Pilpres 2024
Megawati dan Jokowi Ternyata Sudah Bahas Sosok Cawapres Ganjar Pranowo saat Maret, Hasto: Mendalam
Jokowi dan Megawati telah membahas calon wakil presiden (cawapres) sebelum mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres).
TRIBUN-TIMUR.COM - Sekretaris Jenderal PDI-P, Hasto Kristiyanto, mengungkapkan Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah bertemu.
Jokowi dan Megawati telah membahas calon wakil presiden (cawapres) sebelum mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres).
Hasto menjelaskan bahwa pembahasan tersebut terjadi di Istana pada bulan Maret.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Hasto saat ditanya mengenai kemungkinan pengenalan calon wakil presiden pendamping Ganjar Pranowo pada perayaan bulan Bung Karno tanggal 24 Juni.
"Seperti yang diketahui, saat Ibu Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi bertemu selama tiga jam di Istana Merdeka, pembahasan mengenai calon wakil presiden juga telah dilakukan," kata Hasto saat ditemui di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada hari Senin (8/5/2023).
Namun demikian, Hasto menambahkan, pembahasan mengenai cawapres masih berlangsung dinamis.
Pembahasan mengenai calon wakil presiden terus berlanjut setelah Megawati mengumumkan Ganjar sebagai calon presiden pada tanggal 21 April.
"Pembahasan tersebut semakin mendalam ketika mengumumkan Bapak Ganjar Pranowo pada tanggal 21 April, dan pembahasan ini terus berlangsung secara dinamis," ungkap Hasto.
Hasto juga menyatakan bahwa pihaknya telah mencalonkan 10 nama kandidat calon wakil presiden yang mungkin menjadi pendamping Ganjar Pranowo.
Hal ini disampaikan langsung oleh Megawati saat menerima kunjungan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dalam rangka kerja sama politik.
"Ketika bertemu dengan PPP, Ibu Megawati Soekarnoputri juga menyebutkan adanya 10 calon wakil presiden dengan prinsip gotong royong dan musyawarah.
Tentunya, akan dicari pendamping terbaik untuk menjadi pasangan dengan Bapak Ganjar Pranowo," tambahnya.
PDIP membantah bahwa pertemuanJokowi dan enam ketua umum partai politik (parpol) koalisi pemerintah di Istana Negara, Jakarta, Selasa (2/5/2023) membahas sosok calon wakil presiden (cawapres).
Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menjawab pertanyaan awak media mengenai kabar pertemuan di Istana membahas dua nama cawapres, yaitu Sandiaga Uno dan Erick Thohir.
"Bahwa di dalam antarpimpinan partai, para politisi, para negarawan, bicara orang per orang itu sebagai bukan hal yang utama.
Yang utama adalah kebijakan bangsa dan negara ke depan," kata Hasto ditemui di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (8/5/2023).
Hasto mengaku mendapat penjelasan dari Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Adapun Megawati turut hadir dalam pertemuan di Istana, Selasa pekan lalu.
Menurut Hasto, dalam pertemuan itu, Jokowi menekankan sejumlah hal terkait persoalan bangsa. Kemudian juga soal bagaimana arah bangsa di masa depan.
"Presiden Jokowi hanya menegaskan tentang berbagai persoalan, berbagai capaian-capaian dan juga arah masa depan, termasuk aspek-aspek demografis tadi.
Bonus demografi yang menjadi catatan yang sangat penting," ucap dia.
Di sisi lain, Hasto mengatakan bahwa partainya juga terus membahas sosok cawapres pendamping Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres).
Namun, hal itu akan dibahas lebih mendalam setelah PDI-P selesai melakukan proses pendaftaran bakal calon anggota legislatif (bacaleg) 2024.
Megawati telah menyebut 10 nama cawapres pendamping Ganjar.
Dari situ, PDI-P dan partai politik pengusung Ganjar akan mencari sosok pendamping terbaik bagi Gubernur Jawa Tengah itu.
"Tentu saja akan dicari pendamping terbaik sebagai pasangan dwitunggal dengan Bapak Ganjar Pranowo," katanya.
"Tentu saja memperhatikan suatu kombinasi yang lengkap, kombinasi kepemimpinan yang dwitunggal, kombinasi kepemimpinan yang saling melengkapi," sambung dia.
Sebelumnya, Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy atau Rommy menyebut pertemuan enam ketum parpol di Istana demi mewujudkan pasangan Ganjar-Prabowo.
Hal itu dia katakan sebelum pertemuan enam ketua umum dengan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.
"Pertemuan nanti malam yang rencananya dihadiri seluruh ketum-ketum parpol pendukung pemerintah minus Nasdem berpotensi mewujudkan koalisi besar dengan formasi Ganjar-Prabowo sebagai capres-cawapres," ujar Rommy saat dimintai konfirmasi, Selasa (2/5/2023).
Rommy menjelaskan, formasi Ganjar-Prabowo bertolak dari kenyataan bahwa dua sosok tersebut selalu mengisi posisi papan atas di berbagai lembaga survei.
Selain itu, Rommy mengatakan, partai yang memenangkan Pemilu 2019 memang lebih tepat mengusung capres, yakni PDI-P.
Di mana, dalam hal ini Ganjar merupakan kader PDI-P.
Sementara itu, partai pemenang selanjutnya, yakni Gerindra, lebih tepat menjadi pengaju cawapres.
"Tentu hal ini terpulang ke Prabowo, apakah bersedia menjadi cawapres di tengah amanat partainya untuk menjadi capres," tutur dia. (*)
Mahfud MD: Saya Lebih Baik dari Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming |
![]() |
---|
Cak Imin Nilai Wacana Pembentukan Presidential Club Positif |
![]() |
---|
Alasan Surya Paloh Tinggalkan Anies Baswedan Usai Kalah di Pilpres, Kini Dukung Prabowo-Gibran |
![]() |
---|
PBB Takut Yusril Ihza Mahendra tak Jadi Menteri? NasDem-PKB Dukung Prabowo |
![]() |
---|
Prabowo-Gibran tidak Mundur Hingga Dilantik Jadi Presiden-Wapres |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.