Kisah Hj. Hasna, Perempuan Inspiratif yang Sukses Berbisnis di Tengah Keterbatasan
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menunjukkan eksistensi sosok perempuan agar bisa menjadi tangguh, sukses dan mandiri.
TRIBUN-TIMUR.COM - Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menunjukkan eksistensi sosok perempuan agar bisa menjadi tangguh, sukses dan mandiri.
Hal ini sekaligus menepis anggapan sebagian orang yang melihat perempuan sebagai sosok yang lemah dan sangat bergantung pada orang lain, baik secara finansial maupun dalam hal mengambil keputusan yang strategis.
“Menunjukkan kemandirian, akan menjadikan posisi perempuan menjadi terhormat dimanapun berada”, seperti itulah prinsip hidup yang ditanamkan dalam diri sosok perempuan penyandang disabilitas asal Kabupaten Pinrang Provinsi Sulawesi Selatan bernama lengkap Hj.Nur Hasnah atau akrab disapa Hj.Hasna.
Selain usaha penjahitan yang telah lama digeluti, ia juga membuka Kelompok Usaha Bersama Penyandang Cacat (KUBE PACA) di tanah kelahirannya di Desa Mattiro Deceng Kecamatan Tiroang Kabupaten Pinrang.
Usaha KUBE PACA bergerak di bidang penjahitan pria dan wanita, usaha jual kain, pakaian jadi dan usaha lainnya.
Penyakit folio yang diderita Hj.Hasna saat masih bayi berdampak pada kondisi fisik kakinya yang menjadi layu, sehingga saat berjalan mengalami hambatan.

Kondisi demikian, tidak membuat dirinya putus asa dan berdiam diri.
Bahkan dengan kondisi yang dialaminya, menjadi pelecut untuk tampil menjadi sosok perempuan yang produktif.
Dengan semangat menjadi perempuan mandiri, membuat dirinya terus mencari informasi keberadaan wadah yang bisa memberikan bimbingan dan keterampilan sebagai bekal dalam menjalani kehidupannya dimasa-masa yang akan datang.
Informasi yang diperoleh dari warga tentang keberadaan PSBD Wirajaya (kini : Sentra Wirajaya) di Makassar, membuat dirinya memutuskan untuk mengikuti program rehabilitasi sosial di salah satu satuan kerja Kementerian Sosial yang berada di kota Makassar tersebut
Keterampilan dan keahlian menjahit mulai ia dapatkan sejak mengikuti program rehabilitasi sosial di Sentra Wirajaya Makassar.
Setelah selesai mengikuti program rehabilitasi sosial sekitar tahun 1997, di tahun yang sama pula, ia memulai membuka usaha penjahitan di kampung halamannya.
Bermodalkan peralatan seadanya, bahkan mesin jahitpun harus meminjam dari milik kerabat, ia memulai usaha dengan rasa percaya diri dan penuh keyakinan jika kelak usahanya akan berhasil.
Selain usaha penjahitan dan usaha penjualan kain, ia juga membuka usaha pelatihan dan atau menerima peserta yang ingin belajar (kursus) penjahitan.
Khusus untuk usaha pelatihan itu sendiri, pesertanya diprioritaskan dari warga penyandang disabilitas di Kabupaten Pinrang dan daerah-daerah sekitarnya.
Ribuan Penyandang Disabilitas Dapat Gunakan Hak Pilih pada PSU Pilwali Palopo |
![]() |
---|
Kisah Dibalik Senyum Nenek Maria Penerima Bantuan Kemensos |
![]() |
---|
Bikin Haru! Joko Hermanto, Penyandang Disabilitas yang Pantang Menyerah |
![]() |
---|
Beragam Kegiatan Semarakkan HDI Tahun 2024 di Sentra Wirajaya Makassar |
![]() |
---|
Kelas Menengah dan Penyandang Disabilitas Terima Bansos |
![]() |
---|