Opini
Catatan Seruput Kopi di Hari Kopi Nasional: Nusantara, Syurga Pecinta Kopi
Produsen kopi dunia saat ini terbesar berasal dari begara asalnya di Brazil, Vietnam, Columbia dan Indonesia..
Oleh: Ariady Arsal
Dosen Sekolah Pasca Sarjana Unhas
TRIBUN-TIMUR.COM - Tak dipungkiri lagi kopi menjadi minuman penyegar yang paling dinikmati diberbagai belahan dunia.
Bahkan menjadi gaya hidup dengan karakter yang khas masing-masing. Kopi juga menjadi andalan penghasil devisa bagi negara produsennya, tak terkecuali Indonesia.
Produsen kopi dunia saat ini terbesar berasal dari begara asalnya di Brazil, Vietnam, Columbia dan Indonesia.
Pecinta kopi dunia menikmati dengan caranya masing-masing. Kota Helsinki Finlandia, menjadi penikmat kopi terbesar dengan rata-rata setiap warganya dalam sehari minum 5 cangkir kopi.
Lain halnya dengan penduduk kotaa Seattle, Washington, menjadikan minum kopi sebagai suatu seni khas, dan menghabiskan sekitar 40 USD (Rp 600 rb) per bulan untuk minum kopi.
Sementara warga Oslo, Norwegia menikmati khusus kopi hitam premium.Bagaimana dengan Indonesia? Ibarat Bhinneka Tunggal Ika, beraneka ragam penikmat kopi seperti dibelahan dunia tersebut semuanya ada dan tersebar di Nusantara.
Jenis Kopi Nusantara dan Karakter Pembedanya
Di Indonesia sangat banyak jenis kopi berdasarkan daerah asal dan kekhasan masing-masing. Dari ujung barat Sumatra kita mengenal kopi gayo aceh dengan rasa tidak pahit dan keasaman rendah serta memiliki sedikit rasa manis.
Ada juga kopi Mandailing yang memiliki rasa unik campuran rempah, bunga dan buah. Di Jawa dikenal kopi Java Preanger, atau Bali dengan Kopi Bali Kintamani, bahkan Kopi khas diujung timur Indonesia khususnya Kopi Wamena.
Di Sulsel sendiri memiliki berbagai kopi khas. Selama ini yang banyak dikenal hingga mendunia hanya kopi Toraja. Padahal beragam kopi yang semua nikmat. Ada kopi Kahaya, kopi Manipi,Kopi Topidi, Kopi Bisang Luwu dan kopi Kalosi.
Umumnya semua jenis kopi dengan kekhasan daerah terbagi atas dua jenis, Arabica dan Robusta dengan varian berdasarkan varietas yang juga banyak. Kopi Arabica lonjong dan serta halus, sementara robusta cenderung bulat dan padat.
Kopi Arabica memiliki kadar gula lebih tinggi sekitar 6-9 persen sehingga enak dijadikan sebagai kopi hitam, apalagi memiliki aroma yang wangi.
Berbeda dengan kopi robusta dwngan rasa netral, lebih pahit dan enak dimodifikasi. Hal ini juga disebabkan karena kandungan kafein robusta yang lebih tinggi dibanding Arabica.
Robusta lebih mudah tumbuh dari dataran rendah sekitar 100 m dpl hingga 700 m dpl hingga menjadi populasi yang lebih banyak dibandingkan Arabica yang hanya cocok didataran tinggi.
Anomali Digitalisasi di Tengah Rigiditas Birokrasi |
![]() |
---|
MBG dan Sekuritisasi Prematur: Ketika Anak Jadi Korban Legitimasi Politik |
![]() |
---|
KOKAM TANGGUH: Sinergi Strategis Menjaga dan Membangun Negeri |
![]() |
---|
Musabaqah Qiraatil Kutub International, Jejak Literasi dan Karakter Ilmu Pengetahuan |
![]() |
---|
Tepuk Sakinah: Gerakan Kecil yang Menyimpan Makna Besar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.