Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Profil Syahrul YL Mentan Asal Sulsel Dikabarkan Tersangka Korupsi KPK, Dulu Diterpa Isu Narkoba

Sebelum dikabarkan tersangka korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Syahrul YL sebelumnya disebut akan dijerat kasus narkoba.

Editor: Ansar
Kolase Tribun-timur.com
Profil Syahrul Yasin Limpo mantan Gubernur Sulsel yang ditunjuk Presiden Jokowi jadi Menteri Pertanian, kini dikabarkan jadi tersangka. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Profil Syahrul Yasin Limpo mantan Gubernur Sulsel yang ditunjuk Presiden Jokowi jadi Menteri Pertanian, kini dikabarkan jadi tersangka.

Sebelum dikabarkan tersangka korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Syahrul YL sebelumnya disebut akan dijerat kasus narkoba.

Kabar tersebut disampaikan Pakar Hukum Tata Negara Prof Denny Indrayana beberapa waktu lalu.

Belakangan, kini sedang trending soal SYL jadi tersangka kasus korupsi di KPK.

SYL adalah Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) dua periode. Ia itu ditunjuk sebagai Menteri Perindustrian Ad Interim.

Baca juga: Mentan Syahrul Yasin Limpo Dikabarkan Tersangka Korupsi, KPK Ungkap Fakta Sebenarnya

Syahrul Yasin Limpo menggantikan sementara Agus Gumiwang Kartasasmita.

Syahrul Yasin Limpo merupakan menteri dari Partai NasDem dikabarkan ditetapkan menjadi tersangka kasus korupsi.

Awalnya isu Syahrul Yasin Limpo akan menjadi tersangka dihembuskan @pedeoproject.

Dikutip dari Tribunnews.com, unggahan tersebut menyebut Syahrul Yasin Limpo bakal ditetapkan KPK sebagai tersangka dugaan penyalahgunaan SPJ, gratifikasi, dan suap.

Selain Syahrul Yasin Limpo, akun Instagram itu juga menyebut KPK menetapkan dua pejabat Kementan lainnya sebagai tersangka.

"Dalam informasi terbatas itu disebutkan bahwa SYL (Syahrul Yasin Limpo) selaku Menteri Pertanian 2019-2024 bersama-sama dengan KSD (Sekjen Kementerian Pertanian 2021 s/d sekarang) dan HTA (Direktur Pupuk Pestisida 2020-2022/Direktur Alat Mesin Pertanian tahun 2023) telah melakukan perbuatan tindak pidana korupsi (TPK)," tulis akun Instagram @pedeoproject.

Pihak KPK pun merespons hal tersebut pada Rabu (14/6/2023).

Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Asep Guntur Rahayu menyebut pihaknya sedang membuka penyelidikan suatu kasus dugaan korupsi yang menyeret Mentan Syahrul.

Namun ia tidak menjawab lugas terkait dengan status Syahrul Yasin Limpo dalam pengusutan kasus korupsi tersebut.

"Saat ini masih proses lidik," ujar Asep Guntur saat dikonfirmasi, Rabu (14/6/2023).

Profil Syahrul Yasin Limpo

Syahrul Yasin Limpo merupakan seorang politikus Indonesia

Syahrul Yasin Limpo pernah menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan sejak tanggal 8 April 2008 hingga 8 April 2018.

Syahrul Yasin Limpo memenangi pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan 2007 dan 2013 bersama pasangannya Agus Arifin Nu'mang.

Syahrul Yasin Limpo merupakan kakak kandung  Ichsan Yasin Limpo, politikus yang pernah menjabat sebagai Bupati Gowa selama dua periode pada tahun 2005 hingga 2015.

Syahrul Yasin Limpo adalah anak kedua dari pasangan H. Muh. Yasin Limpo dengan Hj. Nurhayati Yasin Limpo.

Syahrul  lahir di Ngawing, Makassar pada tanggal 15 Maret 1955.

Syahrul Yasin Limpo pernah menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan yang pertama kali dipilih secara langsung.

Sebelum menjabat sebagai Gubernur, Syahrul Yasin Limpo pernah menjabat sebagai Bupati di Kabupaten Gowa selama dua periode, kemudian menjabat Wakil Gubernur selama satu periode mendampingi Amin Syam.

Sebelum akhirnya memenangkan pertarungan dengan Amin Syam dalam pilkada Sulsel di tahun 2007 setelah keduanya sama-sama maju bertarung sebagai calon incumbent. 

Pada pilkada Sulawesi Selatan tahun 2007, Syahrul Yasin Limpo berpasangan dengan Agus Arifin Numang (saat itu menjabat sebagai ketua DPRD Sulsel) yang merupakan salah satu pimpinan DPD Golkar Sulsel.

Pasangan tersebut diusung oleh koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) dan Partai Damai Sejahtera (PDS).

Sementara rival terberat Syahrul yaitu Amin Syam yang juga ketua DPD Golkar Sulsel di usung oleh koalisi Partai Golkar, Partai Kebangkitan bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) serta Partai Demokrat, ditambah sejumlah partai kecil lainnya.

Setelah menjalani persaingan yang ketat, Syahrul Yasin Limpo akhirnya memenangi pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan 2007 bersama pasangannya, Agus Arifin Nu'mang.

Gubernur yang terkenal dengan tagline “Sayang” ini (Sayang merupakan singkatan dari Syahrul Yasin Limpo – Agus Arifin Nu’mang) ini mulai merealisasikan ide-idenya, antara lain pendidikan gratis dan kesehatan gratis.

Syahrul mengungkapkan bahwa hal dasar dalam mensejahterakan rakyat dan membuat suatu bangsa maju terletak dari tingkat pendidikan suatu rakyat atau bangsa dan hak dasar manusia sebenarnya adalah kesehatan.

Oleh karena itu Syahrul Yasin Limpo berusaha mewujudkan ide ini, dan sekarang ini dapat dilihat, Pendidikan gratis telah direalisasikan di kabupaten Gowa dan daerah lainnya sampai tingkat SMA.

Dibidang kesehatan, rumah sakit yang ditunjuk pemerintah menggratiskan biaya kesehatan yakni melayani pasien dengan hanya menerima pembayaran fotokopi KTP dan Kartu Keluarga. 

Anak Pejuang

Akar penting dari keluarga Yasin Limpo tentu saja Kolonel Muhammad Yasin Limpo.

Pada tahun-tahun awal Revolusi Indonesia, Muhammad Yasin Limpo seperti banyak pemuda di zamannya, satu kubu dengan Wolter Mongisidi.

Sebagai pejuang kemerdekaan, Muhammad Yasin Limpo tentulah bagian dari Angkatan 45 yang dihormati itu.

Di Indonesia, menyandang sebutan Angkatan 45 adalah reputasi yang sangat mulia.

Meski yang bersangkutan tak bisa menikmati, reputasi sebagai Angkatan 45 mampu meningkatkan modal politik berupa pencitraan yang tidak hanya bagus, tapi juga heroik.

Usai Revolusi, laki-laki kelahiran Bontonompo, Gowa, 17 Juni 1924 ini bergabung dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Menurut catatan Barbara Sillars Harvey dalam Pemberontakan Kahar Muzakkar: dari Tradisi ke DI/ TII (1989: 357), selama kurun waktu Juni 1957 hingga Januari 1958, Kapten Muhammad Yasin Limpo adalah komandan Batalyon L (Batalyon 008/Lapris), sebagai bagian dari Resimen Infanteri 23 pimpinan Mayor Andi Rifai.

Ketika jadi perwira TNI, Yasin Limpo menikahi Nurhayati—perempuan kelahiran Pare-pare yang cukup terpelajar di zamannya.

Dari perkawinan itu kemudian lahirlah Tenri Olle Yasin Limpo, Syahrul Yasin Limpo, Tenri Angka Yasin Limpo, Dewi Yasin Limpo, Ichsan Yasin Limpo, Haris Yasin Limpo, dan Irman Yasin Limpo.

Anak-anak Yasin Limpo akhirnya terjun juga ke dunia politik.

Partai mereka tak melulu Golkar.

Setidaknya di antara anak-anaknya ada yang pernah duduk di kursi parlemen.

Mendiang Ichsan Yasin Limpo pernah jadi anggota DPR dari 1999 hingga 2005, sebelum akhirnya jadi Bupati Gowa.

Tenri Olle, yang kini gagal, dulunya pernah menjabat Ketua DPRD Gowa periode 2009-2014 dan kemudian anggota DPRD Sulsel periode 2014-2019.

Sedangkan Tenri Angka adalah anggota DPRD Makassar.

Haris Yasin Limpo, yang jadi Direktur PDAM Makassar, pernah duduk di kursi anggota DPRD Makassar periode 2009-2014.

Cucu Yasin Limpo, putri Syahrul, Indira Chunda Thita Syahrul Putri, yang kini gagal jadi anggota DPR, juga pernah jadi anggota dewan.

Anak Tenri Olle, Akbar Danu Indarta Marwan, juga pernah menjadi anggota DPRD Gowa.

Di luar parlemen, Syahrul yang kerap disapa komandan, pernah jadi gubernur.

Adiknya, Irman Yasin Limpo, adalah Pelaksana Tugas (Plt.) Bupati Luwu.

Dan tentu saja Adnan Purichta Ichsan sebagai Bupati Gowa. 

Jadi Menteri Pertanian

Setelah mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani dipanggil pertama oleh Presiden Jokowi, Selasa (22/10/2019) pagi, giliran mantan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) yang dipanggil Jokowi.

Syahrul Yasin Limpo tiba di Istana Merdeka, Jakarta, sekitar pukul 09.33 WIB.

Sementara Sri Mulyani tiba lebih awal, sekitar pukul 09.00 WIB.

Syahrul Yasin Limpo datang seorang diri mengenakan kemeja putih.

Berjalan menuju istana, Syahrul Yasin Limpo tampak santai tanpa membawa apapun.

Di tangan kirinya, dia menggenggam telepon seluler.

Sebelum masuk ke istana Negara, Syahrul Yasin Limpo sempat menyapa awak media dengan memberi sikap hormat.

Dia mengaku dihubungi Presiden Jokowi pada Senin (21/10/2019) kemarin.

Diketahui Syahrul Yasin Limpo merupaka politisi Partai Nasdem.

Saat Jokowi kampanye di Pilpres 2019, Syahrul Yasin Limpo masuk dalam daftar tim kampanye nasional Jokowi-Ma'ruf Amin.  

Diisukan Narkoba

Pakar Hukum Tata Negara Prof Denny Indrayana membocorkan soal dua menteri Partai Nasdem yang akan 'dikerjai'.

Denny Indrayana kembali bikin heboh lantaran membocorkan informasi yang diklaimnya benar soal cawe-cawe Presiden Jokowi.

Sebelumnya, Denny Indrayana bocorkan soal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal sistem Pemilu dan upaya perebutan Partai Demokrat oleh Moeldoko.

Denny Indrayana menyampaikan langkah cawe-cawe Presiden Jokowi jelang Pilpres 2024.

Dua menteri dari Partai Nasdem di kabinet Jokowi akan dijerat pidana dan ditersangkakan.

Yakni Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang akan dijerat kasus narkoba dan Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya dengan kasus korupsi.

Hal itu dikatakan Denny Indraya di akun Twitternya @dennyindrayana, Sabtu 3 Juni 2023.

"Cawe-cawe Presiden Jokowi yang menegaskan tidak akan netral semakin membahayakan keadilan dalam Pilpres 2024," kata Denny Indrayana.

"Informasi terakhir, Partai Nasdem kembali digoyang dan diserang. Kali ini yang dijadikan sasaran tembak adalah dua menteri kader nasdem lainnya di kabinet.

Menteri SYL akan dijerat dugaan pidana narkoba, sedangkan Menteri SN dijerat dengan dugaan korupsi," beber Denny.

Minggu (4/6/2023), Denny Indrayana kembali kritik penegakan hukum era Presiden Jokowi yang melanggar HAM.

Seperti diketahui dua menteri dari Partai Nasdem yang kini berada di kabinet Jokowi adalah MenterI Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.

"Hukum tidak boleh diterapkan diskriminatif, memilih dan memilah kasus. Memukul lawan oposisi, sambil merangkul kawan koalisi.

Hukum yang tajam ke bawah dan tumpul ke atas, diterapkan tidak adil, akan menjadi penyebab hancurnya suatu bangsa," ujar Denny.

Dalam suatu Hadist, kata Denny dalam cuitannya, Rasullullah Muhammad SAW diriwayatkan marah Ketika sorang sahabat mengusulkan pengurangan hukuman kepada anak kepala suku Makhzumiyah.

"Rasullah bersabda penyebab binasa dan hancurnya suatu bangsa adalah karena hukum yang diterapkan secara diskriminatif," ujar Denny.

Karenanya tambah Denny, untuk menegaskan bahwa hukum harus tegas kepada semua, Rasulullah berseru, ”Seandainya Fatimah Binti Muhammad yang mencuri, saya sendiri yang akan memotong tangannya”.

"Saya berpendapat, cawe-cawe Presiden Jokowi yang memperalat kasus hukum demi kepentingan melanggengkan kekuasaan, untuk membubarkan koalisi lawan politik, sambil menjegal pencalonan Anies Baswedan sangat berbahaya, dan sebagaimana diingatkan Rasulullah, bisa mendorong Indonesia ke jurang kehancuran," kata Denny. (*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved