Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Banjir di Enrekang

Banjir Bandang di Desa Cemba Enrekang, 115 Hektare Sawah Rusak dan 11 Ekor Sapi Hanyut Terbawa Air

Banjir bandang di Kabupaten Enrekang tak hanya memutuskan infrastruktur jembatan. Tetapi juga merusak 115 hektare lahan pertanian milik warga.

Penulis: Erlan Saputra | Editor: Sukmawati Ibrahim
Erlan Saputra /Tribun Timur
Penampakan jembatan sepanjang 35 mater di Desa Cemba, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, ambruk akibat banjir bandang, Senin (27/2/2023).   

TRIBUN-TIMUR.COM, ENREKANG - Banjir bandang di Kabupaten Enrekang tak hanya memutuskan infrastruktur jembatan. Tetapi juga merusak 115 hektare lahan pertanian milik warga.

Sedikitnya 11 ekor sapi hanyut saat banjir bandang menerjang Desa Cemba, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.

Peristiwa itu berlantas sejak, Minggu (26/2/2023) sekitar Pukul 19.30 Wita.

Hal itu dibenarkan Kepala Desa Cemba, Jumadi saat ditemui di lokasi bencana, Senin (27/2/2023) pagi.

"Ada sekitar 11 sapi hanyut. Kemudian, 115 hektare lahan pertanian milik warga rusak berat. Petani terancam gagal panen," ujar Jumadi.

Jumadi menuturkan, banjir bandang terjadi karena curah hujan tinggi melanda wilayahnya sejak kemarin sore hingga malam.

"Barusan ada banjir seperti ini, karena debit air sampai dua meter di atas jembatan hingga meluap ke sejumlah rumah warga," tutur Jumadi.

Baca juga: Selain Banjir Bandang, Tanah Longsor Juga Terjadi di Desa Cemba Enrekang

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun kerugian material  masyarakat ditaksir melebihi angka miliaran rupiah.

"Jika dihitung keseluruhan, dari tanaman jagung dan sawah milik warga, kemungkinan miliaran kerugiannya. Ditambah irigasinya juga tersumbat akibat longsor," kata Jumadi.

Pelaksana Tugas (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Enrekang, Arsil Bagenda membenarkan peristiwa banjir bandang itu.

Mantan Kadis Pertanian Kabupaten Enrekang ini menuturkan, curah hujan tinggi jadi pemicu meluapnya sungai dan longsor di kawasan tersebut.

"Kami sudah ke lokasi tadi. Jadi banjir terjadi lantaran air sungai meluap hingga merusak jembatan dan mengikis bantaran sungai," tandas Arsil Bagenda.

Arsil Bagenda mengatakan, pihaknya baru mau mendatangkan alat berat untuk menormalkan kembali akses jalan yang tertimbun longsor.

"Belum ada alat berat masuk, karena sementara dipakai juga di tempat lain. Jadi mungkin besok atau lusa baru alat berat kami masuk," tutupnya.

Namun, saat ini kondisi jalan sudah bisa dilalui, walaupun hanya kendaraan roda dua. (*)

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved