SPN Batua
Yatim Sejak Umur 8 Tahun, Hikmawansa Buruh Gudang Tani Asal Takalar Kini Jadi Siswa di SPN Batua
Alhamdulillah, berkat doa ibu saya, saya bisa seperti sekarang ini," ucap N Hikmawansa dengan nada lirih.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Sukmawati Ibrahim
Di sela pendidikan, Wawan tak kuasa menahan tangis takkala mendengar sang ibu terbaring sakit di rumah.
Beruntung, setelah tiga hari sang ibu terbaring sakit dengan selang infus di tangan, kondisi Juliati kembali membaik.
"Saya kemarin sempat sedih, karena dapat kabar mamakku di kampung sakit dan diinfus tiga hari. Alhamdulillah sekarang sudah baikan," sebutnya.
Di sela pendidikan itu, Wawan diperbolehkan menjenguk kondisi sang ibu di kampung halamannya.
Tentu dengan pendampingan dari pengasuh atau pelatih dari SPN Batua.
Sontak sang ibu, Juliati tak kuasa menahan tangis saat melihat putranya tiba di rumah dengan berseragam siswa SPN Batua.
"Adako nak," ucap Juliati dengan suara terisak sembari memeluk Wawan.
Kesaksian Juliati, putranya itu memang memang punya tekad kuat menjadi polisi.
Meski ditinggal sang ayah saat masih SD, tidak menyurutkan niat Wawan untuk menggapai cita-citanya.
"Itu hari sempat disuruh saja kuliah dulu, ambil jurusan olahraga, tapi dia (Wawan) bilang mauka jadi polisi," kata Juliati.
Juliati kala itu, pun takkuasa menahan tangis saat melepas putranya dari rumah menuju SPN Batua setelah dinyatakan lolos.
"Dalam hati saya, kodong (kasihan) anakku, tidak adami bapaknya dampingi," ucap Juliati.
Sebelum beranjak kembali ke barak SPN Batua, Wawan menyempatkan diri berziarah ke makam ayahnya, Nawir Dg Nai.
Di depan pusara sang ayah, Wawan berurai air mata memanjat doa terbaik untuknya.
"Andaikan bapak saya masih ada, saya yakin dia bangga lihat saya seperti sekarang ini," tuturnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.