Hasil Survei, 90,4 Persen Mitra Pengemudi Grab di Makassar Merasa Diperhatikan Pihak Grab

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Grab Indonesia bekerjasama lembaga riset survei program solidaritas dan kesejahteraan sepanjang kuartal empat tahun 2022 terhadap loyalitas dari Mitra Pengemudi.

Survei ini melibatkan 1.000 Mitra Pengemudi GrabBike di 7 wilayah.

Antara lain, Makassar, Palembang, Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Medan.

Hasil temuan menunjukkan, Mitra Pengemudi memiliki loyalitas lebih tinggi berkat terlaksananya sembilan program utama.

Khusus Makassar, hasil survei menunjukkan, 90,4 persen responden merasa sangat diperhatikan oleh Grab sebagai Mitra Pengemudi dengan beragam program yang diselenggarakan. 

Secara nasional, 91,7 persen menyebut kecil kemungkinan mereka untuk pindah ke platform ojol lain.

83,4 persen mengaku mendapatkan perhatian yang besar dari perusahaan.

Country Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi, mengatakan, sebagai bagian dari keluarga besar Grab Indonesia, Mitra Pengemudi memiliki peran kunci dalam ekosistem platform.

"Sudah ewajiban kami untuk menyediakan program-program yang tidak saja dirasakan berguna oleh Mitra Pengemudi, tapi juga sebagai bentuk dukungan serta apresiasi kami terhadap para Mitra," katanya via rilis, Kamis (6/4/2023).

Menurut Neneng Goenadi, jarang persepsi positif yang sangat tinggi seperti ini dapat tercapai.

Karenanya, hasil temuan dari survei ini sangat menarik bagi Grab sebagai peneliti.

Terlebih, 64 persen responden hanya bergantung pada pemasukan sebagai Mitra Pengemudi sebagai sumber pendapatan utama.

85 persen responden merasa bangga menjadi Mitra Pengemudi Grab dan merekomendasikan Grab bagi mereka yang memiliki ketertarikan untuk jadi ojol.

Peneliti Utama Indikator, Kennedy Muslim mengatakan, efektivitas program Grab untuk Mitra Pengemudi juga berdampak sangat positif meningkatkan level kedekatan  identitasdan loyalitas kepada Grab yang kami dianalisa sebagai driver engagement.

"Aspek ini kemungkinan juga diperkuat dengan perbaikan dampak ekonomi yang dirasakan oleh 89,3 persen responden dan keleluasaan dalam mengatur waktu kerja yang diinginkan oleh 92,2 persen responden,” katanya.