Opini
Pita Hitam dari Dokter Gigi Indonesia
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) yang dipimpin oleh Ketua PDGI, drg Usman Sumantri MSc merilis surat edaran yang berisi empat poin keperihatinan
Nampaknya komunikasi yang tidak efektif berbagai elemen termasuk kepada organisasi profesi kesehatan memberikan sinyal bahwa RUU kesehatan didesain tidak partisipatif hal itu ditandai dengan munculnya aksi penolakan seluruh oraganisasi profesi kesehatan.
Pita hitam yang disematkan di lengan kanan oleh anggota PDGI adalah aksi keprihatinan dan solidaritas.
Metafora kata keprihatinan dan solidaritas memberikan gambaran betapa masalah ini perlu dimusyawarahkan dengan baik, seolah-olah sebagai ajakan untuk melepaskan ego dan kuasa yang melingkupi semua eksponen yang terlibat.
Kementerian Kesehatan sebagai perpanjangan tangan Negara tentu tak boleh abai dengan polarisasi pemikiran yang ada, yang diharapkan justru tampil sebagai eksponen paling netral dan mengadvokasi gagasan-gagasan yang mengalir, meramunya menjadi sebuah keputusan yang benar-benar ilmiah dan partisipatif dan tidak terburu-buru.
Kita telah melewati fase ujian yang paling berat yaitu pandemi Covid-19.
Rasanya sebuah kebanggaan dokter dan tenaga kesehatan Indonesia yang telah berkorban tenaga, air mata bahkan tidak sedikit nyawa untuk melawan dan bertahan, bahkan dalam kondisi penuh keterbatasan.
Sejarah pandemi ini memberikan pesan bahwa persatuan dan kesatuan anak bangsa adalah jalan terbaik untuk mencari solusi permasalahan apapun yang dihadapi bangsa ini.
Dokter dan tenaga kesehatan di Indonesia telah membuktikan dedikasi dan nasionalismenya dalam perang melawan pandemi Covid-19.
Justru tugas yang lebih prioritas hari ini adalah bagaimana membangun optimisme pembangunan kesehatan, mengawal segala regulasi yang sudah ada.
Mendorong tranparansi semua pembiayaan kesehatan dari hulu ke hilir, dari pusat hingga kabupaten/kota, optimalisasi pemberdayaan kesehatan masyarakat lewat capaian program promosi kesehatan, dan adanya sinkronisasi visi kesehatan untuk semua lintas sektoral.
Akhirnya bahwa semua elemen anak bangsa perlu menyadari dan jujur kita memang bangsa yang kaya raya, alam kita terbentang luas darat dan lautan, para pendiri bangsa ini telah mewariskan sejarah perjuangan dengan nasionalisme yang tinggi, namun kita juga masih mewarisi mental para bandit, korupsi, utang luar negeri, saling sikut demi kekuasaan, bahkan cenderung demi kekuasaan itu.
Kita semua lupa masih ada masyarakat Indonesia yang tidak sekolah, hutan kita semakin hari semakin terancam, kita masih kekurangan dokter spesialis dan dokter gigi spesialis terutama di kawasan timur Indonesia, dan masih banyak lagi masalah di negeri ini.
Oleh karena itu siapkah kita berbenah?
Semoga!(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.