ini. Di sinilah problema muncul bagi jemaah lansia dan risti (risiko tinggi).

Ritualitas mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali (thawaf) di tengah ratusan bahkan jutaan umat muslim yang dilakukan sebelum Sa’i, tentunya menjadikan kesiapan fisik harus optimal.

Berawal dari titik inilah, kesempatan "berjihad" di area pengabdian bagi pendamping maupun panitia penyelenggara haji terbuka lebar.

Sejatinya, perjuangan ummat muslim berkaitan dengan salah satu rukun haji (Sa’i), tidaklah seberapa dibanding perjuangan Siti Hajar dan Ismail kecil di lembah yang tandus nyaris tidak ada kehidupan di Makkah saat itu.

Selama berhari-hari ia berusaha untuk bertahan hidup dengan perbekalan yang ia bawa.

Hingga suatu hari perbekalannya sudah habis, Ismail kecil juga terus menangis karena kehausan.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved