Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bantuan Pertanian Maros Diduga Dikendalikan Mafia, Combine Disewakan di Kendari, Traktor Dijual

Komplotan mafia nekat menjual dan menyewakan alat-alat pertanian yang diperuntukkan kepada kesejahteraan petani.

Editor: Ansar
Kolase Tribun-timur.com
Penyaluran bantuan di Dinas Pertanian Maros diduga dikendalikan oleh mafia. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Penyaluran bantuan di Dinas Pertanian Maros diduga dikendalikan oleh mafia.

Mafia yang bersarang di Dinas Pertanian disebut sudah terstruktur.

Komplotan mafia nekat menjual dan menyewakan alat-alat pertanian yang diperuntukkan kepada kesejahteraan petani.

Bahkan jual beli alat pertanian di Maros kini menjadi rahasia umum, namun belum pernah ditindak tegas.

Hal tersebut disampaikan seorang warga, RN Landza kepada tribun-maros.com, Rabu (16/6/2023).

Berdasarkan hasil investigasi RN Landza, ada tiga orang yang diduga bermain dalam penyaluran bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan).

Baca juga: Dinas Pertanian Maros Sebut Dugaan Salahgunakan Anggaran Covid-19 Keliru, Nini Beri Penjelasan

Baca juga: Dinas Pertanian Maros Diduga Salahgunakan DAU Rp2 Miliar, Dipakai Beli 7 Unit Traktor

Mereka adalah inisial SC (pejabat), AN (orang kepercayaan SC) dan UM (honorer).

"Jadi traktor yang diterima kelompok tani itu, dibeli Rp8 juta. Ada juga yang disewakan," kata RN Landza.

RN Landza menjelaskan peran masing-masing tiga terduga pelaku.

SC saat menjabat Kepala UPTD Pengelola Agrabisnis diduga sebagai pengendali. Kini SC menjabat sebagai Kepala Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Pertanian.

Sementara AN diberi tanggungjawab untuk mengelola bantuan traktor ke petani.

"AN berperan menyalurkan bantuan traktor ke petani. Setiap tahun AN setor Rp1,5 juta ke Kepala UPTD Pengelola Agrabisnis, SC, pejabat tahun 2018," kata RN Landza.

Sekarang SC masih menjabat di Dinas Pertanian sebagai kepala seksi SDM di bagian penyuluhan.

Untuk melancarkan aksinya, SC memberikan 12 unit traktor ke AN untuk dikelola.

Bukan hanya traktor, AN juga diketahui murah alat berat berupa combine atau alat pemotong padi dengan harga Rp200 juta ke pengusaha.

Combine  yang bersumber dari dana aspirasi tersebut tipe Yanmar AW 70 tahun 2018.

"Aksi jual beli alsintan di Dinas Pertanian itu sudah lumrah. Tapi bikin heran, kenapa seolah tak ada kejadian," kata dia.

30 unit Traktor hilang

Sebanyak 30 unit traktor Dinas Pertanian Maros sempat hilang sejak tahun 2015.

Sekarang, dari 30 unit tersebut, 14 unit diantaranya sudah diambilalih oleh Dinas Pertanian. 16 unit traktor lainnya sudah diketahui.

Hanya saja Dinas Pertanian belum mampu mengambil 16 unit traktor bantuan tersebut, karena petani mulai nekat.

Petani lebih memilih membakar traktor tersebut dibanding kembalikan ke Dinas Pertanian.

"Kenapa petani nekat begitu, karena mereka sudah beli dengan harga Rp8 juta," kata RN Landza.

Preteli alat berat

Selain menjual dan menyewakan alsintan, mafia tersebut juga preteli alat-alat berat Dinas Pertanian.

Suku cadang atau sparepart diduga dijual untuk meraup keuntungan pribadi dan kelompok.

Ironisnya, salah satu dari mafia tersebut masih berstatus sebagai pegawai honor UPTD Pengelola Agrabisnis.

"Pegawai honor ini juga pegang kendali. Dia di perbengkelan, tapi kenapa justru alat-alat combine ini dipreteli," kata dia.

Bukan hanya preteli, UM juga sudah menyewakan Combine Dinas Pertanian sampai ke Kendari .

Combine disewakan Rp120 juta per tahun. Tapi target dari Pemkab Maros hanya 40 juta.

Setiap tahun untung masuk Rp80 juta. Sementara alat Combine sembilan unit.

"UM ini adalah mekanik, tapi caranya tidak beres. Dia lah yang yang sewakan combine sampai ke Kendari," kata dia.

Pembelaan Kepala UPTD Agribisnis

Sementara Kepala UPTD Agribisnis Dinas Pertanian Maros, Alim Bahri mengaku baru dua bulan menjabat.

Kondisi yang terjadi di bagian penyaluran bantuan, sudah terjadi sebelum ia menjabat.

"Kondisinya memang sudah seperti itu saat saya menjabat. Saya baru dua bulan menjabat sebagai Kepala UPTD Agribisnis," kata dia.

Soal preteli, empat combine sudah tak bisa digunakan lagi. Ia juga sudah membuatkan berita acara kerusakan.

"Tugas saya sekarang hanya memperbaiki yang sudah rusak. Yang masih bisa kita diperbaiki, kami perbaiki," kata dia.

Soal beberapa bagian combine yang disebut hilang, barang tersebut disimpan di gudang. (*)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved