Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Rumah Raja Salohe Terbakar

Rumah Adat Sao Arung Salohe Pernah Jadi Tempat Tinggal Pelajar Daerah Terpencil Manimpahoi

Sao Arung Salohe di Desa Saotengnga, Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai memiliki peran lebih dari sekadar sebagai rumah adat.

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/SAMSUL BAHRI
Proses pemadaman api yang membakar Rumah Adat Sao Raja Salohe di Desa Saotengnga, Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, Rabu (7/6/2023). Rumah adat ini pernah jadi tempat tinggal pelajar dari desa terpencil. 

TRIBUNSINJAI.COM, SINJAI TENGAH - Rumah Adat Sao Arung Salohe di Desa Saotengnga, Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan memiliki peran lebih dari sekadar sebagai rumah adat.

Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, rumah adat ini digunakan sebagai tempat tinggal bagi para pelajar yang berasal dari daerah terpencil Manimpahoi, Kecamatan Sinjai Tengah.

Beberapa di antara mereka adalah pelajar dari Saotanre, Sohoring, Kompang, Pattongko, dan daerah-daerah lainnya.

"Karena kampung halaman para pelajar berjarak jauh dan akses jalan masih buruk saat itu, maka mereka tinggal di rumah adat tersebut," ujar Kepala Desa Saotengah, Andi Mappinoma, Kamis (8/6/2023).

Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, pendidikan dasar menjadi sulit diakses oleh anak-anak pelajar dari desa-desa.

Rumah Adat Sao Salohe berada dekat dengan ibu kota kecamatan dan sekolah, sehingga menjadi tempat penampungan bagi para pelajar.

Pada Rabu (7/6/2023) kemarin, rumah adat yang dibangun pada tahun 1901 tersebut terbakar.

Kebakaran bermula saat pemilik rumah yang bernama Andi Hadrawi Bin Lannaco membakar sarang tawon di dalam rumah.

Seluruh isi rumah habis terbakar dan tidak ada yang tersisa, termasuk benda-benda pusaka, peralatan rumah tangga, piring-piring peninggalan, dan lesung padi.

Baca juga: Benda Pusaka di Rumah Adat Hangus Terbakar, Kepala Desa Saotengnga Heran

Baca juga: Ada Bunker Narkoba di Kampus Ternama Makassar, Polisi Sebut Telah Beredar 3 Kg

Hanya ranjang besi tua dan mesin jahit tradisional yang berhasil diselamatkan.

Tim pemadam kebakaran kesulitan dalam memadamkan api.

Hal ini dikarenakan akses dari Markas Pemadam Kebakaran cukup jauh, sehingga membutuhkan waktu 30 menit untuk sampai ke lokasi kejadian.

Ditambah lagi kondisi jalan yang berliku dan menanjak membuat pemadam kesulitan dalam mengendarai kendaraan.

Rumah adat ini terletak di tengah kebun cengkih warga di Kaleleng, Desa Saotengnga, Kecamatan Sinjai Tengah.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved